x

Iklan

Muhamad Rizki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 31 Maret 2021

Sabtu, 12 Juni 2021 12:40 WIB

Diksi Alias Pilihan Kata

Diksi adalah suatu pilihan kata. pemakaian diksi yang tepat, cermat, dan benar dapat membantu memberi nilai pada suatu kata. pilihan kata yang tepat dapat mencegah kesalahan penafsiran yang berbeda.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

A. Kaidah Makna

Kaidah makna dalam pemilihan kata mengacu kepada persyaratan ketepatan pemilihan kata sebagai lambung objek pengertian atau konsep-konsep yang meliputi berbagai aspek. Ada dua jenis makna yang terpenting di antaranya adalah makna denotatif atau makna leksikal dan makna konotatif atau makna gramatikal.

  1. Kata yang Denotatif dan Kata yang Konotatif

Kata denotatif adalah makna kata secara lepas tanpa kaitan dengan kata yang lain dalam sebuah struktur. Denotasi adalah konsep dasar yang didukung oleh kata, sedangkan nilai rasa atau gambaran tambahan yang ada di samping denotasi disebut konotasi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kata yang denotatif mengandung makna kata yang sesuai dengan konsepnya sehingga disebut juga makna konseptual. Kata yang konotatif mengandung makna tambahan yang sesuai dengan sikap dan nilai rasa tertentu pengguna Bahasa bersangkutan, disebut juga sebagai makna struktural karena makna yang timbul bergantung pada struktur tertentu sesuai dengan konteks dimana kata itu berada.

Contoh :

  • Toko itu dilayani gadis-gadis cantik
  • Toko itu dilayani dara-dara cantik
  • Toko itu dilayani perawan-perawan cantik

Kata-kata gadis,dara, dan perawan secara denotatif bermakna wanita atau wanita muda yang belum kawin, tetapi secara konotatif dibedakan maknanya, yaitu gadis mengandung makna umum, dara mengandung makna yang bersifat puitis, dan perawan mengandung makna asosiasi tertentu.

  1. Kata yang Bersinonim dan Berhomonim

Sinonim adalah kata yang maknanya sama atau mirip dengan kata lain. Persamaan makna itu dapat tidak berlaku sepenuhnya. Hal yang harus dihindari dalam penggabungan kata adalah munculnya penggunaan kata secara berlebihan yang mengakibatkan terjadinya kata mubazir.

Antonim adalah ungkapan yang maknanya kebalikan dari ungkapan yang lain. Bentuk antonim ada 4, yaitu :

  • Antonim antara kalimat, contoh: dia gila dan dia tidak gila
  • Antonim antara frasa, contoh: secara tersusun dan secara tidak tersusun
  • Antonim antara kata, contoh: mustahil dan mungkin
  • Antonim antara morferm, contoh: prasarjana dan pascasarjana

Antonim diperlukan untuk menegaskan sesuatu dengan menyangkal atau mempertentangkan, seperti besar dan kecil. Selain itu, kata yang berantonim dapat digabungkan sehingga melahirkan bentuk kata majemuk yang dapat menyamarakkan kalimat.

Homonim terjadi jika dua kata mempunyai bentuk (tulisan) dan lafalnya sama, tetapi maknanya berbeda. Homonim hanya terjadi dalam bentuk tataran pada tingkat kata. Misalnya kata bisa dapat bermakna racun atau dapat  atau boleh. Disamping kata homonim, ada pula yang disebut homofon dan homograf. Homofon adalah kata-kata yang sama lafalnya, tetapi berbeda ejaannya. Seperti kata bang dan bank.

Homograf adalah kata-kata yang sama ejaannya, tetapi berbeda lafalnya. Seperti kata teras (dengan e pepet) bermakna bagian atau bagian utama, dan kata teras (dengan e taling) bermakna anjungan atau kaki lima.

  1. Kata konkret dan Abstrak

Kata-kata konkret adalah kata yang berupa objek yang nyata, dapat dilihat, didengar, diraba, dan dirasa. Sedangkan kata abstrak adalah kata-kata yang berupa konsep. Kata abstrak dalam Bahasa Indonesia pada umumnya adalah kata-kata bentukan dengan konfliks peng-/ -an dan ke-/ -an, seperti perdamaian.

  1. Kata umum dan khusus

Kata-kata umum termasuk kata yang mempunyai hubungan luas, sedangkan kata-kata khusus mempunyai hubungan sempit, terbatas, khusus atau unik.

  1. Kata populer dan kajian

Kata populer adalah kata yang banyak digunakan dalam berkomunikasi pada berbagai lapisan masyarakat. Sedangkan kata kajian adalah kata-kata yang digunakan secara terbatas pada kesempatan tertentu berupa kata atau istilah yang digunakan oleh golongan ilmuan dalan pembicaraan tulisan ilmiah.

  1. Kata Baku dan Tidak Baku

Kata baku yaitu kata-kata yang telah resmi dan standar dalam penggunaannya. Sedangkan kata tidak baku yaitu kata-kata yang belum berterima secara resmi atau yang tidak mengikuti kaidah yang berlaku dalam Bahasa Indonesia. Kata-kata tidak baku dapat berupa:

  • Kata-kata dari dialek-dialek Bahasa Indonesia yang ada,
  • Kata-kata serapan Bahasa daerah yang belum berterima,
  • Kata-kata Bahasa asing yang tidak memenuhi persyaratan ejaan dalam Bahasa Indonesia.
  • Kata-kata Bahasa Indonesia yang dieja sebagai Bahasa asing, dan
  • Kata-kata bentukan yang tidak menuruti kaidah yang berlaku.
  1. Kata Mubazir

Kata mubazir adalah kata-kata yang bersinonim dan digunakan Bersama-sama sekaligus sehingga menjadi berlebih-lebihan.

  1. Kata Mirip

Kata mirip adalah kata-kata yang tampak mirip dari segi bentuknya atau rasa mirip dari segi maknanya. Seperti kata suatu dan sesuatu.

  1. Pasangan Idiomatis

Berdasarkan kaidah Bahasa maka dalam Bahasa Indonesia terdapat pilihan kata yang merupakan kata berpasangan tetap atau ungkapan idiomatis. Kata tersebut selalu muncul bersamaan dan tidak dapat dipisahkan.

 BPenggunaan Pilihan Kata (Diksi)

  1. Ketepatan diksi

Didalam pemilihan kata yang benar dan tepat, penulis diharapakan dapat memahami syarat-syarat dalam pemilihan kata atau ketepatan diksi. Syarat ketepatan diksi adalah sebagai berikut:

  • Membedakan secara tepat antara kata bermakna konotasi dan denotasi,
  • Membedakan secara cermat terhadap kata yang hampir sama maknanya,
  • Membedakan kata-kata yang mirip atau hampir mirip ejaannya,
  • Mewaspadai akhiran asing yang kurang tepat,
  • Memahami kata yang tergolong kata umum dan kata khusus,
  • Memperhatikan perubahan makna yang terjadi pada kata-kata yang sudah dikenal.

Persyaratan kesesuaian diksi adalah hal yang sangat penting dalam pemilihan kata, agar kata-kata yang dipergunakan tidak mengganggu suasana dan tidak akan menimbulkan ketegangan antara penulis dan pembaca atau antara pembicara dan pendengar. Persyaratan tersebut adalah:

  • Hindari kemungkinan penggunaan kata yang tidak baku pada situasi formal,
  • Gunakan kata-kata pada tempatnya,
  • Hindari penggunaan kata-kata yang mubazir dan ungkapan yang sudah using,
  • Dan hindari penggunaan Bahasa atau dialek kedaerahan dalam tulisan pembaca umum.
  1. Kesalahan Diksi

Kasalahan diksi meliputi kesalahan kalimat yang disebabkan oleh kesalahan dalam pemakaian kata. Contohnya adalah:

  • Pemakaian kata tidak tepat, seperti kata dari atau daripada
  • Pemakaian kata berpasangan, yaitu ada sejumlah kata yang pemakaiannya berpasangan disebut konjungsi korelatifa
  • Pemakaian dua kata, yaitu dalam kenyataan terdapat pemakaian dua kata yang bermakna dan berfungsi sama, seperti: ialah,adalah,merupakan.
  • Kelangsungan pilihan kata yang terlalu banyak kata yang diungkapkan secara singkat.

 Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan kata yang baik, yaitu:

  • Menghindari kata-kata yang tidak menambah kejelasan makna kata,
  • Menghindari penggunaan beberapa kata yang bermakna sama,
  • Menghindari penggunaan istilah baru karena dapat menimbulkan kebingungan bagi pembaca atau pendengar.

Ikuti tulisan menarik Muhamad Rizki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler