x

Iklan

Ahmad Rijalul Fikri

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 2 Juni 2020

Kamis, 5 November 2020 05:56 WIB

Upaya Merawat Kewarasan Pemuda agar Tidak Tergoda Narkoba

Narkoba jelas berbahaya, dan hampir dapat dipastikan anak muda waras mana pun tentu menyadari hal itu. Sayangnya, godaan narkoba seringkali lebih kuat daripada kendali diri yang dimiliki.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Narkoba jelas berbahaya, dan hampir dapat dipastikan anak muda waras mana pun tentu menyadari hal itu. Sayangnya, godaan narkoba seringkali lebih kuat daripada kendali diri yang dimiliki. Apalagi, anak-anak muda yang umumnya masih terbilang labil. Untuk itu, dalam rangka membina pemuda yang sehat tanpa narkoba diperlukan upaya-upaya cerdas dan strategis. Salah satunya dengan cara merawat kewarasan mereka sehingga resistan terhadap pesona negatif narkoba.

Adapun kewarasan yang penulis maksudkan di sini sesuai dengan maknanya pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang berarti kesehatan jasmani dan rohani. Bahwa memang manusia pada hakikatnya terdiri atas dua dimensi tersebut, yakni dimensi jasmani dan dimensi rohani. Keduanya merupakan bagian integral dari kesatuan diri seorang manusia. Manakala gerak-gerik jasmaniah manusia berpusat di otak dan pikiran, maka hati (kalbu) sebagai penentu kualitas rohaniahnya. Kedua hal ini, otak dan hati, sama-sama membutuhkan asupan agar tetap sehat.

Namun, sebelum itu, guna lebih memafhumi hubungan antara rohani dan jasmani, baiknya kita simak sebuah hadis yang terdapat dalam kitab Matan al-Bukhari jilid II halaman 19. Rasulullah saw. bersabda,

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

ألا وإنَّ في الجَسَدِ مُضْغَةً إذا صَلَحَتْ صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ وإذا فَسَدَتْ فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ ألا وهي القَلْبُ

Sesungguhnya di dalam tubuh manusia ada segumpal daging; jika daging itu baik, maka menjadi baik seluruh tubuhnya; sedangkan kalau ia rusak, seluruh tubuhnya pun akan rusak; ketahuilah, yang dimaksud dengan segumpal daging tersebut ialah hati (kalbu).

Setali tiga uang, penggalan lirik lagu kebangsaan Indonesia Raya yang berbunyi: bangunlah jiwanya, bangunlah badannya, untuk Indonesia Raya. Larik lagu ini dengan gamblang mengamanatkan pula bahwa seyogianya yang perlu dibangun terlebih dahulu adalah aspek internal (jiwa atau rohani), baru kemudian berlanjut kepada pembangunan eksternal yang sifatnya ragawi atau jasmani.

Dari itu, teranglah tahapan dalam merawat kewarasan kawula muda guna dapat mengekang diri dari narkoba, adalah diawali dari menata hati selaku determinan raga manusia (sebagaimana telah disinggung dalam hadis di atas). Strateginya, tahapan pertama ini dapat terejawantah dengan menguatkan kembali pilar-pilar spiritualitas dan religiositas di kalangan anak muda. Dekatkan mereka dengan ajaran agama mereka masing-masing. Sebab, pada dasarnya setiap agama mengajarkan hal ahwal kebaikan dan ketenteraman jiwa bagi seantero pemeluknya. Seperti halnya ajaran Islam yang termaktub dalam Alquran surah Ar-Ra'd (13) ayat 28;

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, dengan berzikir (mengingat) Allah, hati menjadi tenang dan damai.

Setelah asupan hati terpenuhi, lantas tahap berikutnya menyasar asupan otak dan pikiran yang notabene menjadi pusat kendali pergerakan anggota tubuh. Dalam konteks ini, langkah strategisnya berupa penguatan edukasi dan literasi seputar bahaya narkoba dan lain sebagainya. Karena itu, berbagai kampanye dan sosialisasi anti-narkoba baru akan tersampaikan secara efektif kepada para pemuda tatkala fondasi spiritualitas dan religiositas mereka yang terbangun terlebih dahulu. Ibaratnya hal itu agar tidak sekadar masuk telinga kanan dan keluar telinga kiri mereka, tanpa adanya proses internalisasi.

Walakhir, penulis jadi teringat tentang empat macam kecerdasan paripurna yang pernah dipetuahkan oleh kiai penulis di pesantren (al-marhum al-maghfur lahu KH Hariri Abdul Adhim), yaitu al-dzaka' al-ruhany (kecerdasan spiritual), al-dzaka' al-infi'aly (kecerdasan emosional), al-dzaka' al-'ilmy (kecerdasan ilmiah), dan al-dzaka' al-'aqly (kecerdasan intelektual). Jika ditelisik, bahwa keempat kecerdasan ini merupakan kumulasi implikatif dari kondisi jasmani dan rohani yang sehat. Dengan demikian, merawat kewarasan pemuda itu berarti membentuk kecerdasannya secara lahir dan batin. Sehingga, diharapkan dengan ini para pemuda mempunyai pengendalian diri yang kuat serta resistansi yang tinggi untuk secara sadar tidak tergoda oleh narkoba.

Wallahu a'lam bish-showab.

Ikuti tulisan menarik Ahmad Rijalul Fikri lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu