x

Iklan

Alin FM

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 30 Maret 2020

Senin, 4 Mei 2020 11:34 WIB

Pendidikan Kunci Kualitas Perempuan


Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Alin FM, Praktisi Multimedia dan Penulis

Semua orang pasti sepakat jika pendidikan merupakan hal yang sangat asasi manusia. Dengan pendidikan, manusia menjadi bermartabat dan beradab termasuk perempuan.

Pendidikan bukan hanya berkaitan soal mengasah ilmu dan tingkat kecerdasan saja, namun juga memperhatikan kualitas kepribadian. Bagaimana menyelesaikan persoalan-persoalan kehidupan dengan ilmu yang dimilikinya. Intinya ialah dengan mengenyam pendidikan, tidak hanya mengutamakan tingkat kecerdasan semata, namun juga menanamkan aqidah yang benar dari diri seseorang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jika hanya mengunggulkan sisi kecerdasan tanpa memperhatikan hal yang lain, maka yang terjadi ialah rasa bangga diri sudah menempuh bangku sekolah dan rendahnya aspek kemanusiaan serta hanya berpikir mengejar karir semata.

Mengentaskan pendidikan bukan saja tercipta dari kesadaran perempuan tentang pendidikan tapi tugas negara untuk menyelenggarakan pendidikan dan fasilitas penunjang bagi perempuan. Negara turut andil dalam memberikan pendidikan berkualitas untuk perempuan. Apalagi peran perempuan sangatlah strategis dalam keluarga.

“Jika mendidik seorang laki-laki berarti telah mendidik seorang secara personal, tapi bila mendidik seorang perempuan berarti telah mendidik seluruh anggota keluarga.”

Perempuan jangan lagi mengalami ketertinggalan perihal pemikiran dan pengetahuan. Karena aspek pendidikan untuk perempuan sebagai educentre yang berpengaruh pada segala bidang, karena perempuan akan melahirkan dan mendidik generasi untuk terciptanya generasi yang gemilang pasti akan berpengaruh masa depan sebuah bangsa. Pendidikan bukan hanya milik milik laki-laki namun juga seluruh perempuan secara merata, itulah arti kesetaraan gender itu sendiri. Laki laki dan perempuan sama dalam mendapatkan pendidikan.

Perempuan memiliki peranan yang sangat penting dalam hal educentre, bahkan pendidikan pertama yang diberikan kepada anak ialah dari seorang perempuan yang melahirkannya. Ibu memiliki andil yang besar dalam melakukan pengembangan potensi anak. Bukan berati tugas mendidik hanya diberikan kepada ibu semata, ayah juga berpengaruh terhadap proses pendidikan anak, namun tidak seotentik seorang ibu. Karena ibu memiliki keterikatan batin yang kuat dengan anak.

Ada sebuah pepatah yang mengatakan jika perempuan cerdas akan melahirkan anak-anak yang cerdas pula. Hal tersebut dapat dimaknai bahwa pendidikan akan berpengaruh dalam pola pikir dalam berkeluarga, cara mendidika anak dan menerapkan prinsip-prinsip keadilan di keluarga.

Orangtua, khususnya Ibu merupakan guru pertama bagi anak. Peran seorang perempuan sangat penting bagi pendidikan. Karena anak yang terlahir dari perempuan yang terdidik dapat mencetak pemimpin yang baik di masa mendatang. Pendidikan tinggi yang dimiliki seorang perempuan menjadi educentre kunci sukses yang menandai kesabarannya dalam mengajari anak-anaknya menjadi lebih baik.

Perkembangan di era globalisasi ini sangat cepat, jika tidak diikuti dengan arahan ibu, maka anak-anak akan kehilangan arah dan panutan, sehingga ketika anak bingung atas pengambilan keputusan, maka peran ibu sebagai educentre menjadi penting dengan berbagai pengalaman hidupnya

Oleh karena itu, peran perempuan yang penting dan utama di era globalisasi itu perlu didukung dengan pendidikan tinggi, karena kecerdasan akal dan hati dari seorang perempuan sangatlah berarti demi masa depan suatu bangsa.

Kecerdasan perempuan yaitu ibu bisa membawa anak-anaknya untuk mengarahkan langkah mereka dalam pengambilan sebuah keputusan, seperti di era globalisasi saat ini dengan perkembangan informasi yang cepat. Seorang ibu juga harus memiliki sifat peduli dan kasih sayang serta harus mau belajar dari segala pengalaman hidup, baik belajar di perguruan tinggi maupun belajar di sekolah kehidupan.

Namun permasalahan yang dianggap paling berat untuk perempuan saat ini ialah pengakuan pendidikan untuk perempuan. Fakta di lapangan realitas, kita jumpai perempuan selalu dipandang sebelah mata. Menganggap pendidikan untuk perempuan tak akan diterapkan secara sempurna, hanya sebagai formalitas semata atau lebih parahnya jika pandangan bahwa pendidikan untuk perempuan seharusnya tak diberikan sama sekali. Karena ujung-ujung akan berkutat dengan 3UR (Kasur, Sumur,  Dapur). Menganggap institusi pernikahan akan menghilangkan pendidikan seorang perempuan. Tidak punya nilai ekonomi karena tidak menghasilkan uang atau penghasilan jika menjadi ibu rumah tangga biasa dan semakin terkungkung dalam penindasan.

Dalam kacamata kapitalisme, mengentaskan pendidikan perempuan diharapkan mampu mengurangi kemiskinan perempuan, mengurangi kesenjangan dan melindungi perekonomian. Yang sejatinya hanya untuk menjadi mesin ekonomi agar roda industri berputar. Tenaga dan pikiran perempuan diperas demi mengais remah-remah bongkahan batu permata dari meniti karir. Perempuan berpenghasilan sangat prestisius dibandingkan mendidik anak-anak di rumah. Tidak melihat kodrat perempuan sebagai istri dan madrasah pertama dan utama bagi anak-anaknya.

Pendidikan sekuler perempuan mulai dari awal di sekolah dasar hingga puncaknya di perguruan tinggi demi mencari pekerjaan dan penghidupan yang layak. Mayoritas umur, waktu dan harta perempuan, dihabiskan untuk menuntut ilmu dunia di bangku sekolah. Mengorbankan segala-galanya demi meraih dunia atas nama pendidikan.

Perguruan tinggi memang dijelaskan banyak teori, namun tidak semuanya memberikan solusi karena pengalaman hidup merupakan soko guru yang berarti untuk mencapai kesuksesan seorang perempuan sebagai seorang ibu.

Sudah tak asing lagi di telinga bahwa perempuan yang bahagia adalah perempuan yang bebas menentukan pilihan hidupnya. Aktualisasi diri dibawah bendera emansipasi perempuan menjadi sah bagi kaum feminis. Para Feminis merasa kemerdekaan perempuan dari kekangan normal-norma ketimuran dan agama adalah jalan keluar dari persoalan hidup yang mendera perempuan.

Kesetaraan gender bermula dari perempuan kerap kali diposisikan sebagai kaum yang lemah dan tidak memiliki peran penting baik dalam suatu kelompok masyarakat maupun keluarga. Perempuan hanya berkutat wilayah domestiknya yaitu di kasur, sumur, dan dapur disingkat 3UR. Maka para kaum feminis ingin memperjuangkan hak perempuan untuk keluar dari wilayah domestiknya itu.

Sehingga saat ini, aspek 3UR (kasur, sumur, dapur) ini sangat dihindari oleh banyak perempuan. Setiap disebut tiga kata ini, kesannya sangat rendah. Para istri yang hanya bisa mengurus sumur, dapur dan kasur benar-benar hanya perempuan penuh penderita. Bukan perempuan maju. Tidak modern dan ketinggalan zaman. Begitulah opini tersebar atas nama emansipasi perempuan.

Efek dari opini tersebut, para orangtua menjauhkan anak-anak perempuannya dari ketiganya. Dampaknya, saat anak perempuan telah memasuki rumah tangganya, dia tidak memiliki kemampuan mengurusi sumur dapur dan kasur. Sang istri itu hanya mampu mengurusi bukunya, pulpennya, laptopnya, seperangkat alat komunikasinya dan bersiap untuk keluar rumah. Urusan dapur dan sumur bisa diwakilkan pada asisten rumah tangga.

Terlepas dari hal tersebut, mau tidak mau kita harus menyadari bahwa di era modern. Perempuan harus menyadari pentingnya pendidikan. Perubahan besar tidak akan terjadi tanpa suatu langkah kecil yaitu merubah mainset.

Bukankah perempuan berpendidikan harusnya seperti filosofi padi "semakin berisi semakin merunduk". Filosofi untuk menjadikan kita tidak berjalan di muka bumi dengan pongah dan congkak seakan dunia ada di genggaman dan tidak menganggap rendah setiap orang termasuk suami dan anaknya sendiri.

Syari’at Islam terhadap kaum perempuan. Syari’at Islam kaffah yang dijadikan sebagai aturan kehidupan yang mencakup didalamnya aturan terhadap kaum perempuan, telah terbukti bahwa Islam sangatlah memuliakan perempuan baik sebagai anak, ibu, istri dan sebagai bagian dari masyarakat.

Saat menjadi anak, kelahiran anak perempuan merupakan sebuah kenikmatan agung, Islam memerintahkan untuk mendidiknya dan akan memberikan balasan yang besar sebagaimana dalam hadits riwayat `Uqbah bin ‘Amir bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya,

“Barangsiapa yang mempunyai tiga orang anak wanita lalu bersabar menghadapi mereka dan memberi mereka pakaian dari hasil usahanya maka mereka akan menjadi penolong baginya dari neraka.” (HR. Ibnu Majah: 3669, Bukhori dalam “Adabul Mufrod”: 76, dan Ahmad: 4/154 dengan sanad shahih, lihat “Ash-Shahihah: 294).

Ketika menjadi seorang ibu, seorang anak diwajibkan untuk berbakti kepadanya, berbuat baik kepadanya, dan dilarang menyakitinya. Bahkan perintah berbuat baik kepada ibu disebutkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebanyak tiga kali baru kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam sebutkan perintah untuk berbuat baik kepada ayah. Dari Abu Hurairah berkata,

“Datang seseorang kepada Rasulullah lalu bertanya, ‘Wahai Rasulullah, siapa yang paling berhak untuk menerima perbuatan baik dari saya?’ Rasulullah menjawab, ‘Ibumu,’ dia bertanya lagi, ‘Lalu siapa?’ Rasulullah menjawab, ‘Ibumu,’ dia bertanya lagi, ‘Lalu siapa?’ Rasulullah kembali menjawab, ‘Ibumu,’ lalu dia bertanya lagi, ‘Lalu siapa?’ Rasulullah menjawab, ‘Bapakmu.'” (HR. Bukhori: 5971, Muslim: 2548).

Begitu pun ketika menjadi seorang istri, Islam begitu memperhatikan hak-hak wanita sebagaimana disebutkan dalam surat An-Nisa’ ayat 19 yang artinya:

“…Dan pergaulilah mereka (para istri) dengan cara yang baik…”

Dan saat wanita menjadi kerabat atau orang lain pun Islam tetap memerintahkan untuk mengagungkan dan menghormatinya. Banyaknya pembahasan tentang wanita di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah menunjukkan kemuliaan mereka.

Inilah yang seharusnya kita perjuangkan, yaitu mengembalikan Islam dalam kehidupan. Dengannya mulialah para perempuan. Sebab Islam adalah syari’at manusiawi yang Allah SWT turunkan tak hanya sebagai rahmat bagi kaum perempuan namun juga untuk seluruh alam.

Wallaahua’lam bishoab

#perempuanmuliawithIslam

Ikuti tulisan menarik Alin FM lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler