x

Iklan

Desi Ofitasari

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 29 April 2021

Minggu, 2 Mei 2021 07:22 WIB

Pupuk Kompos dari Limbah Budidaya Broiler

Perkembangan usaha peternakan ayam broiler di Indonesia semakin meningkat tiap tahunnya. Hal ini ditandai dengan banyaknya usaha-usaha peternakan ayam broiler yang didirikan. Berdirinya peternakan-peternakan ini diharapkan bisa memenuhi kebutuhan protein hewani masyarakat Indonesia. Selain, menghasilkan daging yang kaya protein, peternakan-peternakan ini juga menghasilkan limbah kotoran ayam. Limbah yang dihasilkan berupa air buangan, sekam bercampur kotoran ayam, dan bau yang kurang sedap. Kotoran ayam memiliki potensi yang besar sebagai pupuk kompos. Pemberian pupuk kotoran ayam dapat memperbaiki struktur tanah yang sangat kekurangan unsur organik serta dapat memperkuat akar tanaman. Untuk mengurangi jumlah limbah kotoran ayam di lingkungan, maka perlu dilakukan pemanfaatan atau pengolahan limbah tersebut menjadi sesuatu yang berguna, salah satunya memanfaatkan limbah menjadi pupuk kompos.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

PUPUK KOMPOS DARI LIMBAH BUDIDAYA BROILER

Karya : Desi Ofitasari

Limbah Budidaya Broiler

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Limbah yang dihasilkan dari usaha peternakan ayam terutama berupa air buangan, sekam bercampur kotoran ayam, dan bau yang kurang sedap. Bau yang dikeluarkan berasal dari unsur nitrogen dan sulfida dalam kotoran ayam. Udara yang tercemar gas amonia dan sulfida dapat menyebabkan gangguan kesehatan ternak dan masyarakat di sekitar peternakan. Dampak dari gas amonia yaitu menimbulkan iritasi pada mata dan saluran napas pada manusia, menyebabkan sakit kepala, menurunkan produktivitas ayam yang menyebabkan ayam mudah terkena penyakit. Kotoran ayam mengandung unsur Nitrogen, Fosfor, dan Kalium yang lebih tinggi dibandingkan kotoran ternak lainnya.

Proses Pembuatan Pupuk Kompos Kotoran Ayam

Proses pertama dalam pembuatan pupuk kompos dari limbah budidaya broiler yaitu persiapan bahan yang berupa kotoran ayam, sekam padi yang sudah digilig, dedak, pupuk organik cair(MBio), gula merah, dan air bersih.

Kedua, proses pembuatan kompos dilakukan dengan mencampurkan pupuk organik dengan gula merah dan air secukupnya, diamkan selama kurang lebih 12 jam. Larutan gula merah ini berfungsi sebagai pengaktif pupuk MBio tersebut.

Ketiga, campurkan juga kotoran ayam, sekam padi yang sudah digilig, dan dedak. Aduk hingga bahan tercampur rata. Usahakan melakukan proses ini diatas ubin yang kering. Siramkan larutan MBio dan gula merahh yang sebelumnya disimpan ke atas permukaan campuran bahan kering tersebut. Tutup adonan tersebut dengan plastik atau terpal. Dan diamkan selama 5 hari. Setelah 5 hari pupuk kompos siap digunakan.

Kelebihan Pupuk Kompos dari Kotoran Ayam

Pupuk kompos dari kotoran ayam mengandung 3 nutrisi yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhannya yaitu Nitrogen, Fosfor, dan Kalium. Ini lebih aman daripada menggunakan bahan kimia. Kelebihan lain yang dimiliki pupuk kompos ini yaitu bisa menjaga kelembapan akar tanaman sehingga proses pertumbuhan tanaman efektif dan tahan dari hama. Selain itu, pupuk kompos ini juga ampuh untuk meningkatkan kualitas tanah tanpa meninggalkan efek di kemudian hari. Bahan pupuk yang digunakan juga mudah diperoleh dan bisa dikombinasikan dengan bahan lainnya. Dan yang terakhir, pupuk kompos ini tidak mencemari lingkungan sehingga kelestarian lingkungan terjaga.

Pemanfaatan limbah kotoran ayam sebagai bahan baku pembuatan kompos merupakan teknologi alternatif yang dapat diterapkan dan berprospek positif. Kompos tersebut dapat dimanfaatkan sebagai penyubur lahan pertanian, lahan kehutanan dan juga dapat menanggulangi masalah limbah peternakan ayam serta penjualan kompos kotoran ayam dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Perlu dilakukan kegiatan pembuatan kompos kotoran ayam di daerah yang memiliki usaha peternakan ayam sehingga limbah kotoran dapat dimanfaatkan dan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.

So! Mari kita manfaatkan limbah kotoran ayam menjadi hal yang berguna dengan  bahan-bahan sederhana.

Ikuti tulisan menarik Desi Ofitasari lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler