Akar Rumput Menjerit
Selasa, 21 Juli 2020 10:04 WIB![img-content](https://webtorial.tempo.co/mulyana/indonesiana/desktop/assets/image/ads/adsartikel.png)
sebuah puisi untuk mereka yang mulai tuli akan jeritan jeritan akar rumput yang semakkin tercekik. SELAMAT MENJADI KRITIS.
aku tau awan yang bergelayut di atas itu sedang menertawaiku
yang mencoba lantang dengan pita suara hampir putus menggonggongi si tuli
aku tau derit becak yang di kayuh oleh sang penarik terselip berjuta doa dan pengharapan
untuk mereka yang setia menunggu pencerahan tapi di gelapkan oleh mereka
yang serakah dan tamak.
Aspal aspal itu seakan angkuh menopang berjuta kendaraan, padahal iya rapuh
karena iya dibuat dari uang hasil memeras rakyat oleh preman berpendidikan
mengatas namakan wakil rakyat
yang tidak aku tahu kapan mereka preman berpendidikan mendapat hidayah
untuk bertaubat dan berpihak pada akar rumput yang nyaris mati tak tersiram
![img-content](https://img.tempo.co/indonesiana/images/profile-default.jpg)
Penulis Indonesiana
0 Pengikut
![img-content](https://img.tempo.co/indonesiana/images/all/2020/08/27/f202008271154145.jpg)
Banyak Mimpi Mereka Berhenti Sebatas Angan karena Himpitan Ekonomi
Rabu, 2 September 2020 08:10 WIBHewan Pemakan Negeri
Senin, 27 Juli 2020 14:38 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler