x

Ilustrasi remaja galau. Pxhere.com

Iklan

Anugrah Alqadri HTN B

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 3 Oktober 2020

Minggu, 4 Oktober 2020 15:30 WIB

Transisi Kehidupan di Umur Kita yang ke-20

Di usia 20 mungkin kita kaget bahwa semuanya terasa asing. Dan kehidupan terasa lebih berat dari pada masa sebelumnya. Di usia 20 mungkin kita selalu bertanya: Masa depan saya seperti apa ya , kok saya malas bergabung dengan teman-teman jika kegiatannya tidak produktif, kok saya gampang bersedih ya? Dan beberapa pertanyaan lainnya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

hahahahah

Transisi merupakan perpindahan dari satu fase ke fase yang lain. Seperti kita ketahui masa itu dimulai ketika kita terlahir sampai meniggalkan dunia ini. Masa tersebut diklasifikasi dari bayi, anak anak, remaja, dan dewasa selama mengarungi bahtera kehidupan. Itu terlaksana berdasarkan sunnatullah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Siring hal itu sSemakin bertahap pula persoalan yang kita hadap. Contoh: Ketika bayi masalah yang kita hadapi adalah bagaimana agar bisa berjalan. Ketika anak-anak masalah itu adalah bagaimana bermain yang efektif. Kemudian naik lagi ke tahap remaja, masalah umum yang kita hadapi adalah persoalan emosional.

Lalu di tahap puncak (dewasa), yang kita hadapi adalah bagaimana menjawab seluruh tantangan kehidupan yang lebih kompleks. Seperti pepatah "makin tinggi pohon kelapa maka makin kencang pula terpaan angin yang di hadapi". 

Masa transisi dari bayi ke anak-anak juga bisa disebut sebagai masa yang sepenuhnya diiringi/ ditemani oleh orang tua. Sehingga transisi tersebut masih sangat meyenangkan. Lalu hal itu bagaikan langit dan bumi ketika kita membandingkan transisi dari remaja menuju dewasa. Masa tersebut bagi saya di mulai ketika kita menginjak umur 20 tahun.

Usia 20 tahun kita sudah punya beberapa pengetahuan atau bahkan pengalaman menghadapi persoalan hidup. Tapi sering kali tidak digunakan. Kita selalu hidup dengan bayang-bayang masa remaja yang sangat menyenangkan dari nyaman. Kita enggan untuk maju menghadapi terpaan persoalan hidup.

Kita selalu berfikir untuk lari saja dari persoalan. Kita lupa bahwa lari dari persoalan adalah sebuah metode pecundang. Langkah pendewasaan itu lahir ketika kita mau menghadapi masalah dan mampu menyelesaikan masalah. 

Kita seakan lupa bahwa yang menemani kita di masa transisi dari bayi menuju anak-anak, lalu menuju ramaja, yakni orang tua, tidak selamanya bisa menghadapi persoalan menyeluruh. Sebab konsep masalah selalu berubah searah perkembangan dunia. Itu artinya dunia orang tua kita dulu berbeda dengan dunia kita sekarang. Belum lagi mereka juga mungkin lelah untuk selalu mengajari kita. Namun saya juga tidak menganjurkan untuk tidak meminta tanggapan mereka.

Di usia 20 tahun itu, mungkin kita kaget jika bisa berfikir secara mendalam, bahwa semuanya terasa asing. Dan kehidupan juga lebih berat dari pada masa masa itu sebelumnya. Di usia 20 tahun mungkin kita selalu bertanya: Masa depan saya seperti apa ya nantinya, kok saya malas bergabung dengan teman teman jika kegiatannya tidak produktif atau bermanfaat, kok saya gampang bersedih ya? Dan beberapa pertanyaan lainnya.

Mungkin itu karunia Allah SWT yang memberikan isyarat bahwa kita sedang menempuh sebuah masa transisi menuju kedewasaan. Perkembangan dari bayi hingga dewasa adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari. Suka atau tidak suka pasti transisi itu akan terus berjalan dalam setiap siklus manusia. 

Hal yang perlu ditanamkan dalam hati adalah sebuah kesadaran bahwa di usia ke-20 akan mengantarkanku menuju gerbang yang disebut dewasa. Di masa sebelumnya kita semua mengambil tindakan dalam kehidupan berdasar seenak hati. Namun di masa dewasa nanti prinsip itu sudah tidak pantas lagi diterapkan. Sebab ada beberapa keputusan harus diambil walaupun kondisi hati tidak terbiasa akan hal itu.

Contoh, dulu di masa anak-anak ataupun remaja ketika selesai makan maka piring disimpan begitu saja. Hal itu tidak bisa kita terapkan lagi di masa dewasa nanti. Kita bisa mengambil langkah yang lebih berkembang  dengan mencuci piring sendiri. Ya, walaupun dalam hati kita tidak terbiasa dalam hal itu. 

Masa transisi tersebut adalah sebuah anugrah Allah SWT. Dialah yang menciptakan segala siklus kehidupan di dunia ini, maka sudah sebuah kewajiban jika kita berpegang teguh kepada Allah SWT. Dia yang memberikan petunjuk lewat Alquran dan Hadits. Segala persoalan kehidupan kiranya selalu dicarikan solusinya kepada dua hal itu. 

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh 

*) untuk keluarga, teman-teman HTN B 2019, teman-teman angkatan SDN 07 LASSANG LASSANG untuk kelas HTN B 2019, G - FOUND, teman teman angkatan SMPN 1 ARUNGKEKE

 

Ikuti tulisan menarik Anugrah Alqadri HTN B lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler