x

Kota Pelajar

Iklan

elshano buana

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 7 April 2020

Senin, 12 April 2021 07:45 WIB

Peningkatan Fasilitas Urban Tourism di Yogyakarta

Urban Tourism di Yogyakarta

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Peningkatan Fasilitas Urban Tourism di Yogyakarta

 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pengertian pariwisata menurut (Kodhyat, 1983 dalam Janianton Damanik, 2013), pariwisata yaitu perjalanan dari satu tempat ke tempat yang lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu. Salah satu turunan pariwisata yang mulai berkembang di wisatawan milenial adaalah Pariwisata Kota (urban tousim). Pariwisata kota (urban touism) merupakan produk wisata yang dalamnya terdapat atraksi, amenitas dan kemudahan aksesibilitas yang dapat menarik pengunjung baik dari dalam negeri maupun mancanegara, termasuk wisatawan dan para pelaku bisnis dan konferensi (Yesser Priono, 2012). 

 

Terdapat  tiga aspek penting yang harus diperhatikan dalam konsep urban tourism. Pertama, penyediaan fasilitas pariwisata di perkotaan seperti ketersediaan hotel, restoran, pertokoan, atraksi, agen perjalanan, kehidupan malam dan layanan fasilitas pendukung terkait wisata lainnya (Morrison, 2014) (Kolb, 2006; Jensen-Verbeke, 1986).

 

Yogyakarta menjadi salah satu, tempat destinasi favorit di Indonesia baik dari wisatawan lokal maupun mancanegara. Yogyakarta terkenal dengan makanan dan tempat-tempat wisatanya yang nyaman. Salah satu tempat wisata yang terkenal di Yogyakarta adalah Malioboro. Malioboro merupakan tempat wisata urban/perkotaan yang menawarkan pemandangan malam kota Yogyakarta dan wisata belanja di sekitaran area malioboro seperto ; mall, pasar bringharjo, dan lain sebagainya. Sisi jalan yang ada di Malioboro pada bagian trotoar diberikan hiasan-hiasan lampu dan beberapa amenitas yang diperuntukkan untuk spot-spot foto. Kehidupan malam di Yogyakarta khususnya Malioboro sangat terlihat jelas karena stand-stand makanan dan toko yang tersebar disekitar area Malioboro mulai buka pada saat sore hari dan akan tutup pada tengah malam.

 

Ketersediaan hotel di Yogyakarta sudah sangat banyak di sudut-sudut kota, apabila wisatawan ingin menikmati kehidupan malam hari Yogyakarta maka wisatawan dapat menginap disekitar area malioboro, terdapat beberapa hotel mulai dari hotel berbintang sampai hotel underrated.

 

Yogyakarta dapat mejadi salah satu kota yang dapat merepresentasikan wisata perkotaan dengan membangun beberapa fasilitas yang dapat menjunjang wisata perkotaan seperti, pembenahan tata letak kota, dan pembenahan trotoar. Bersamaan dengan penataan trotoar Pemerintahan Kota Yogyakarta kawasan Tugu Yogyakarta dibenahi agar terbebas dari kabel. Hal ini terealisasi pada tahun 2020 dan selesai pada akhir tahun 2020 wisatawan sudah dapat melihat wajah baru kawasan Tugu Yogyakarta bebas kabel.  

 

Pemerintah memulai program membenahi jalanan trotoar di daerah sekitaran jogja khususnya daerah kota baru dan jendral sudirman. Perbaikan jalan di sudut” kota yogyakarta dapat menjadi salah satu cara meningkatkan minat wisatawan akan urban tourism. Hal tersebut dilakukan Pemerintahan Kota Yogyakarta untuk memastikan masa depan urban tourism di Yogyakarta. Sebaiknya pemerintah juga membenahi penataan sudut-sudut kota lainnya agar dapat menjadi bukan hanya malioboro dan sekitarnya yang menjadi pusat urban tourism di kota.

 

Masalah lain yang tidak kalah penting dari peningkatan fasilitas untuk menunjang urban tourism di Yogyakarta adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan sampah. Sampah menjadi salah satu masalah internal di Indonesia yang sulit diatasi. Wisatawan yang datang untuk menikmati wisata kota akan terganggu dengan sampah yang berserakan dimana-mana, dan akan membuat wisatawan tidak nyaman. Untuk menyelesaikan masalah ini dubutuhkan sosialisasi terhadap masyarakat dan kesadaran akan masyarakat sendiri.

Daftar Pustaka :

Hermawan, P., Widiyanti, R., Mayangsari, L., & Novani, S. (2018). Urban tourism development for Bandung City, Indonesia: A preliminary study. International Journal of Business and Society19(1), 73-86.

Prayitno, B. (2017). Co-habitation space: A model for urban informal settlement consolidation for the heritage city of Yogyakarta, Indonesia. Journal of Asian Architecture and Building Engineering16(3), 527-534.

PRAMUDITA, O. A. (2017). STUDI PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP BERKURANGNYA MINAT KUNJUNGAN WISATA TAMAN REKREASI WONDERIA (Doctoral dissertation, Fakultas Teknik UNISSULA).

Tjahjoko, A. (2018). Developing Urban Tourism for Taman Bungkul as Tourist Destination in Surabaya. HOSPITALITY AND TOURISM1(1).

Nama : Elshano Theo Buana

NIM : 18/430915/SA/19530

Tugas : Mata Kuliah Isu-Isu Pariwisata

 

Ikuti tulisan menarik elshano buana lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler