x

Iklan

Dara Safira

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 23 Januari 2020

Rabu, 6 Mei 2020 14:42 WIB

Surat Terbuka untuk Seorang Pak Guru di Papua


Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Selamat pagi/siang/sore/malam, untuk pak Guru MS yang berada di Papua. Mohon maaf, pak, melalui tulisan ini mohon izin hanya menulis inisial nama bapak saja.

Mohon maaf juga, pak MS. Penulisan kata selamat dalam surat ini tidak panjang seperti surat bapak untuk Mendikbud Nadiem Makarim melalui akun Facebook.

Oya, semoga pak MS juga selalu sehat di Papua. Tetap aman dan selamat di tengah wabah virus Covid-19 yang mencekam. Semoga bapak selalu dilindungiNya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dan tak lupa juga, semoga pak MS terus semangat mengajar dari jarak jauh ke murid-muridnya. Meskipun dalam kondisi keterbatasan listrik, jaringan sinyal seluler, akses teknologi informasi dan lainnya seperti 'curhat' bapak.

Pertama, terima kasih atas dedikasi pak MS. Dalam situasi yang serba 'kekurangan dan terbatas' di wilayah bapak mengajar, namun tetap mengabdikan diri demi hak pendidikan dan kecerdasan anak-anak Papua.

Bahkan bukan baru setahun-dua tahun bapak mengajar dengan 'minimalnya' infrastruktur di sana. Sejak tahun 2013 bapak mengakui telah mengajar di wilayah bapak.

Melalui 'curhat' bapak dalam surat ke Mendikbud Nadiem Makarim, maka dapat diketahui apa yang harus dibenahi ke depan. Ternyata PR memperbaiki kemajuan pendidikan nasional masih banyak. Dengan segala kebutuhannya.

Cuma saja, pak MS, kenapa bapak tidak lengkap mencantumkan di sekolah mana mengajarnya? Di desa dan kecamatan mana? Kenapa hanya kabupaten bapak mengajar saja diungkap?

Padahal bapak sebagai Guru, alangkah baiknya jika memang bapak berprofesi sebagai Guru, juga memberitahukan letak sekolah bapak (sekaligus area tepatnya).

Siapa tahu Mendikbud Nadiem Makarim membaca surat bapak, lalu ingin segera menyelesaikan kendala kegiatan pendidikan di daerah pak MS.

Tapi kalau Mendikbud Nadiem Makarim tidak tahu di mana pak MS mengajar, di daerah mana, terus bagaimana ingin memetakan persoalan seperti 'curhat' bapak? Nanti malah tersasar lho Mendikbud Nadiem Makarim karena tidak punya alamat lengkap pak MS.

Jangan-jangan Mendikbud Nadiem Makarim malah datang ke daerah lain. Akhirnya masalah aktivitas belajar-mengajar di sekolah dan wilayah pak MS tidak selesai. Cuma gara-gara alasan Mendikbud Nadiem Makarim tersasar jalan.

Padahal pada paragraf lain dalam surat pak MS, bisa lho tersampaikan data rinci berapa banyak anak-anak sekolah dan Guru tidak bisa menerapkan belajar online akibat kendala infrastruktur.

Nah, kenapa giliran di mana sekolah bapak mengajar dan alamat lengkapnya bapak tidak cantumkan?

Oh ya, soal data anak-anak sekolah dan Guru tidak dapat melakukan belajar online, apa bapak hitung satu per satu? Kan di wilayah bapak semua yang menyangkut infrastruktur sangat terbatas. Masa iya bapak dapat datanya dari internet atau platform informasi digital lainnya.

Bapak benar-benar hebat. Sejak tahun 2013 terus mengajar di tengah kesulitan dan keterbatasan. Berarti sudah berapa ribu 'curhat' bapak sampaikan? Sudah berapa ratus surat bapak tulis? Apa jangan-jangan hanya ke Mendikbud Nadiem Makarim saja?

Tidak adil kalau begitu, pak MS. Kalau bapak cuma mengadu ke Mendikbud Nadiem Makarim. Seolah semua kendala bapak rasakan dan amati gara-gara Nadiem Makarim dipilih sebagai Mendikbud.

Padahal Mendikbud Nadiem Makarim baru  sekitar 7 bulan lho menjabat. Sedangkan pak MS sudah dari tahun 2013 sebagai Guru dan mengajar. Terus ada tanggapan dari yang dulu-dulu soal isi 'curhat' pak MS? Boleh dong berbagi juga informasinya.

Namun bukan berarti ini melimpahkan kesalahan ke masa lalu lho, pak MS. Bukan begitu maksudnya. Tetap optimislah kalau Mendikbud Nadiem Makarim bakal menyelesaikan satu per satu hambatan kegiatan pendidikan di Indonesia.

Cuma memang butuh waktu. Perlu proses bertahap. Apalagi Mendikbud Nadiem Makarim baru juga menjabat di tengah PR pendidikan yang seabrek.

Kita semua hanya perlu yakin Mendikbud Nadiem Makarim menuntaskan segala persoalan. Siapa tahu Mendikbud Nadiem Makarim sudah menyimpan surat pak MS di bawah bantalnya agar selalu diingatnya supaya segera dicari solusi.

Rasanya, sudah cukup ya tulisan ini, pak MS. Khawatir nanti bapak malah terganggu mengajar lagi gara-gara membaca tulisan ini.

Oya, dari nama bapak, sepertinya bukan asli dari Papua ya, pak? Kapan-kapan boleh dong pak MS menuliskan kisah kenapa bapak bisa ada di Papua. Minimal buat mengobati rasa penasaran, pak.

Salam hormat untuk pak MS.*

Ikuti tulisan menarik Dara Safira lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu