Banyak Mimpi Mereka Berhenti Sebatas Angan karena Himpitan Ekonomi
Rabu, 2 September 2020 08:10 WIB![img-content](https://img.tempo.co/indonesiana/images/all/2020/08/27/f202008271154145.jpg)
![img-content](https://webtorial.tempo.co/mulyana/indonesiana/desktop/assets/image/ads/adsartikel.png)
puisi ini saya dedekasikan untuk mereka yang bermimpi merubah nasib tapi hanya sebatas mimpi
Perawakan kurus dimakan waktu punggung yang kuat setiap hari di bebani beban kehidupan matanya sayu kurang tidur karena pada dirinya malam telah dirampok oleh tuntutan dunia maka malam tak pernah datang pada dirinya
aspal yang becek dari airgorong yang meluap adalaha air pembasuh yang gatal tidak membersihkan
harapan sedikit demi sedikit memudar kawan hanya di anggap beban hidup yang akan datang untuk meminjam uang
siang itu di bawah gerobak iya berkhayal menjadi seorang mentri iya berkhyal menjadi mentri yang bengis yang menghamba pada kekuasaan dan uang, mungkin itu alasan kekuasaan dan uang tidak datang kepadanya.
![img-content](https://img.tempo.co/indonesiana/images/profile-default.jpg)
Penulis Indonesiana
0 Pengikut
![img-content](https://img.tempo.co/indonesiana/images/all/2020/08/27/f202008271154145.jpg)
Banyak Mimpi Mereka Berhenti Sebatas Angan karena Himpitan Ekonomi
Rabu, 2 September 2020 08:10 WIBHewan Pemakan Negeri
Senin, 27 Juli 2020 14:38 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler