x

By: Seotechman.com

Iklan

Wulandari

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 17 April 2021

Minggu, 9 Mei 2021 20:18 WIB

Cara Beradaptasi dengan Budaya Asing


Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Teori adaptasi budaya

Menurut Young Yun Kim yang dimaksud dengan adaptasi budaya adalah proses jangka panjang yang dilakukan oleh individu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya melalui pembelajaran dan pertukaran komunikatif hingga dirinya merasa nyaman di lingkungan yang baru. Teori adaptasi budaya dirumuskan oleh Kim untuk menggambarkan proses adaptasi budaya dan menjelaskan struktur proses adaptasi budaya serta berbagai variabel penting yang mempengaruhi tingkatan dimana seseorang kemudian mengadaptasi budaya baru dan budaya yang tidak dikenal.

Proses Adaptasi Budaya

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kim menjelaskan bahwa adaptasi merupakan proses yang dinamis dan melibatkan variabel internal atau intrapersonal dan variabel eksternal atau sosial/lingkungan. Karena itu, Kim mengadopsi pendekatan sistem untuk memahami proses adaptasi karena pendekatan sistem merupakan pendekatan yang sesuai untuk menampilkan kompleksitas saling keterhubungan yang terlibat dalam proses adaptasi. Kim menggambarkan adaptasi sebagai proses tiga tahap yaitu stress-adaptation-growth.

Stress. Ketika memasuki lingkungan baru, pendatang baru akan mengalami stress atau tekanan akibat gegar budaya, penghindaran, atau perhatian selektif. Stress memotivasi seseorang untuk beradaptasi terhadap lingkungan baru atau lingkungan tuan rumah untuk mengembalikan keseimbangan. Adaptation. Adaptasi dapat dicapai melalui akulturasi dan dekulturasi. Dari proses pembelajaran ini adaptasi terjadi dalam bentuk transformasi pertumbuhan internal. Growth. Proses pertumbuhan tidak bersifat linear melainkan bersifat heliks yang ditandai dengan naik turunnya proses stress-adaptation.

Bagaimana cara agar kita bisa beradaptasi dengan budaya asing tersebut :

1. Pelajari Bahasa Lokal

Bahasa adalah sesuatu yang sangat esensial dalam menjalin komunikasi. Jika tidak dapat berkomunikasi dengan baik akan sulit untuk dapat bergaul dengan orang-orang lokal. Karena itu, penting untuk kita yang ingin tinggal di luar negeri untuk mempelajari bahasa lokal yang digunakan sehari-hari di negeri itu. Untuk negara-negara yang menggunakan bahasa Inggris mungkin tidak terlalu sulit karena kita sudah belajar bahasa Inggris bahkan sejak sekolah dasar. Beberapa negara, seperti di Asia Timur, tidak banyak orang lokal yang menguasai bahasa Inggris, sehingga akan sulit bagi kita untuk berkomunikasi jika kita hanya menguasai bahasa Inggris. Sebelum berangkat ke luar negeri, kita dapat mempelajari terlebih dahulu bahasa lokal. Caranya bisa mengikuti kursus bahasa asing, menonton film-film asing tanpa terjemahan, dan sebagainya. Biasanya di luar negeri juga ada kursus untuk mempelajari bahasa lokal khusus untuk mahasiswa asing, sehingga kita dapat melanjutkan pembelajaran bahasa ke tingkat yang lebih mahir.

2. Beradaptasi dengan makanan

Adaptasi dengan makanan itu bisa berbeda-beda setiap orang karena menyangkut selera. Hal yang penting diperhatikan adalah ketika di Indonesia setiap makanan selalu ada label halal, namun tidak semua negara terdapat label seperti itu. Kita harus rajin bertanya dan mencari tahu sebelum membeli makanan apakah di makanan tersebut ada bahan-bahan yang tidak boleh kita makan. Di negara-negara maju juga banyak sekali makanan-makanan instan dan cemilan, kalau kita tidak dapat mengontrol diri, kita akan pulang ke Indonesia membawa berat badan yang bertambah banyak.

3. Beradaptasi dengan cuaca dan iklim

Jika tinggal di negara tropis tidak akan menjadi masalah, namun jika tinggal di negara yang mempunyai iklim berbeda maka itu akan jadi tantangan tersendiri. Kita harus mempersiapkan perlengkapan yang sesuai dengan iklim dan cuaca negara tersebut. Sebagai contoh, beberapa negara seperti Taiwan, sering dilanda typhoon, sehingga sering hujan disertai dengan angin yang kencang. Payung di Taiwan dibuat dengan rangka yang lebih kokoh untuk dapat menahan angin, payung yang ada di Indonesia tidak akan kuat menahan angin yang ada disana. Tahun pertama akan terasa sulit untuk menjalani musim demi musim, namun tahun-tahun selanjutnya kita akan mulai terbiasa dengan iklim. Sebelum berpergian, selalu cek prediksi cuaca untuk dapat mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan.

4. Membangun jaringan pertemanan

Bergaul dengan orang-orang lokal akan sangat banyak membantu kita. Sebagai contoh, ketika kita ingin melakukan survei untuk penelitian, maka teman-teman lokal akan dapat membantu dengan mencari lokasi atau bahkan berkomunikasi dengan penduduk lokal. Berteman dengan orang-orang lokal dan juga warga asing lain yang tinggal di negara tersebut akan memberi kesempatan kepada kita untuk membuka wawasan baru dari berbagai sudut pandang dan budaya. Hal ini akan memperkaya pengetahuan dan cara pandang kita.

5. Taat pada hukum dan aturan yang berlaku

Peribahasa “di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung” berlaku secara umum di negara manapun. Jangan melanggar hukum dan tata tertib, apalagi dengan sengaja. Selain akan berakibat buruk pada kita, hal itu juga akan memberikan citra negatif pada negara kita. Jangan juga terlibat secara langsung maupun tidak langsung pada politik praktis di negara tersebut agar tidak ada konflik kepentingan bagi kita.

6. Manfaatkan fasilitas dengan efektif

Negara-negara maju seringkali memberikan fasilitas-fasilitas yang banyak, seperti koneksi internet, perpustakaan, asuransi kesehatan, dan sebagainya. Sebagai warga/mahasiswa asing yang tinggal secara resmi di negara tersebut kita juga berhak menikmati fasilitas tersebut. Manfaatkan dengan baik untuk menunjang studi atau pekerjaan kita. Smartphone akan banyak berguna, karena di beberapa negara sudah menunjang fasilitas digital dan cloud service yang bisa kita manfaatkan.

7. Mengikuti kebiasaan

Tinggal di luar negeri berarti harus mengikuti kebiasaan, budaya dan aturan yang berlaku di negara tersebut. Cara yang paling mudah untuk mengenali kebiasaannya adalah dengan melihat bagaimana orang-orang lokal melakukan sesuatu. Sebagai contoh ketika berjalan di trotoar, kita melihat dahulu apakah orang lokal berjalan di sebelah kanan atau kiri, melihat bagaimana mereka menyeberang jalan, dan bagaimana menggunakan sarana umum. Kita tentu tidak mau terlihat aneh ketika semua orang berjalan di sebelah kanan dan kita di sebelah kiri (di Indonesia berjalan di sebelah kiri) ataupun dipanggil polisi karena melanggar aturan. Tentu saja, kita bisa bertanya dengan orang-orang lokal, namun bagi yang enggan bertanya melirik kiri-kanan bisa menjadi solusi.

Ikuti tulisan menarik Wulandari lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler