x

Tujuan wisata baru berupa budidaya ikan di saluran irigasi Bendhung Lepen di bantaran Kali Gajah Wong Yogyakarta dipadati warga.

Iklan

glen calvin

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 8 Maret 2021

Rabu, 10 Maret 2021 06:36 WIB

Inspirasi dan Wisata Saluran Irigasi di Kali Gajah Wong, Yogyakarta

Warga Kampung Mrican di bantaran Kali Gajah Wong Yogyakarta menyulap saluran irigasi kotor menjadi wisata kali bersih. Pengunjung bisa menikmati kecipak ribuab ikan yang hidup di sana. Renjana dan aksi merawat air dan saluran air ini menjadi inspirasi dalam merayakan Hari Air Sedunia XXIX tahun 2021 yang diperingati 17 Maret.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Yogyakarta, kota asal saya memiliki banyak kisah orang-orang kreatif. Siapa tak kenal almarhum Affandi dan Romo YB. Mangunwijaya? Uniknya, kisah kedua tokoh ini terkait dengan kali atau sungai.

Affandi (1907-1990), sang maestro seni lukis ini, selama puluhan tahun tinggal di tepi Kali Gajah Wong. Ia mendirikan sanggar lukis untuk anak-anak di rumahnya nan asri. Adapun Romo Mangun (1929-1999) menata permukiman kumuh di bantaran Kali Code dengan arsitektur ramah lingkungan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di tepi Kali Gajah Wong, kita bisa mengunjungi Museum Affandi di bekas rumah sang maestro. Suara gemercik air dan segar hawa alam Kali Gajah Wong memang menyediakan inspirasi tak terperi bagi siapa pun. Bukan saja bagi Affandi, namun juga bagi lima belas pemuda Karang Taruna Kampung Mrican, Kelurahan Giwangan, Kecamatan Umbulharjo, Yogyakarta.

Para anggota Karang Taruna ini gemar mengobrol di tepi saluran irigasi Bendhung Lepen, Kali Gajah Wong. Berawal dari obrolan santai tapi berisi, tebersit ide gila di benak mereka: membersihkan saluran irigasi yang kotor agar kampung mereka tak tampak kumuh.

Gagasan itu sempat dicibir sejumlah warga. Akan tetapi, para taruna berhati mulia ini tak menyerah. Pada Maret 2019, mereka mulai membersihkan 50 meter saluran irigasi yang penuh sampah dan endapan. Pembersihan dilanjutkan hingga seratus meter. Saluran irigasi yang semula mengalami pendangkalan hingga hanya tersisa 50 cm kini jadi sedalam satu meter.

Saluran irigasi yang telah dibersihkan lantas disekat untuk memelihara benih ikan air tawar. Setiap empat bulan sekali, panen dilakukan. Hasil panen dijual ke warga sekitar dengan harga di bawah harga pasar.

Saluran irigasi kotor yang diubah jadi kolam indah kini menjadi magnet bagi wisatawan. Para pelancong asyik mengamati dan memberi makan ikan-ikan yang berenang riang. 

Jika cuaca cerah, pengunjung bisa mencapai seribu orang. Kunjungan wisata ikan di saluran irigasi ini menciptakan peluang ekonomi bagi warga setempat. Di tengah hantaman pandemi pun, minat wisatawan tak surut.

Kisah wisata ikan di Bendung Lepen Kali Gajah Wong hanyalah salah satu kisah sukses warga yang mencintai air dan merawat saluran irigasi.

Kisah lain masih dari Yogyakarta. Sejak 2018 warga di bantaran saluran irigasi Kampung Dukuh, Gedongkiwo memanfaatkan saluran irigasi untuk memelihara ikan. Sekali panen, kolam sepanjang 140 meter ini bisa menghasilkan 1,5 ton ikan segar!

Upaya warga dua kampung dalam mencintai air dan memelihara saluran irigasi ini berbuah manis. Warga lambat laun belajar mengubah perilaku menjadi lebih sadar lingkungan. Mereka tidak lagi gemar membuang sampah dan limbah sembarangan ke aliran irigasi.

Warga sadar, ikan-ikan budidaya akan mati atau menjadi berbahaya untuk dikonsumsi jika air tercemar sampah dan limbah. Jika sampah dibuang ke saluran irigasi, niscaya terjadi pendangkalan.

Dampak positif wisata ikan di kedua kampung juga dirasakan para wisatawan. Siapa pun yang berkunjung pasti mendapat inspirasi untuk menghargai air dan memelihara saluran irigasi serta tempat-tempat penampungan air di sekitar mereka.

Semangat tinggi warga dua kampung di Yogyakarta dalam menghargai air juga menjadi renjana dan aksi Direktorat Jenderal Sumber Daya Air yang berada di bawah naungan Kementerian PUPR.

Dilansir Tempo.co, pada 2020 Kementerian PUPR melalui Ditjen SDA menyediakan anggaran sebesar Rp 3,34 triliun untuk Program Padat Karya Tunai di 14.618 lokasi dengan melibatkan petani, masyarakat komunitas peduli sungai, dan masyarakat umum.

Program ini meliputi Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3TGAI) di 33 provinsi dengan anggaran Rp 2,25 miliar.

Selain P3TGAI, Ditjen SDA juga melaksanakan padat karya Operasi Pemeliharaan (OP) Irigasi dan Rawa. Setakat ini program ini telah melibatkan 25.981 orang tenaga kerja dan melebihi target semula.

Terima kasih, warga Yogya dan Ditjen SDA nan inspiratif. Mari kita rayakan #HariAirDuniaXXIX2021 dengan bijak #MengelolaAirUntukNegeri dan #SigapMembangunNegeri.

 

Ikuti tulisan menarik glen calvin lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler