Telah 8 bulan lebih Indonesia 'dihajar' pagebluk virus Covid-19. Belum ada indikasi pagebluk lenyap atau dapat dikendalikan di Tanah Air. Akibat pagebluk, dsampaknya terjadi krisis kesehatan dan ekonomi nasional. Semua lini terkena imbasnya. Pun begitu pada industri hulu migas nasional.
Namun kita masih tetap harus angkat dua jempol dan memberikan apresiasi terhadap SKK Migas. Sebab, pagebluk "hanya" menimbulkan efek negatif 2,7 persen pada target jangka panjang kinerja hulu migas di Indonesia. Memang tetap ada dampak negatif dan terasa kerugiannya. Tapi faktanya angka persentase sisi negatif hulu migas Indonesia itu tidak terlalu besar.
Itu sebab kiranya SKK Migas punya optimisme. Menjaga optimisnya terhadap target jangka panjang industri hulu migas nasional. Ditambah strategi yang disusun terarah.
Mungkin saja kalau SKK Migas kehilangan sikap optimisnya dan pupus keinginan membuat strategi jangka panjang dan target hulu migas, persentase dampak negatifnya bakal lebih besar. Namun itu tidak terjadi. Pasrah kepada keadaan (pagebluk) tidak jadi pilihan SKK Migas. Kondisi sulit harus disiasati agar kinerja tetap sesuai tanggung jawab. Menjaga semangat. Itu kiranya tampak pada SKK Migas. Rintangan haruslah dilalui.
Cara melewatinya adalah dengan strategi, agar mampu menembus hambatan dan tetap bekerja dengan baik. Tanpa itu target jangka panjang hulu migas Indonesia bakal babak belur akibat pagebluk.
SKK Migas memberikan solusi kemudahan aturan bagi KKKS agar mampu menggenjot produksi migasnya. SKK Migas secara sigap membuat rencana pemulihan agar proses industri hulu migas tak terkendala karena pagebluk.
Strategi-strategi supaya dampak negatif pagebluk tidak membengkak, dan terbukti hanya 2,7 persen terhadap rencana jangka panjang target hulu migas nasional. Di situlah layak bangga pada SKK Migas.*
Ikuti tulisan menarik Budi Susanto lainnya di sini.
