x

Iklan

Anto Adi

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 21 Mei 2020

Jumat, 22 Mei 2020 07:54 WIB

Efek Covid-19, SGD Diperkirakan Melemah ke Level 8.500-8.900 Rupiah


Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Efek pandemi virus corona alias Covid-19, tahun ini Singapura menghadapi resesi dan disebut terburuk dibanding tahun 1998. Akibat resesi tersebut,  lapangan pekerjaan di Singapura lenyap dan terjadi "ketidakpastian yang signifikan".

Hal itu disampaikan dalam laporan otoritas moneter Singapura  (MAS)  bertema tinjauan ekonomi setengah tahunan yang dirilis pada Selasa (28/4). Pertumbuhan ekonomi Singapura berpotensi menyusut sampai minus 4 persen. Singapura bergantung pada bagaimana pandemi Covid-19 berkembang dan respons kebijakan di seluruh dunia. "Ekonomi Singapura akan memasuki resesi tahun ini," kata MAS dalam laporan setebal 132 halaman itu.

Berikut kutipan laporan yang dikeluarkan oleh MAS :

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

 

Sementara "pada saat ini masih ada ketidakpastian yang signifikan atas parahnya penurunan” dan kapan langkah pemulihan dimulai serta bagaimana akhirnya.

Lembaga yang berfungsi sebagai Bank Sentral ini selanjutnya menulis bahwa penciutan ekonomi, "sebagian besar tergantung pada arah yang diambil oleh pandemi dan kemanjuran respons kebijakan di seluruh dunia.” Sebagai perbandingan, resesi terburuk Singapura sejauh ini adalah selama Krisis Keuangan Asia pada 1998, ketika ekonomi berkontraksi 2,2 persen.

Pertumbuhan ekonomi juga pernah anjlok ke angka 0,1 persen selama krisis keuangan global pada 2009, lalu menyusut sebanyak 1,1 persen selama krisis gelembung pada 2001.

Kebijakan lockdown ini awalnya akan berakhir pada 4 Mei, namun kini diperpanjang hingga 1 Juni. Pada tiga bulan pertama tahun ini, perekonomian menunjukkan kontraksi 2,2 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Menurut MAS, pengangguran cenderung meningkat dan upah turun menjadi faktor yang berkontribusi terhadap deflasi harga inti. Selanjutnya MAS mengatakan, masih belum jelas apakah Covid-19 bisa diredam secara global pada paruh kedua 2020.

Risiko gelombang infeksi berikutnya masih tetap tinggi, selama vaksin belum ditemukan. Namun MAS mengatakan, meskipun prospek suram, Singapura belum mengalami arus modal keluar yang signifikan Sampai saat ini, pemerintah telah meluncurkan tiga paket kebijakan senilai hampir 60 miliar dolar Singapura dalam periode sembilan minggu.

"Secara keseluruhan, dukungan tepat waktu dan terpadu dari kebijakan moneter, keuangan, fiskal dan regulasi akan meringankan biaya ekonomi pandemi," kata laporan setengah tahunan MAS.

Kebijakan-kebijakan itu "akan membantu mencegah guncangan temporer yang parah" dan krisis ekonomi yang lebih dalam dan lebih lama. Mengacu kepada data-data ekonomi yang terjadi di Kuartal I 2020, maka nilai tukar SGD diperkirakan terperosok di kisaran angka 8.000-8500 Rupiah per Singapore Dollar.

Ikuti tulisan menarik Anto Adi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler