x

masjid aset umat

Iklan

أنجا سافوترا Angga Saputra

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 1 Desember 2020

Rabu, 9 Desember 2020 06:56 WIB

800 Ribu Titik Peradaban

Umat ini memiliki 800.000 gedung yang hanya digunakan 5 jam per hari. Gedung itu bernama : MASJID Di sinilah awal mula pemberdayaan masjid sebagai aset umat. Dari pondasi pemikiran ini, kita harus kembali memaknai... sudah sejauh manakan kita MEMANFAATKAN 800.000 Aset ini.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

SAHABAT, jika organisasi bisnis kita sedang sulit, kas mengering, modal terbatas, aset mesin sedikit, maka pada situasi seperti ini, kita memerlukan kreativitas tingkat tinggi. Dan kreativitas bisnis yang paling utama itu adalah memanfaatkan apa yang kita miliki hari ini.
 
Misalnya kita punya ruko 3 lantai,
lantai 1 outlet,
lantai 2 kantor,
lantai 3 kosong,
maka mari kita berpikir untuk memaksimalkan semua lantai agar menghasilkan revenue.
 
Kalo perlu kantor pindah ke rumah kontrakan, ruko pinggir jalan tersebut,
3 lantainya kita buat bisnis
Lantai 1 outlet makanan
Lantai 2 bimbel
Lantai 3 fitness muslimah misalnya begitu.
ini pulalah yang harus kita pikirkan dalam membangun ekonomi di tubuh umat,
jangan sampai kita malah membelanjakan kekuatan dana pada tempat yang tidak semestinya.
 
Saya ambil contoh, ketika kita berbicara tentang pendidikan tingkat tinggi, kita berbicara tentang kampus. Dan ketika kita berbicara tentang kuliah, kita berbicara tentang kampus. Dan ketika kita berbicara tentang biaya kuliah, porsi uang masuk dan uang gedung menjadi bagian paling besar.
sementar, umat ini memiliki 800 ribu gedung yang hanya dipakai 5 jam perhari. Gedung itu bernama masjid.
 
Di sinilah awal mula ide pemberdayaan masjid sebagai aset umat. Dan pondasi pemikiran ini, kita harus kembali memaknai sudah sejauh mana kita memanfaatkan 800 ribu aset ini.
 
Narasi tentang pemberdayaan masjid ini akan saya sampaikan secara runtut.
Pertama, optimalisasi masjid sebagai sarana ibadah. Kedua, optimalisasi masjid sebagai titik manajemen umat. Ketiga, optimalisasi masjid sebagai aset fisik.
 
Kita masuk pada pemikiran pertama, masjid sebagai sarana ibadah. Sahabat, pada ruang pemikiran pertama ini, saya memodelkan masjid yang memang dibangun bersama. Masjid yang dibangun bersama berarti dimiliki bersama, dimiliki oleh warga. Artinya ia adalah milik umat. Di dalam bisnis, umat menjadi "owner" dari masjid.
 
Tapi di sisi lain, masjid juga di tuntut melayani ibadah jamaah, maka umat juga berada pada posisi "market" dalam waktu yang bersamaan. Yang biasanya belum ada adalah "Dewan Eksekutif" yang memang menjalankan masjid secara profesional. Dewan direksi beserta jajarannya.
 
Sebagian masjid membentuk Dewan Kepengurusan Masjid (DKM), dan DKM secara sukarela menyisihkan waktu untuk mengurus masjid. Pada pengurus DKM usia produktif, mengurus masjid tidak bisa menjadi prioritas utama, karena harus bekerja dan berbisnis mencari nafkah. Akhirnaya mengurus masjid menggunakan waktu sisa.
 
Jika para pensiun mewarnai DKM, aura eksekusinya juga tidak bisa diharapkan cepat, karena natural organisasi itu dijalankan oleh usia produktif. Maka perlu digagas dewan eksekutif yang profesional dalam kepengurusan masjid. Muda, berkapasitas dan memang full dedikasinya untuk mengurus masjid.
 
Akhirnya, ada owner beserta jajaran komisaris dan ada CEO beserta jajaran eksekutornya.
Ide gilanya disini: 1 masjid, harus dikelola oleh 1 CEO profesional dengan kepuasan jamaah sebagai key performance indicator-nya
 
1 CEO 1 direktur oprasional ibadah 1 direktur keuangan 1 direktur komunikasi media 1 direktur ziswaf 1 direktur pembinaan jamaah 1 direktur General Afair 1 CEO, 6 direktur, 7 BOD. 1 direktorat bisa merekrut lagi 5 staff. Akhirnya 1 masjid bisa menyerap 37 tenaga kerja.
 
Bayangkan angka 800 ribu masjid x 37 tenaga pengelola. Anggaplah dengan masjid kecil, menjadi 20 pengelola per masjid, berarti unntuk ranah pelayanan masjid saja, terbuka 16 juta lebih lapangan kerja baru.
 
Selanjutnya, SDM Timur Tengah yang sudah belajar diinul islam, Quran, Hadis, akan terberdayakan dengan baik. Jika 1 masjid butuh 1 imam hafidz dan terdidik, maka kita bisa menyerap 800 ribu hafidz, 800 ribu imam, dan 800 ribu muadzin.
Selanjutnya, SDM yang sekolah zakat, sekolah ekonomi, bisi duduk di direktorat keuangan dan zakat. semua terberdayakan.
 
Masjid Aset umat Islam

Ikuti tulisan menarik أنجا سافوترا Angga Saputra lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB