x

Pantai Teleng Ria, Pacitan. Foto: Tulus Wijanarko

Iklan

Rifqi Achmad

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 14 Oktober 2020

Kamis, 15 Oktober 2020 14:17 WIB

Pemanfaatan Pembangunan Wilayah Pesisir Untuk Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Sekitar

artikel ini ditulis dengan opini dengan riset yang tidak mendalam, apabila ada kesalahan data didalamnya itu semata mata bukan karena hal yang disengaja.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan terbesar di dunia. Luas wilayah Indonesia mencapai 1,9 juta Km2 terbentang dari Sabang sampai Merauke. Adapun negara yang juga merupakan negara kepulauan diantaranya Papua Nugini, Filipina, Jepang, dan lainnya. Namun, luas negara kepulauan tersebut tidak sebesar luasnya Indonesia. Menurut data, pada tahun 2018 jumlah pulau di Indonesia sebanyak 16.056 yang mana jumlah pulau berpenghuninya hanya sekitar 7000 pulau. Jumlah ini berkurang 1.448 pulau dari tahun sebelumnya berjumlah 17.504 pulau. Dengan memiliki 16.056 pulau tersebut, Badan Informasi Geospasial menyebutkan, total Panjang garis pantai Indonesia adalah 99.093 Kilometer. Angka tersebut melebihi Panjang yang diumumkan PBB pada tahun 2008 sepanjang 95.181 kilometer.

Dengan luasnya hamparan laut yang ada di Indonesia, membuat potensi sumber daya alam di wilayah pesisir Indonesia sangatlah besar. Kegiatan utama dari besarnya potensi yang kita miliki disini adalah kekayaan hayati dan hewani yang dapat dieksploitasi semaksimal mungkin dengan bertanggung jawab. Visi poros maritim yang pertama kali didengungkan pada 2014 atau setelah Joko Widodo dilantik sebagai Presiden RI untuk periode pertama, masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Visi tersebut menjadikan penataan ruang laut sebagai arah kebijakan perikanan secara nasional. Visi tersebut menjadikan nelayan sebagai garda terdepan untuk pengembangan kawasan pesisir di bawah pemerintahan Presiden RI Joko Widodo. Namun, selama lima tahun terakhir, ada banyak kasus perampasan ruang hidup yang berulang kali terjadi di banyak daerah. Kondisi itu, memaksa lebih dari delapan juta rumah tangga perikanan (RTP) harus berhadapan dengan ekspansi investasi yang terus masuk ke wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.

Telah kita ketahui bersama, selain sumber daya alam yang melimpah yang bisa kita nikmati di negara khatulistiwa ini, pemanfaatan keindahan alam yang dimiliki dapat menjadi sumber pemasukan bagi negara yaitu dengan menjadikan destinasi wisata alam bagi semua kalangan terutama untuk destinasi wisata daerah pesisir. Sudah bukan menjadi rahasia lagi, Bali sebagai salah satu pulau di Indonesia sudah menjadi destinasi paling populer di seluruh dunia untuk masalah keindahan alam. Tidak jarang wisatawan menghabiskan waktu dan biaya yang tidak sedikit untuk sekedar melepas penat dari aktivitas sehari hari di Bali.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain Bali, terdapat pula destinasi wisata pesisir yang wajib dikunjungi di Indonesia. Destinasi tersebut diantaranya Kepulauan Raja Ampat, Labuan Bajo, Kepulauan Belitung, Taman Laut Bunaken, Pulau Weh, Wakatobi, Kepulauan Mentawai, Kepulauan Derawan, dan masih banyak lagi. Bukan nominal yang sedikit yang harus kita keluarkan untuk menikmati alam di sana, namun semua terasa sepadan ketika kita telah mengetahui secara langsung bagaiman indah dan terawatnya destinasi wisata yang sudah menjadi destinasi wisata popular di dunia tersebut. Tidak ada habisnya, destinasi wisata tersebut selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan local maupun wisatawan mancanegara.

Jangan heran, bukan hal yang menakjubkan bagi Indonesia untuk menarik pengunjung dari manca negara untuk menambah devisa negara. Indonesia telah memiliki modal yang cukup besar untuk menarik wisatawan local maupun asing. Namun tidak semua daerah di Indonesia berhasil melakukannya. Memang bukanlah hal yang sulit untuk memulai menarik wisatawan karena kita telah memiliki modal yang besar, akan tetapi yang tersulit adalah menjaga dan mengembangkan potensi yang telah ada di Ibu Pertiwi. Bukan hanya mengembangkan potensi yang dimiliki, namun terkadang kita tidak menyadari bahwa daerah kita memiliki potensi yang amat sangat besar untuk dijadikan destinasi wisata yang bisa membantu menambah devisa negara.

Tidak perlu jauh jauh, di Pulau Jawa saja yang merupakan salah satu pulau terbesar di Indonesia dan pulau dengan kepadatan penduduk tertinggi di Indonesia, masih ada daerah yang masih belum memaksimalkan potensi yang dimiliki, bahkan tak jarang ada potensi yang benar benar belum diketahui yang sebenarnya apabila dimanfaatkan, bisa menjadi “ladang emas” bagi penduduk sekitarnya. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, Pulau Jawa adalah pulau dengan kepadatan penduduk tertinggi di Indonesia yang penduduknya banyak memiliki profesi yang diharuskan untuk selalu datang ke kantor atau berkutat di jalan raya. Padahal jika dilihat dari segi bisnis, dengan kondisi seperti itu apabila daerah daerah yang sudah memiliki potensi dan mau untuk memanfaatkannya, hal tersebut bisa mendatangkan rezeki bagi masyarakatnya, karena pasti masyarakat sekitar akan mencari destinasi wisata untuk melepas penat. Untuk destinasi yang sudah disebutkan sebelumnya, tidak semua orang bisa mendatanginya karena biaya untuk menuju kesana cukup mahal.

Ambil satu contoh pemanfaatan potensi yang cukup baik yaitu dari Kabupaten Malang. Sudah kita ketahui bersama bahwasannya di Kawasan Kabupaten Malang bagian selatan terdapat banyak sekali pantai yang berjejer di sana. Dimulai dari masyarakat, pengembangan potensi pesisir Kabupaten Malang selatan yang dulu hanya dibangun dengan fasilitas penunjang pariwisata seadanya, kini deretan pantai di Malang selatan telah didukung oleh fasilitas penunjang pariwisata yang sudah didukung sepenuhnya oleh pemerintah setempat. Pemanfaatan potensi alam pesisir yang dimiliki dimulai dengan kabar dari mulut kemulut, yang sekarang sudah diketahui banyak orang terutama di Jawa Timur. Peran utama masyarakat sekitar akan sadarnya potensi pesisir yang mereka miliki amatlah penting. Tidak kalah penting kemudian, akses menuju lokasi, promosi lokasi juga sangat berpengaruh terhadap berkembangnya wilayah pesisir Malang selatan yang dijadikan destinasi wisata. Dimulai dari jalan desa dengan aspal seadanya melewati perbukitan  gelap yang digunakan hanya untuk akses antar desa, sekarang telah dibuka akses jalan baru untuk menuju deretan pantai yang lebih lebar, terang, dan bagus untuk menjamin kenyamanan dan keselamatan wisatawan.

Tidak jauh dari Kabupaten Malang, Kabupaten Sidoarjo. Kota delta yang berbatasan langsung dengan Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik. Tak heran, kemiripan karakteristik potensi yang dimiliki Kabupaten Sidoarjo dengan Kota Surabaya maupun Kabuptaen Gresik. Sama seperti Kabupaten Gresik, Sidoarjo juga menjadi wilayah yang memiliki potensi penghasil ikan bandeng yang cukup besar. Bahkan, bandeng dijadikan logo kabupaten Sidoarjo yang digandengkan dengan udang. Kondisi topografis Kabupaten Sidoarjo berbentuk daratan rendah yang mayoritas disisi timurnya dipenuhi dengan tambak. Selain itu, diujung paling timur Sidoarjo, berbatasan langsung dengan Selat Madura.

Letak geografis Sidoarjo yang berbatasan langsung dengan laut di sebelah timur, membuat Kabupaten Sidoarjo memiliki potensi yang besar sekali akan kegiatan di wilayah pesisir. Walaupun dikenal dengan penghasil bandeng, Kabupaten Sidoarjo kurang mempromosikan kelebihan yang ada seperti halnya di Kabupaten Gresik yang memiliki acara untuk memikat wisatawan menghadiri acara “pameran” bandeng. Di Sidoarjo, pemanfaatan potensi pesisir hanya digunakan untuk kebutuhan produksi.  Kurangnya peran warga dan pemerintahan setempat untuk meng”highlight” potensi yang dimiliki tidak hanya dapat dimanfaatkan untuk kegiatan produksi, melainkan kegiatan pariwisata pesisir juga dapat ditonjolkan di wilayah ini.

Belum banyak yang tahu, di wilayah pesisir Sidoarjo tidak hanya terdapat tambak bandeng dan udang, melainkan ada obyek wisata di wilayah pesisir yang sudah didukung oleh pemerintah setempat, yaitu wisata Tlocor. Dukungan pemerintah diwujudkan dengan dibangunnya dermaga yang cukup baik dan akses jalan yang bagus menuju destinasi tersebut. Dari destinasi wisata Tlocor tersebut, pengunjung bisa menaiki speedboat menuju pulau hasil endapan lumpur Lapindo yang menuju laut yang bernama Pulau Lusi. Namun, perhatian terhadap Pulau Lusi tidak dilakukan dengan baik oleh masyarakat dan pemerintah setempat. Padahal, menurut situs berita yang beredar, pengalaman ke Pulau Lusi sebenarnya cukup baik, tenang, jauh dari hiruk pikuk. Namun, sayangnya fasilitas penunjang wisata tidak diperhatikan. Bahkan ada beberapa pantai dan wilayah yang berpotensi mendatangkan wisatawan banyak yang belum terjajah. Bila disebutkan, ada Pantai Ketingan (Buduran), Wuhgoyo (Sedati), Kalanganyar (Sedati), Pulau Sarinah (Jabon), Pulau Dem (Jabon). Beberapa factor yang menyebabkan tidak berkembangnya beberapa potensi wisata pesisir ini adalah kurangnya perhatian terhadap kerapihan tempat tersebut serta akses jalan yang tidak proper untuk calon wisatawan menuju destinasi.

Artinya, peran masyarakat setempat merupakan langkah awal untuk mengembangkan potensi pesisir yang ada. Namun, tidak menutup kemungkinan juga peran masyarakat setempat dalam menjaga destinasi wisata pesisir yang sudah didukung oleh pemerintah dengan dibangunnya fasilitas penunjang. Disamping itu, peran pemerintah juga sangat berpengaruh, lebih lebih sebagai pendukung dana untuk pembuatan fasilitas di dan menuju destinasi wisata pesisir tersebut, karena apabila lokasi tersebut berhasil mendatangkan wisatawan, akan terjadi perputaran uang disana dan mengakibatkan bertambahnya tingkat kemakmuran masyarakat sekitar dan daerah setempat.

Di kondisi sulit mengadakan kegiatan dengan mendatangkan orang banyak seperti sekarang, penulis berpikir ini adalah saat yang tepat untuk menaikkan potensi wisata pesisir yang terdapat di Kabupaten Sidoarjo. Memang pengunjung yang datang tidak akan ramai, namun jika penduduk dan pemerintah setempat “menyuguhkan” destinasi wisata pesisir yang berkesan positif bagi pengunjung, pasti informasi mulut ke mulut akan mendatangkan pengunjung yang lebih banyak kedepannya. Kreatifitas penduduk setempat dalam menjamu tamu yang datang juga sangat berpengaruh dalam menaikkan nama daerah tersebut.

Ikuti tulisan menarik Rifqi Achmad lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler