x

Majalah 1000 guru

Iklan

Bunk Ham94 Bunk Ham94

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 29 Juni 2020

Jumat, 31 Juli 2020 11:38 WIB

Masa Peradaban Sains dan Ekonomi

Sekarang manusia berada dalam keadaan, dan tahapan transisi dan evolusi. Proses pasar semakin naik, biaya hidup semakin tinggi. Pertukaran nilai tiap hari juga semakin meningkat. Kian menunjukkan angka kebutuhan manusia cepat bergerak. Dan menjulang tinggi. Ini yang memang terus terang, saya katakan. Kita berada dalam revolusi pasar. Sebab, industri, dan sistem mekanisme pasar itu di atur, dan di tata oleh negara sedemikian rupa. Tanpa harus mempertimbangkan kebutuhan, dan biaya hidup manusia.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kalau saya analisa, dan telusuri baik-baik, setiap fase pertumbuhan dan perkembangan manusia, dunia selalu dikabuti dan ditutupi oleh pasar dan manusia. Terlepas dari kebutuhan juga biaya produksi dan nilai kerja yang memang kita tidak bisa kesampingkan.

 

Sekarang manusia berada dalam keadaan dan tahapan transisi dan evolusi. Proses pasar semakin naik, biaya hidup semakin tinggi. Pertukaran nilai tiap hari juga semakin meningkat, kian menunjukkan angka kebutuhan manusia cepat bergerak. Dan menjulang tinggi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Ini yang memang terus terang, saya katakan, kita berada dalam revolusi pasar. Sebab, industri, dan sistem mekanisme pasar itu diatur dan ditata oleh negara sedemikian rupa, tanpa harus mempertimbangkan kebutuhan dan biaya hidup manusia. Orang miskin tetap miskin, dan orang kaya tetap kaya. Karena misteri pasar bukan bergantung pada nilai guna dan manfaat tetapi nilai kualitas.

 

Seorang distributor saja, kalau produk pemasaran berbobot, maka standar kualitas yang diukur "nilai barang". Sebab mereka tahu ketentuan harga itu harus berdasarkan rupiah, bukan makna, nilai, beserta kegunaannya. Sama seperti konglomerat, dan pengusaha-pengusaha asing, mereka tujuan, tidak hanya lain, melainkan meraut keuntungan secara besar-besaran.

 

Coba kita bandingkan, mana yang lebih mahal barang di mall-mall, atau di pasar-pasar lokal biasa? Dan bagaimana sistem, dan hukum pasar-pasar mereka bila di setiap aset pembangunan, dan nilai barang dikelola oleh negara, dan pengusaha, serta pebisnis-pebisnis berkelas papan atas. Apa yang memang terjadi?

 

Sungguh memang, tidak bisa kita rundingkan. Bila sekelas pedang ditahan dengan pisau. Bagi saya hal demikian itu sungguh tidak masuk akal. Karena proses kecanggihan IT, dan teknologi modern manusia mampu bersaing dan berfikir maju. Dengan di dorong oleh segala keilmuan, mereka telah masuk pada tahap peradaban, sains, dan juga kemajuan ekonomi.

 

Industri raksasa di Eropa, raja minyak di Timur Tengah, negara berkembang di Indonesia, dan negara maju di Jepang itu, memutar ekonomi dunia bersaing sekelas bajai. Tiap-tiap negara, berusaha, dan berupaya menarik perhatian dunia. Dengan melalui riset, kemajuan sains, dan  kecanggihan teknologi, juga pertahanan militer.

 

Bagi mereka, negara yang masuk pada kompetisi, dialah yang mampu bertahan dan berperang. Sekarang bukan meriam, pedang, perisai, atau pun senjata nuklir yang difungsikan sebagai pemusnahan dan pembungkaman, nNamun senjata ide, pikiran, berbasis biologis.

 

Contohnya proxi war itu, seharusnya lawan ideology war bukan weapon war. Karena senjata nuklir sudah digantikan oleh peluru biologis. Lebih jelasnya lagi, saya katakan, ini jaman perang sains dan kemajuan teknologi. Bukan senjata bambu runcing.

 

Kita, kalau masih membaca saja, tanpa bertindak, maka akan ketinggalan zaman. Sebab konsep kemajuan, "You have gatta to move on. Keep moving forward," ujar Merry Riana. Kamu harus bergerak, dan berfikir maju. Termasuk dalam soal sains, ekonomi, dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).

 

Jangan terlalu fakir menerima perubahan, tanpa dengan kemajuan. Lebih-lebih kita menolak industri, tanpa harus memeriksa kebijakan. Jumlah pasar itu tergantung pada kemajuan sains, dan peradaban manusia. Jika kita mampu menghitung; berapa input, dan output jumlah data, dan aset pendapatan pasar. Maka kita bisa menguasai dunia, dan kelas ekonomi.

 

Untuk sampai pada level medium, dan pre-medium saja, dunia pasar, cukup melatih, membimbing, dan mengorganisir perangkat perusahaan. Sebab dengan metode training effect. Mereka akan di atih, dan dididik dengan baik. Supaya produk dan sistem perangkat pasar berjalan sesuai dengan terencana.

 

Apalagi, tip-tip setiap perusahaan dan pembangunan pasar sekarang sudah memiliki SOP (Sistem Operasional Prosedur) masing-masing. Jadi seluruh jumlah karyawan tidak bisa bekerja senonoh dan semaunya.

 

Mereka harus bekerja, dan bersikap sesuai dengan prosedur perusahaan dan pembangunan. Tidak boleh pembangkang, apalagi melawan. Artinya apa yang menjadi ketentuan dan pernyataan perusahaan harus diterima, dan dijalankan dengan baik. Meskipun baik-buruknya suatu perusahaan, mereka harus menerima sangsi dan kenyataan.

 

Contohnya saja, kenapa demonstrasi serikat buruh menolak keras UU Omnibus Law, kalau bukan atas karena kebebasan pasar? Tanpa harus mempertimbangkan masalah pertentangan, dan konflik perbedaan. Tidak cukup sampai disitu. RUU HIP juga (Haluan Ideologi Pancasila) dibikin kacau oleh negara.

 

Mereka yang biang keroknya anti komunis, justru membuat kegaduhan berbalik arah. Negara rusak, bangsa kacau, dan ideologi berselisih. Kian lama semakin mereka ingin menghalalkan segala cara. Dengan tanpa batasan. Mereka tidak segan-segan mengusir tuan dengan melayani budak.

 

Tidak ada yang kaprah dengan seorang musisi, Iwan fals, sang legendaris mengatakan. "Kita hidup di negeri budak dengan tuan tanah sendiri daripada orang asing". Lebih mengedepankan manusia asing ketimbang anak kandung sendiri. Kita tidak akan tahu, bagaimana persoalan kedepan, ketika semua kekayaan. Diperjualbelikan dengan investasi tanaman jasa.

 

Hukum ekonomi kita tidak bisa menolak sains. Dan begitu pula dengan hukum pasar tidak boleh membatasi nilai dan kecanggihan IT. Sebab pasar dunia. Sudah di design secara global, dan multilateral.

Ikuti tulisan menarik Bunk Ham94 Bunk Ham94 lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu