x

Ilustrasi Belanja Online (Foto: Gaya Tempo)

Iklan

maulida arifatul munawaroh

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 20 Februari 2021

Senin, 12 April 2021 07:50 WIB

Sistem COD (Cash On Delivery) dan Nasib Kurir

Sistem COD ditujukan untuk mempermudah customer dalam berbelanja online. Namun sayangnya masih terdapat beberapa customer yang tidak bertanggung jawab dengan barang yang ia telah pesan. Sehingga merugikan beberapa pihak. Salah satu yang paling dirugikan adalah kurir yang mengantarnya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sebelum masa pandemi covid-19, sebagain orang sudah terbiasa berbelanja secara online dibanding harus langsung ke store. Alasannya bermacam-macam, kebanyakan memiliki alasan lebih praktis dan menghemat waktu. Apalagi di masa pandemi seperti ini, orang-orang dianjurkan untuk mengurangi aktivitas di luar rumah. Maka, berbelanja secara online untuk beberapa kebutuhannya adalah pilihan yang tepat bagi beberapa orang.

Salah satu kelebihan dari belanja secara online terlebih di e-commerse adalah bisa COD (Cash On Delivery). Sistem pembayaran ini dulunya dilakukan dengan melakukan deal antara penjual dan pembeli untuk menukar barang dan uang di suatu tempat sehingga penjual dan pembeli bisa mengetahui satu sama lain. Pembeli juga bisa melihat barangnya terlebih dahulu sebelum membayar. Namun, saat ini sistem COD ini dilakukan dengan melibatkan kurir dari jasa pengiriman. Penjual bisa memilih untuk tetap membeli ataupun menolak dengan mengembalilan barang tersebut.

Nah, tahukah anda bahwa ketika pembeli/customer ini menolak atau mengembalikan barang yang dipesan ia tidak hanya merugikan penjual saja, namun juga kurir. Mengapa bisa merugikan penjual dan kurir?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pertama, penjual telah memproses pesanan tersebut cukup memakan waktu. Selain itu penjual juga memerlukan alat dan bahan untuk mengemasnya agar barang bisa sampai tanpa ada cacat. Ketika dikembalikan maka penjual mendapat kerugian waktu dan biaya pengemasan tentunya. Belum lagi jika ia memiliki karyawan dalam proses pengemasan ini, maka calon pembeli ini juga merugikan karyawan tersebut dari segi tenaga dan waktu.

Kedua, kurir dirugikan karena dalam sistem COD ini ia mendapatkan fee/penghasilan dari pesanan yang ia antar. Nah, jika pembeli melakukan cancel orderan yang kurir tersebut bawa otomatis ia tidak mendapatkan penghasilan. Padahal dari setiap orderan yang ia bawa tidak banyak bagian yang mereka dapat.

Pada postingan instagram akun @duniapunyacerita menunjukkan percakapan antara customer dengan kurir yang menjelaskan bahwa barang pesanan pembeli belum juga datang disebabkan para kurir sedang demo karena ada pengurangan fee tiap pengiriman yakni yang sebelumnya Rp.2.000 per paket menjadi Rp.1.500.

Hal ini lantas menuai banyak komentar dari netizen. Salah satu dari mereka memberikan tanggapan "pantesiin klo dikirim pake shopi ekspres murah, ternyata kasian di kurirnya ya astaga .. Mudah2an pada dpt kerjaan yang lebih baik di masa sulit begini"

Komentar itu mendapatkan 57clikes. Terdapat juga komentar yang mengatakan bahwa kurir hanya mendapat Rp. 1.000 per paket itupun tanpa uang bensin.

Dikutip dari detikcom pihak Executive Director Shopee Indonesia Handhika Jahja memberikan penjelasan mengenai postingan yang telah viral tersebut. Pihaknya menyangkal adanya pemotongan upah pada kurirnya. Ia menambahkan bahwa pihaknya selalu memastikan pendapatan yang baik bagi para mitra pengemudi Shopee Express. Insentif disesuaikan harga pasar dan sesuai dengan aturan yang ada. Namun, tak bisa dipungkiri bahwa yang terjadi di lapangan adalah keterlambatan pada proses pengiriman memang benar terjadi dan banyak yang mengalaminya.

Terlepas dari berita tersebut, sistem COD ini pada dasarnya ditujukan untuk memudahkan para customer atau pembeli untuk berbelanja tanpa menggunakan e-money dan sejenisnya. Namun, akibat oknum-oknum tak bertanggung jawab, sistem COD ini justru malah merugikan beberapa pihak. Salah satu yang palinh dirugikan ya tentunya kurir. Bayangkan saja jika benar per paket kurir hanya mendapat Rp. 1.500 sebagai penghasilan utama mereka itupun tanpa tambahan uang makan maupun bensin, dan ketika ia mengantar barang tersebut dengan entengnya pembeli menolak barang itu tanpa alasan yang jelas. Betapa mirisnya ironinya dunia kerja mereka. 

Maka jika pembaca saat ini sedang atau akan berperan sebagai customer, berbijaklah dalam berbelanja dengan sistem ini. Jika perlu malah memberikan sedikit "tips" pada kurir yag telah mengantar paket anda. Meski sedikit, tetapi mampu membuatnya lebih bahagia dan dihargai.

Ikuti tulisan menarik maulida arifatul munawaroh lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler