x

Mahasiswa UMM Bersama Kepala Desa Ngadiwono Atim Priyono Beserta Istri dan Kepala Dusun Ketuwon Ibu Lidya (Foto: Dandi Elfani)

Iklan

Redita Adi

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 23 Februari 2021

Jumat, 26 Februari 2021 17:39 WIB

Mahasiswa UMM Renovasi Yayasan agar Anak Belajar Lebih Efektif, Nyaman dan Menyenangkan

Kondisi Yayasan Arek Linting (ALIT) ini memprihatinkan karena kurangnya perawatan, mulai dari dinding yang sudah memudar, atap yang bocor dan kurangnya fasilitas pendukung untuk proses kegiatan belajar mengajar, sehingga mahasiswa PMM UMM ini berinisiatif untuk memperbaiki dan merenovasi Yayasan tersebut agar kegiatan belajar anak didik Yayasan lebih efektif, nyaman dan menyenangkan. Bantuan tersebut berupa perbaikan Yayasan, pengecatan dinding yang sudah pudar, kotor dan berlumut, memberi perlengkapan untuk belajar, kemudian menempelkan poster edukasi guna menambah wawasan maupun pengetahuan. untuk itu mahasiswa yang menjalankan kegiatan PMM berharap dengan adanya renovasi ini semoga memberikan rasa keadilan sosial bagi anak seperti anak sekolah pada umumnya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Mahasiswa UMM Bersama Kepala Desa Ngadiwono Atim Priyono Beserta Istri dan Kepala Dusun Ketuwon Ibu Lidya (Foto: Dandi Elfani)

Dampak dari penyebaran Covid-19, kegiatan yang biasa dilakukan oleh mahasiswa di sela semester berupa Kuliah Kerja Nyata (KKN) mengalami hambatan, maka dari itu pihak Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM) memberikan tawaran baru kepada mahasiswa sebagai pengganti kegiatan KKN, kegiatan berupa Pengabdian Masyarakkat oleh Mahasiswa (PMM). Kegiatan PMM merupakan kegiatan yang diikuti oleh mahasiswa UMM baik secara perorangan ataupun berkelompok yang memiliki tujuan untuk memberikan suatu manfaat kepada masyarakat sesuai dengan peraturan UMM dalam melakukan pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Program Pengabdian Masyarakat Oleh Mahasiswa (PMM) Universtas Muhammadiyah Malang (UMM) Kelompok 67 gelombang 13, terletak di Dusun Ketuwon, Desa Ngadiwono, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan. Kegiatan Program Pengabdian ini diarahkan dan didampingi oleh Dosen Pembimbing Lapang (DPL) Ibu Chalimatuz Sa’diyah, S.E., M.M. Beliau adalah dosen program studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang. Program ini beranggota 5 Mahasiswa yang diketuai oleh Arnas Diky Hermawan. Program PMM ini sudah mendapatkan ijin dari kepala Desa dan Pemerintahan Kabupaten Pasuruan. selama kegiatan PMM berlangsung Kelompok 67 gelombang 13 ini selalu mentaati protokol kesehatan guna memutus rantai peyebaran Covid-19.

Pada hari Sabtu (12/12/2020) dilaksanakan kegiatan merenovasi Yayasan.Yayasan ini adalah salah satu tempat kegiatan belajar mengajar yang berada di Dusun Ketuwon, dengan murid berjumlah kurang lebih 45 anak, terletak di daerah pedalaman dan kondisi jalan yang sulit untuk dijangkau. Yayasan ini dirasakan sangat membantu orang tua yang memiliki anak-anak usia sekolah agar tidak tertinggal pendidikannya dari anak-anak di dusun dan desa lain. Dusun Ketuwon ini tidak adanya Pendidikan formal “merupakan pendidikan yang diadakan oleh pemerintah atupun swasta dalam bentuk sekolah yang dalam pengaplikasiannya memiliki jenjang tertentu”. Adapun pendidikan formal itupun jauh dari Dusun Ketuwon.

“Ada sekolah (SD) Cuma sekolahnya jauh, di Banyumeneng, jaraknya sekitar 4 km, yang jaraknya cukup jauh dari rumah dan melewati ladang serta sungai. Itupun kondisi akses jalan yang berbatu, licin dan berlumpur, dengan letak desa yang cukup terpencil memang berat dan sulit dirasakan untuk anak-anak di masa sekarang untuk bisa sampai ke lokasi sekolah. Apalagi kalau kondisinya lagi musim hujan, oleh karena itu anak didusun Ketuwon banyak yang putus sekolah dan seringkali bolos” kata Ibu Lidya Selaku kepala Dusun dan Guru di yayasan di Dusun Ketuwon.

Karena kesulitan mengikuti pelajaran bahkan ada yang putus sekolah, karena jarak sekolah cukup jauh dan sulit dijangkau dari Dusun mereka yang terpencil. Namun Yayasan Arek Lintang (ALIT) ini memberikan harapan akan masa depan anak-anak suku Tengger di kawasan Pegunungan Bromo ini.

 

Kondisi yayasan Arek Lintang (ALIT) sebelum di renovasi (Foto: Dandi Elfani)

 

Kondisi Yayasan ini memprihatinkan karena kurangnya perawatan, mulai dari dinding yang sudah memudar, atap yang bocor dan kurangnya fasilitas pendukung untuk proses kegiatan belajar mengajar, sehingga mahasiswa PMM UMM ini berinisiatif untuk memperbaiki dan merenovasi Yayasan tersebut agar kegiatan belajar anak didik Yayasan lebih efektif, nyaman dan menyenangkan. Bantuan tersebut berupa perbaikan Yayasan, pengecatan dinding yang sudah pudar, kotor dan berlumut, memberi perlengkapan untuk belajar, kemudian menempelkan poster edukasi guna menambah wawasan maupun pengetahuan. untuk itu mahasiswa yang menjalankan kegiatan PMM berharap dengan adanya renovasi ini semoga memberikan rasa keadilan sosial bagi anak seperti anak sekolah pada umumnya.

 

Kondisi yayasan Arek Lintang (ALIT) sesudah di renovasi (Foto: Riskal Ohorella)

 

Proses renovasi berjalan dengan baik, dengan adanya kegiatan renovasi Yayasan Arek Lintang (ALIT) di Dusun Ketuwon ini, PMM UMM Kelompok 67 Gelombang 13, mendapat banyak komentar positif dari masyarakat sekitar, Terutama Bapak kepala desa, bapak Atim Priyono dan Kepala Dusun Ibu Lidya beliau sangat berterimakasih kepada Mahasiswa PMM UMM Kelompok 67 Gelombang 13 dalam merenovasi atau perbaikan Yayasan Arek Lintang (ALIT) ini.

“Semoga bantuan renovasi Yayasan ini para anak didik dapat kembali merasa nyaman dalam menjalankan pendidikannya dan lebih giat dalam belajar” kata Bapak Atim Priyono selaku Kepala Desa.

Karena renovasi Yayasan tersebut memiliki banyak sekali manfaat bagi siswa. “Dengan direnovasinya Yayasan Arek Lintang (ALIT) saya berharap kegiatan belajar mengajar menjadi efektif, memberi kenyamanan dalam  proses pembelajaran serta bermanfaat bagi anak didik Yayasan ini. sehingga dapat meminimalisir anak yang ingin memutus sekolahnya dan berharap melalui Yayasan ini anak di Dusun Ketuwon tidak tertinggal pendidikannya dari anak-anak di Dusun dan Desa lainnya. Karena Yayasan atau sekolahan ini salah satu media yang dapat dikatakan sebagai pembentuk jati diri seseorang, meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. “Ujar Arnas Selaku Ketua PMM Kelompok 67 Gelombang 13.

 

Ikuti tulisan menarik Redita Adi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu