Lagu Indonesia Raya Diparodi, Momentum Refleksi dan Instrospeksi Pemimpin Negeri, dan Pelaku Ditangkap
Senin, 28 Desember 2020 12:35 WIBMunculnya video tersebut, terlepas dari siapa pun pelaku dan apa motifnya, memang pemimpin negeri ini wajib melakukan refleksi dan instrospeksi diri sebelum tahun 2020 benar-benar pergi. Sebab, khusus di tahun 2020, di tengah pandemi corona, rakyat bangsa ini tetap terus menderita, sementara para orang kaya dan politikus serta para taipan masih bisa hidup hedonis. Semoga saja bukan pengalihan isu.
"Jika benar bahwa konten tersebut diunggah oleh warga Malaysia, maka langkah tegas akan diambil oleh Pemerintah Malaysia sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku," bunyi sikap resmi Kedubes Malaysia di Jakarta, dikutip Minggu (27/12/2020).
Melalui Laman Facebook Sikap Kedutaan Besar (Kedubes) Malaysia di Jakarta, melalui Laman Facebook tersebut juga mengungkapkan bahwa Otoritas Malaysia sedang melakukan investigasi atas persoalan yang bisa mengganggu hubungan baik Indonesia-Malaysia atas video pelecehan Lagu Indonesia Raya yang diunggah oleh pihak yang mengaku berasal dari Malaysia.
Selain itu, dalam pernyataannya, Pemerintah Malaysia mengutuk keras segala bentuk provokasi negatif dengan niat untuk memengaruhi hubungan bilateral kedua negara yang selama ini terjalin sangat dekat antara Pemerintah Malaysia dan Indonesia.
Pasalnya, lagu Indonesia Raya dibuat parodi oleh akun MY Asean dan diunggah di YouTube. Bahkan, lagu kebangsaan Indonesia tersebut diubah aransement dan liriknya dalam video berdurasi 1,31 menit yang diunggah sekitar 2 pekan lalu oleh akun berlogo bendera Malaysia dan hingga kini tercatat lebih dari 30.000 penonton.
Saat coba telusuri unggahan lagu Indonesia Raya yang dibuat parodi, pagi ini, Senin (28/12/2020) hanya dengan mengetik MY Asean Mengina Indonesia, saya masih dapat menonton parodi lagu tersebut dalam tayangkan akun Youtube lain.
Saya simak, lirik lagu diawali oleh suara ayam berkokok. Aransemen lagu pun terlihat hampir seperti aslinya, hanya tambahan suara ayam dalam lagu itu.
Begitu pun dengan gambar sepanjang video background Merah Putih ditimpal dengan dua anak yang tampak sedang membuang air seni. Sementara di tengahnya terdapat ayam di lambang Pancasila.
Berikut petikan lagu Indonesia Raya yang diparodikan:
IndognesiaL KesiaLanKu
Bangsat Dan Kemunduran
Di sanalah Neraka Dunia
Jadi Pandu Rakyatnya
IndognesiaL KesiaLanMu
Bangsat Dan Kecuranganmu
Marilah Kita Semua
Ucapkan IndognesiaL
Matilah Jokoko
Mampuslah SoekaPORNO
Amanlah Di Neraka
BangsatLah RakyatMu
Hinalah Negerimu
Untuk IndognesiaL Jahanam
IndognegsiaL Cair
Melacur...!
Pelacur..!
Mundurlah Kamu Selamanya..!!
IndoGnesiaL SiaL
Jahanam Jahanam
Majulah Tuju Ke Neraka
Setelah saya cermati ada beberapa hal menarik, yang justru seharusnya menjadi refleksi untuk bangsa Indonesia dan pemimpin negerinya, meski jelas-jelas tayangan dalam Youtube tersebut secara singkat bisa disimpulkan sebagai "penghinaan" terhadap bangsa dan negara Indonesia, serta penghinaan kepada pemimpin bangsa, Presiden pertama dan Presiden ketujuh Republik Indonesia (RI).
Yang pasti pihak Kepolisian RI dan Malaysia pastinya akan bekerjasama menangani kasus ini hingga terkuak siapa pelaku dan apa latar belakang, tujuan, dan sasaran "mereka" membuat video parodi tersebut.
Tersurat dan tersirat
Munculnya video paradi tersebut, terlebih akun Youtubenya juga berbendera Malaysia, tak pelak kini netizen dan warganet di Indonesia sontak menanggapi dengan panas karena apa yang ada secara tersurat dalam tayangan video terdebut bukan hanya menghina, namun seolah nantang perang.
Bagaimana tidak, yang diparodikan dan dipelesetkan apalagi dengan kata-kata hinaan adalah Lagu Kebangsaan, Lambang Negara, dan Kepala Negara pun sampai ada dikencingi segala.
Secara tersurat pun dapat dilihat dan dan dianalisis maknanya. Semisal, salah satu alternatif makna yang saya pikirkan dari parodi plesetan penghinaan itu adalah lirik lagu yang diganti seperti kata sial, mundur, neraka, curang, jahanam, melacur, pelacur.
Rasanya, dengan diksi (pilihan kata) itu, pembuat parodi seperti dekat sekali, paham, dan mengikuti perkembangan Indonesia, sehingga menyebut Indonesia menjadi Indognesial kesialanku. Lalu, bangsa menjadi bangsat dan mundur. Di sanalah neraka dunia jadi pandu rakyatnya.
Ini dapat dimaknai sebagai Indonesia yang dikuasai rezim membawa kesialan bagi rakyat, membikin mundur, menjadi pusat KKN, oligarki, dinasti politik, dan pestanya tapian (cukong), maka dianalogikan sebagai neraka dunia.
Berikutnya, mengapa pembuat parodi juga paham tentang kecurangan hingga menyebut bangsa menjadi bangsat? Bicara kecurangan, maka hampir seluruh bangsa ini tentu bisa menebak ke mana arahnya.
Namun, yang juga sangat tajam dalam parodi tersebut, maka sampai mengubah lirik dengan nama Presiden pertama dan ketujuh RI, bahkan menyebut Presiden pertama dan ketujuh dengan diksi itu?
Lebih dari itu, Presiden pertama dan ketujuh adalah dari trah partai politik yang sama dan kini Indonesia dipimpin kembali oleh trah partai itu, namun pembuat parodi seolah merasakan betul, di bawah Jokowi, Indonesia penuh dengan masalah sesuai dengan diksi yang sudah saya ungkap.
Maaf, semua makna yang saya coba ungkap dari apa yang tersurat, terlihat, terdengar dalam video tersebut, hanya satu dari sekian alternatif makna atau maksud lirik yang diubah diksinya, sehingga bila saya parafrase, menjadi demikian maknannya.
Saya yakin, jutaan rakyat Indonesia yang sama-sama merasakan sedih dan terhina, karena pembuat video parodi menghina dan melecehkan lagu kebangsaan, lambang negara, hingga pemimpin negara sampai mengencingi, pasti di setiap kepalanya memiliki makna yang berbeda. Jadi, akan ada jutaan makna tersurat dari tayangan video tersebut.
Sementara bila kita coba analisis makna tersiratnya, semisal berdasarkan pemikiran saya, pertama pembuat video sangat berani dan sangat niat mengupload hinaan ini. Bila pelakunya orang Indonesia, maka tentu akan berpikir jutaan kali, sebab tidak ada satu pun pelaku macam ini di Indonesia pada akhirnya tak tertangkap polisi.
Akun penayang video juga ada bendera Malaysia, artinya bila pelakunya dari Malaysia maka, mereka sengaja memberi tanda bahwa itu Malaysia. Tapi, jangan-jangan bendera Malaysia hanya jadi pengecoh, sebab pelakunya justru orang Indonesia yang ingin mengadu domba di tengah kisruh tak berujung. Tapi, bisa juga orang Malaysia yang sama-sama ingin memanasi suasana dengan seolah-olah paham apa yang kini nyata terjadi di Indonesia.
Secara tersirat lirik yang diubah dengan diksi yang sudah saya ungkap, seolah ini adalah pesan dan pengingatan bahwa itulah yang kini sedang terjadi di NKRI.
Namun, di luar analisis tersurat dan tersirat di kepala saya, polisi Indonesia dan Malaysia benar-benar wajib segera mengusut dan menangkap pelaku, agar semua menjadi benderang apa maksud video tersebut dan siapa pelakunya. Apa dari Indonesia atau Malaysia.
Terakhir, munculnya video tersebut, terlepas dari siapa pun pelaku dan apa motifnya, memang pemimpin negeri ini wajib melakukan refleksi dan instrospeksi diri sebelum tahun 2020 benar-benar pergi. Sebab, khusus di tahun 2020, di tengah pandemi corona, rakyat bangsa ini tetap terus menderita, sementara para orang kaya dan politikus serta para taipan masih bisa hidup hedonis dan semoga saja bukan pengalihan isu.
Pengamat
0 Pengikut
Harkitnas ke-65, Stop Kebangkitan yang Tidak Etik dan Tidak Bermoral
Selasa, 21 Mei 2024 14:05 WIBIuran Kelas BPJS Dihapus, KRIS Resmi Penggantinya, Mampukah Rakyat?
Rabu, 15 Mei 2024 09:56 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler