x

Erick

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Jumat, 24 Juli 2020 12:55 WIB

Panggung Baru untuk Erick Thohir

Jabatan Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional merupakan momen dan kesempatan bagi Erick Thohir. Panggung baru ini dapat membuka jalan bagi Erick untuk menuju apa yang sekarang masih menjadi isu di balik layar tapi sudah beredar, yaitu tentang kemungkinan Erick maju ke gelanggang pemilihan presiden 2024.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Setelah dinilai sukses menjadi ketua tim kampanye nasional pasangan capres Jokowi-Ma’ruf Amin dalam perhelatan pemilihan presiden 2019, karir politik Erick Thohir terus menanjak. Sebagai Presiden terpilih, Jokowi menunjuk Erick sebagai Menteri BUMN—salah satu pos vital karena mengurus ratusan BUMN. Erick memiliki kewenangan besar untuk merombak perusahaan, mencopot komisaris dan direksi, serta menempatkan penggantinya. Majalah Tempo edisi minggu ini mengulas bagaimana sepak terjang Erick sebagai menteri maupun orang-orang dekatnya, serta bagaimana ia menghadapi permintaan banyak pihak untuk bisa memperoleh jabatan di perusahaan negara.

Karena berurusan dengan banyak BUMN, sepak terjangnya dalam pantauan media—khususnya ketika ia mengganti direksi dan komisaris. Garuda Indonesia menjadi salah satu  BUMN yang kembali menarik perhatian publik ketika Erick bersama Menkeu Sri Mulyani memamerkan moge selundupan dirut Garuda. Media memberitakan besar-besaran, meskipun sayangnya hingga kini belum jelas bagaimana kelanjutan kasus itu kecuali bahwa dirut Garuda dicopot.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kini, Erick kembali dipercaya oleh Jokowi untuk menjadi Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional. Lembaga ad hoc ini dibentuk dengan alasan ingin menyelaraskan penanganan pandemi Covid-19 dan memulihkan perekonomian nasional. Satgas Covid-19 yang dipimpin Letjen Doni Monardo dilebur ke dalam lembaga baru ini. Di dalam Komite ini terdapat pula Satgas Pemulihan Ekonomi Nasional yang dipimpin Budi Gunadi Sadikin, Wakil Menteri BUMN.

Di Komite ini, Erick tidak ubahnya CEO yang menjalankan perusahaan sehari-hari, sedangkan di atasnya duduk para komisaris yang terdiri dari tiga menko dan tiga menteri, dengan Menko Perekonomian Airlangga Hatarto sebagai Ketua Komite, layaknya komisaris utama. Entah mengapa Presiden Jokowi tidak memimpin langsung dua isu itu, penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi, dan merasa perlu membentuk lembaga ad hoc. Kehadiran lembaga ad hoc baru ini menandakan bahwa sinergi antar kementerian tidak mampu berjalan optimal. Kelemahan kepemimpinan pada kementerian semestinya dijawab dengan mengganti orang, dan bukan dengan membentuk lembaga baru.

Penunjukan Erick sebagai Ketua Pelaksana Komite merupakan bentuk kepercayaan Jokowi kepada anak buahnya ini. Dibandingkan dengan para menteri dan menko yang duduk seakan-akan sebagai ‘komisaris’, kerja Erick akan lebih konkret dan ‘dilihat banyak orang’ sebab mungkin ia akan lebih banyak turun ke lapangan dan bertemu banyak orang ketimbang hanyak duduk di belakang meja.

Posisi baru ini akan menjadi peluang bagi Erick untuk menunjukkan kinerjanya secara lebih konkret. Meskipun ia mengganti banyak orang di BUMN, betapapun hasil kerja para pengganti yang dipilih Erick masih ditunggu apakah akan memenuhi harapan Presiden maupun rakyat ataukah akan sama saja—hanya ganti personel dengan kinerja perusahaan yang tidak beranjak dari posisi lama. Laporan utama Majalah Tempo minggu ini [18 Juli 2020 dengan judul sampul ‘Bancakan Jatah BUMN’] mengungkapkan bagaimana posisi BUMN di hadapan partai-partai yang berebut menempatkan orangnya di dalam perusahaan negara.

Namun, secara individual, inilah kesempatan baik bagi Erick untuk memperlihatkan kemampuannya. Lembaga baru ini dapat diibaratkan panggung baru Erick setelah BUMN yang hasilnya masih harus ditunggu. Apabila tugas tambahan yang ia emban ini mampu ia jalankan dengan baik, Erick akan memperoleh credit point yang penting bagi karir politik berikutnya. Jabatan baru ini penting, sebab masyarakat akan melihat apakah Erick mampu mengemban tugas-tugas yang lebih besar. Bagi Erick, karena itu, ini merupakan momen dan peluang. Saya rasa, Erick menyadari situasi ini.

Meskipun menjadi Ketua Pelaksana Komite mungkin bukan tujuan Erick, tetapi ini merupakan momen dan kesempatan baginya. Panggung baru ini dapat membuka jalan bagi Erick untuk menuju apa yang sekarang masih menjadi isu di balik layar tapi sudah beredar, yaitu tentang kemungkinan Erick maju ke gelanggang pemilihan presiden 2024. Majalah Tempo edisi minggu ini menulis bahwa Erick Thohir mulai masuk bursa calon presiden—lihat tulisan ‘Senyum Menteri di Kardus Sembako’. Karena itu, panggung baru Erick ini menjadi ajang pembuktian apakah ia memiliki kapasitas dan kemampuan yang membuatnya layak untuk menapaki jenjang yang lebih tinggi. >>

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler