x

corona

Iklan

Supartono JW

Pengamat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Kamis, 9 Juli 2020 12:48 WIB

WHO Akui Corona Menyebar Melalui Udara, Kasus di Indonesia Justru Meningkat

Kasus corona di Indonesia tambah meningkat, di saat WHO mengakui pendapat para pakar dari 32 negara menyatakan virus corona menyebar melalui udara. Sikap masyarakat yang tak lagi percaya dengan laporan data dari pemerintah dan terus hidup secara normal, akan semakin memicu penambahan corona di Indonesia tak terkendali lagi.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kasus corona di Indonesia tambah meningkat, di saat WHO mengakui pendapat para pakar dari 32 negara menyatakan virus corona menyebar melalui udara. Sikap masyarakat yang tak lagi percaya dengan laporan data dari pemerintah dan terus hidup secara normal, akan semakin memicu penambahan corona di Indonesia tak terkendali lagi.

Kendati penambahan kasus positif di Indonesia hari ini, Rabu (8/7/2020), adalah rekor tertinggi sejak corona menyambangi Indonesia, ternyata masyarakat tetap tenang-tenang saja bahkan terkesan cuek.

Dari beberapa komentar warga yang sempat saya tanya, mereka malah balik bertanya, apa itu datanya benar? Bukan rekayasa? Kan, selama ini rekayasa.

Atas kondisi ini, memang pemerintah wajib memiliki sikap dan tindakan yang lebih masif agar rakyat kembali naik kepercayaannya kepada pemerintah atas laporan kasus corona setiap hari dari Jubir Gugus Tugas Covid-19 Indonesia.

Terlebih, kini Organisasi Kesehatan Dunia, sudah mengakui bahwa penyebaran virus corona di antaranya melalui udara.

Sehingga, dengan semakin antipati dan skepatisnya masyarakat terhadap laporan kasus corona, bila ternyata penyebaran corona juga melalui udara, maka ini akan menjadi hal yang lebih berat dalam rangka membuat masyarakat lebih patuh dan disiplin terhadap protokol kesehatan yang telah ditetapkan.

Percuma, Jubir melaporkan penambahan kasus setiap hari, mau bertambah 1.853 seperti hari Rabu, 3 Juli 2020, atau hari berikutnya mau dilaporkan 2.000 atau 3.000 atau bahkan sampai 10 ribu, masyarakat sudah terlanjur kurang percaya dengan data "bohong" dari pemerintah.

Saat tanggal 2 Juli 2020, Jubir Covid-19 melaporkan penambahan kasus corona menjadi yang pertama tertinggi di Indonesia dengan jumlah 1.624, masyarakat juga tetap "cuek bebek".

Karenanya, meski Rabu, 8 Juli 2020 penambahan dilaporkan Achmad Yurianto menanjak menjadi 1.853, masyarakat kembali "cuek bebek jilid 2".

Menyoal kasus corona yang datanya dianggap tidak pernah benar dan tidak pernah valid,  masyarakat juga sudah mencium aroma bahwa wabah corona juga dijadikan kendaraan politik dan lahan anggaran baik bagi pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, seperti sudah pernah saya ulas dalam artikel sebelumnya.

Namun, bila terbukti bahwa virus corona benar-benar final, menular melalui udara, maka memanfaatkan corona sebagai kendaraan politik dan lahan mencari anggaran/pendapatan, maka harus benar-benar dipikirkan ulang.

Seperti sebelumnya juga sudah saya ulas, namun saat itu WHO belum memberikan respon atas pernyataan para pakar dari 32 negara menyoal virus menyebar melalui udara,  melansir dari Kompas.com (8/7/2020), kini WHO sudah mengakui adanya bukti bahwa virus corona dapat disebarkan oleh partikel-partikel kecil yang melayang di udara.

Nah, bila pada akhirnya bukti tersebut sepenuhnya terkonfirmasi, tentunya akan memengaruhi protokol kesehatan untuk ruangan tertutup.

Menurut ahli kimia dari University of Colorado, Jose Jimenez, mengatakan, pihaknya ingin sekali WHO mengonfirmasi bahwa virus corona dapat menular melalui partikel-partikel kecil yang melayang di udara.

"Ini jelas bukan serangan terhadap WHO, ini merupakan debat ilmiah. Tetapi, kami merasa harus mengumumkan kepada publik karena WHO menolak bukti ini," kata Jimenez, sebagaimana dilansir BBC, Selasa (7/7/2020).

Atas temuan ini, meski masih menunggu pembuktian akhir, WHO memang diharapkan lebih terbuka. Sebab, selama berbulan-bulan, WHO berkukuh bahwa Covid-19 ditularkan melalui droplet  atau cipratan dari orang yang batuk atau bersin.

Kini, 239 ilmuwan dari 32 negara mengatakan, ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa virus itu juga dapat menyebar di udara.Virus corona terdapat di dalam partikel yang jauh lebih kecil dari droplet yang melayang selama berjam-jam setelah orang berbicara atau bernapas.

Dan, pada akhirnya, WHO mengakui bukti tersebut baru-baru ini, lalu mengatakan bahwa protokol kesehatan untuk ruangan tertutup dan ramai mungkin akan diatur ulang. Karenanya, bukti itu harus dievaluasi secara menyeluruh, tetapi jika dikonfirmasi, pencegahan penyebaran virus mungkin harus diatur ulang.

Terkait dengan masyarakat Indonesia yang kini tidak percaya dengan data kasus corona dari pemerintah, lalu pemerintah pusat dan daerah ada yang "terbaca" oleh masyarakat justru "numpang dan memanfaatkan" corona, maka atas pengakuan WHO, meski masih ada proses pembuktian bahwa virus menyebar melalui udara, pemerintah tidak boleh lagi "main-main" dengan data corona dan masyarakat Indonesia juga lebih waspada dan disiplin dalam menjalani protokol kesehatan.

Dengan adanya bukti virus menyebar melalui udara, maka protokol kesehatan tentu akan ada penyesuaian dan paradigma baru dari WHO.

Apakah nantinya akan cukup dengan menggunakan masker, jaga jarak, dan cuci tangan?

Perlu masyarakat pahami, dan tidak melihat kasus corona di Idonesia yang datanya tak valid, data kasus corona di negara lain, meski sudah ada protokol kesehatan, ada lockdown, dan lainnya, nyatanya kasus corona hingga kini juga terus bertambah sebelum ada temuan, penyebaran virus melalui udara.

Artinya, selama ini protokol kesehatan yang diterapkan di seluruh negara berdasarkan rujukan WHO memang tak "mempan" karena virus ternyata menyebar lewat udara.

Apakah setelah pernyataan para pakar dari 32 negara dan pengakuan WHO bahwa virus corona menyebar melalui udara, masyarakat Indonesia akan tetap abai, antipati, dan skeptis?

Untuk itu, mungkin yang benar bagi masyarakat, percayalah atas rujukan para pakar, jangan abai, dan jangan hidup terlalu normal, karena virus corona masih terus menyebar, dan melalui udara.

Semoga, para pakar dari 32 negara, juga benar-benar bekerja untuk keselamatan warga dunia, bukan ditumpangi oleh kepentingan-kepentingan demi mencari keuntungan melalui kendaraan virus corona.


Ikuti tulisan menarik Supartono JW lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler