x

Iklan

Lwin da

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 27 Mei 2021

Minggu, 30 Mei 2021 13:34 WIB

Pengaruh Otomatisasi Dunia Industri pada SDM di Indonesia

Otomatisasi pada dunia industri semakin membuat tenaga kerja manusia kurang terpakai. SDM dituntut untuk selalu meningkatkan kemampuan agar tidak tertinggal terlalu jauh dengan teknologi yang berkembang pesat. Bagaimana cara mengatasinya?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Otomatisasi atau perpindahan manual ke otomatis selalu menjadi ketakutan tersendiri untuk para SDM. Jika semua hal bisa dilakukan oleh mesin, bukan tidak mungkin tenaga manusia akan semakin jarang digunakan. Hal inilah yang menyebabkan kecemasan selama beberapa tahun terakhir ini.

Faktanya, otomatisasi pada dunia industri muncul sejak revolusi industri 3.0. Sejak saat itu, peran manusia dalam dunia industri mulai tergeser oleh robot dan mesin yang bisa bergerak secara otomatis. Tenaga manusia hanya berperan sebagai operator atau "perawat" mesin-mesin tersebut.

Apalagi pada era saat ini, dimana banyak perusahaan manufaktur memutuskan untuk beralih dari menggunakan tenaga manusia ke tenaga mesin, dari proses ke proses otomatis. Hal utama yang menjadi pertimbangan perpindahan ini adalah efisiensi waktu dan tenaga. Tentu saja proses otomatis selalu menjadi pemenang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Otomatisasi ini juga terjadi pada industri pengemasan dan pelabelan. Banyak mesin dan alat yang dirancang secara khusus untuk mendukung adanya otomatisasi industri pengemasan dan pelabelan. Bahkan, mesin-mesin tersebut dirancang untuk hampir semua proses.

Apa saja yang bisa di otomasi pada industri?

  1. Proses pengemasan produk
    Proses pengemasan produk adalah proses pengisian pada kemasan, biasanya proses ini disebut proses filling. Proses ini beralih ke otomatis karena dinilai lebih cepat. Jika pada proses manual para pekerja masih butuh untuk menimbang dan menakar jumlah isian. Proses tersebut akan hilang pada saat menggunakan mesin karena mesin akan menghitung jumlah takaran produk sesuai dengan system.
  2. Proses pelabelan produk
    Proses pelabelan produk adalah mencetak informasi atau expiry date pada kemasan produk ataupun karton. Proses ini dilakukan oleh mesin coding yang terdiri dari berbagai jenis. Sehingga proses pelabelan bisa digunakan pada media yang lebih bervariasi. Proses ini tidak boleh dilewatkan, sehingga proses otomatis menggunakan mesin dinilai lebih efisien. Tidak akan terlewat barang satu produk pun.
  1. Proses pelipatan karton
    Proses pelipatan karton adalah proses untuk membentuk karton sehingga bisa diisi oleh produk. Pada awalnya, karton yang akan digunakan hanya berbentuk lembaran. Pada dasarnya, proses ini juga masih dilakukan secara manual oleh tenaga manusia. Tapi jika digunakan untuk produksi skala besar, akan jauh lebih efisien jika dilakukan oleh mesin. Mesin untuk melipat karton ini juga disebut sebagai carton erector.
  1. Proses pengisian produk pada karton
    Proses pengisian produk pada karton adalah salah satu proses penting yang diharuskan minim kesalahan. Karena menyangkut kondisi produk yang apabila rusak atau cacat akan menyebabkan kerugian pada perusahaan. Dalam industri berskala menengah hingga besar, proses pengisian produk ini sudah diambil oleh mesin, disebut juga dengan mesin case packer. Mesin pengisian ini dapat digunakan pada berbagai macam kemasan seperti pouch, gelas, botol hingga kaleng.
  2. Proses penyegelan karton
    Proses penyegelan karton dilakukan setelah produk sudah tertata rapi di dalam karton. Proses ini sebenarnya dapat dilakukan dengan mudah bahkan secara manual. Karena ada alat yang disebut dengan tape dispenser. Akan tetapi, proses ini akan membutuhkan banyak tenaga dan waktu karena proses penyegelan harus dilakukan dengan rapi dan tepat. Hal ini dilakukan karena tampilan karton yang rusak atau cacat akan mempengaruhi nilai jual dari produk yang ada di dalamnya.

Hal ini pun didukung dengan banyaknya distributor mesin industri yang muncul dan mulai berlomba untuk mendapat tempat di pelaku industri Indonesia. Baik itu dari dalam negeri maupun luar negeri. Hal ini dipicu oleh banyaknya permintaan mesin indsutri di Indonesia. 

Dampak Otomatisasi bagi SDM

Seiring bertambahnya mesin otomatis di sebuah pabrik atau perusahaan, maka SDM yang diperlukan juga semakin sedikit. Hal ini tentu saja bukan kabar baik bagi SDM yang memiliki skill dan kemampuan yang kurang. Bahkan, PHK atau Pemutusan Hubungan Kerja menjadi lebih sering terdengar di telinga. Ditambah dengan masuknya SDM asing yang dinilai memiliki kualitas lebih baik dari SDM dalam negeri. Lalu bagaimana cara menyikapinya?

Secanggih apapun mesin atau komputer, tenaga manusia masih tetap diperlukan dalam sebuah industri. Akan tetapi, kemampuan yang dimiliki juga harus setara. Misalnya saja, mesin tetap butuh operator dan teknisi untuk bisa beroperasi dengan baik. Dalam hal ini, Indonesia sudah mulai memacu SDM nya untuk bisa bersaing dengan SDM asing. Mulai dari anjuran untuk meningkatkan skill pada masa kuliah hingga mengadakan pelatihan-pelatihan di daerah. 

Selain itu, masyarakat juga diwajibkan untuk memiliki skill dasar komputasi dan pemahaman tentang komputer untuk bisa masuk ke dalam dunia kerja atau industri. Tentu saja bukan hal yang mudah mengingat masih banyak wilayah pelosok di Indonesia. Namun, satu hal yang harus diyakini. Tidak ada usaha yang sia-sia.

Ikuti tulisan menarik Lwin da lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu