Ingin mencapai target atau sasaran, syarat wajibnya itu: punya upaya. Menyusun strategi jitu. Supaya sasaran akhirnya dapat dibidik tepat. Bukan sekadar kerja asal-asalan. Bukan kelak bicara besar tapi bingung mengerjakannya.
Bersyukur, SKK Migas tidak begitu. Bukan institusi yang kebingungan harus mengerjakan apa supaya nanti bisa memberikan kontribusi positif bagi Indonesia dari industri hulu migas.
Bukan juga institusi yang bekerja di atas 'kertas kosong' ketika diberikan tanggung jawab untuk menghasilkan kebaikan dari sub-sektor hulu migas. Sebab sudah pasti diketahui, SKK Migas adalah 'komandannya' dalam pengelolaan bisnis hulu migas di Tanah Air.
Tentu saja sebagai 'komandan' harus memimpin pasukannya memperoleh predikat memuaskan. Pasukannya itu KKKS.
Target yang harus dicapai supaya dapat 'gelar' memuaskan dan memberikan manfaat bagi Indonesia itu adalah produksi minyak bumi 1 juta barel per hari (BoPD) dan gas 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) pada tahun 2030.
Wow! Bukan sasaran yang mudah dibidik.
Namun bakal sulit bila tidak punya perencanaan kerja menggapainya. Sulit didapatkan jika bingung bagaimana strategi melakukannya. Sekali lagi, SKK Migas tidak begitu sebagai 'komandan' di industri hulu migas. Tidak tanggung-tanggung, ada 10 upaya rencana strategi supaya dapat mencapai target produksi minyak bumi 1 juta BoPD tahun 2030. Sangat hebat!
Strategi rencana strategis yang sangat banyak? Wajar. Memang begitu seharusnya. Sebab, target produkis minyak 1 juta BoPD bukanlah jumlah yang kecil. Bukan seperti ingin mendapatkan minyak bumi 1 liter.
Bukan pula tanggung jawab main-main untuk direalisasikan. Semua sudah tahu, dari 'emas hitam' hingga kini adalah tumpuan pemasukan ekonomi negara Indonesia. Harapan besar bagi APBN setiap tahunnya.
Jadi patut mengapresiasi SKK Migas dengan 10 upaya rencana strategisnya dalam menyasar secara tepat produksi minyak bumi 1 juta BoPD tahun 2030.
SKK Migas memberikan optimisme kalau bidikan tahun 2030 tersebut dapat diperoleh maksimal. Sebab SKK Migas tidak bekerja di atas 'kertas kosong' untuk menyasarnya.
Dari mulai mempertahankan dan meningkatkan nilai aset, transformasi konversi penemuan sumber daya, meningkatkan recovery factor melalui enhanced oil recovery (EOR), mengembangkan potensi eksplorasi, melaksanakan program peningkatan daya saing pemasok nasional, mendorong program decommissioning yang efisien dan kolaboratif, memperkuat peran dan kapabilitas SKK Migas dalam hal pengawasan regulasi, menarik dan meningkatkan investasi dan komersialisasi, digitalisasi, serta meningkatkan nilai melalui adopsi teknologi dan inovasi.
Semua adalah cara-cara yang memang harus dilakukan agar produksi minyak bumi 1 juta BoPD tahun 2030 terwujud.
Strategi kerja yang memang sesuai keadaan harus diterapkan. Dan SKK Migas paling mengetahui bagaimana keadaan bisnis serta pengelolaan hulu migas pada saat ini dan ke depannya.
Semoga, migas nasional kembali mendulang kejayaan.*
Ikuti tulisan menarik Budi Susanto lainnya di sini.