Sejarah Singkat dan Biografi TGH. M. Shaleh Hambali (Bengkel)

Jumat, 25 Juni 2021 18:02 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

TGH. M. Shaleh Hambali (Bengkel). Nama kecil beliau adalah Muhammad Shaleh. Beliau merupakan putra bungsu dari delapan bersaudara pasangan Hambali dan Halimah. Muhammad Shaleh dilahirkan pada hari Jum’at tanggal 7 Ramadhan bertepatan dengan tahun 1893 Masehi. Kisah hidup beliau hampir mirip dengan kelahiran Rasulullah.

Ketika beliau masih dalam kandungan berumur 6 bulan, ayahnya dipanggil menghadap Yang Maha Kuasa. Ketika beliau berumur 6 bulan, ibundanya tercinta menyusul ayahandanya dan beliaupun menjadi yatim piatu.

Tuan Guru Haji Muhammad Shaleh Hambali mulai belajar mengaji pada usia 7 tahun. Beliau mengaji dengan teratur dan tekun pada salah seorang guru al-Qur’an yang ahli tajwid bernama Ramli alias Guru Sumbawa di desa kelahirannya di Bengkel.Setelah itu beliau melanjutkan pendidikannya ke Mekah al-Mukarromah sejak tahun 1912 M sampai dengan 1921 M.

Semasa di Mekah beliau berguru pada ulama fiqh, tafsir, tasawuf dan ilmu-ilmu agama yang lainnya. Adapun guru-guru beliau di Mekah adalah: Syekh Said Al Yamani, Syekh Hasan Bin Syekh Said Al Yamani, Syekh Alawi Maliki Al Makki, Syekh Hamdan Al Maghrabi, Syekh Abdusatar Hindi, Syekh Said Al Hadrawi Makki, Syekh Muhammad Arsyad, Syekh Shaleh Bafadal, dan Syekh Ali Umairah Al Fayumi Al Mishra.

Selain belajar pada ulama di Mekah beliau juga belajar pada ulama yang berasal dari Indonesia seperti TGH. Umar dariSumbawa, TGH. Muhammad Irsyad dari Sumbawa, TGH. Utsmandari Serawak, KH Muchtar dari Bogor, KH Misbah dari Banten, TGH. Abdul Ghani dari Bali, TGH. Abdurrahman dari Bali, TGH. Utsman dari Pontianak, TGH. Umar dari Kelayu, TGH. Abdul Hamid dari Pagutan, TGH. Asy’ari dari Sekarbela, dan TGH. Yahya dari Jerowaru.

Beberapa karya beliau seperti: Ta’lim Al Shibyan Bi GhayatAl Bayan berisi tentang tauhid, fiqh, tasawuf ditulis tahun 1354 Hijriyah dicetak di Surabaya. Kitab Bintang Perniagaan (fiqh) ditulis tahun 1376 Hijriyah dicetak di Surabaya. Kitab Cempaka Mulia Perhiasan Manusia (tulisan tangan) bersumber dari kitab Bidayat Al Hidayah karya Imam Al Ghazali (Wasiat Al Mustafa, terjemahan 30 wasiat dari Musthafa Rasulullah kepada Sayyidina Ali) berupatulisan tangan. Kemudian Mawa’id AZ Shalihiyah, sebuah kitab hadits ditulis tahun 1364 H dicetak di Surabaya. Kitab Intan Berlian Perhiasan Laki Perempuan berisi tentang fiqh keluarga ditulis tahun 371 Hijriyah diterbitkan di Surabaya.

Beberapa lainnya, Manzalul Al Amrad tentang puasa, Hidayat Al Athfal tentang tajwid Al Qur’an atau nasehat kepada anak, dan Al-Lu’lu’ Al-Mantsur tentang hadits. Beberapa kepribadian beliau yang menunjukkan atas kesufiannya dapat dijelaskan sebagaimana penuturan murid beliau (TGH. Ishaq Hafid): “Datok adalah orang yang zuhud pada dunia, kekayaan yang dimiliki tidak membuat beliau lupa daratan, sebagian menjadi tanah wakaf milik pesantren. Beliau suka berbelanja membeli barang-barang kebutuhan bangunan madrasah, pergi ke sawah, semata-mata mengharap ridha Allah. Tidak tertipu oleh harta benda, harta itu dinafkah untuk kepentingan agama, beliau belanjakan untuk fakir miskin, anak yatim piatu, orang tua jompo, santri-santri yang kehabisan bekal, hidup beliau begitu sederhana, qana’ah, bersih, suka memakai minyak wangi dan memakai pakaian putih”.

TGH. M. Shaleh Hambali wafat pada hari Sabtu tanggal 15 Jumadhil Akhir bertepatan dengan tanggal 7 September 1968 Masehi pukul 07.00 Wita. Sebelum wafat beliau berwasiat kepada keluarga dan segenap santrinya, yang terurai dalam sebuah lintasan kalimat indah Tuan Guru Bengkel menulis sebuah wasiat 18 hari sebelum ia menghembuskan nafasnya yang terakhir.

Wasiatnya ini ditulis oleh TGH. L. M. Turmudzi Badaruddin. Dalam awal wasiatnya, tertulis dengan jelas “…barangkali inilah pertemuan yang terakhir antara saya dan kamu sekalian….” Berikut wasiat lengkapnya:

As-salām ‘alaikum wa raḥmah Allāh wa barakātuh
Al-ḥamd li Allāh Rabb al-‘ālamīn wa aṣ-ṣalāh wa as-salām ‘alā asyraf al-mursalīn wa ‘alā ālih wa aṣhabih ajma‘īn, ammā ba‘d.

Syukur alhamdulillah saya ucapkan kepada Allah Subḥānah Wa Ta‘ālā bahwa pertemuan ini dapat kita langsungkan pada hari ini, barangkali inilah pertemuan yang terakhir antara saya dan kamu sekalian. Oleh karena itu saya amanatkan sebagai berikut:

Amalkan segala pelajaran dan petunjuk yang kamu peroleh dari saya dan usahakan agar pengetahuanmu bertambah dengan menuntut ilmu pada ulama’ Ahl as-Sunnah wa al-Jamā‘ah.

Selain dari itu saya minta padamu semua agar dipelihara terus Perguruan Darul Qur’an dan usahakan supaya berkembang menjadi besar.

Peliharalah dan pertinggikan paham Ahl as-Sunnah wa al-Jamā‘ah dan jagalah persatuan dan kesatuan antaramu semua.Inilah amanat saya padamu dan peliharalah baik-baik. dan bermakna:

• Peliharalah persatuan dan kesatuan di antara sesamamu.

• Belajarlah pada guru yang beraliran Ahlussunnah wal-Jama’ah

.• Peliharalah Yayasan Perguruan Darul Qur’an dan usahakanlah agar berkembang lebih baik.

TGH. M. Shaleh Hambali tak pernah pergi karena ilmu dan amalnya terus mengalir dilestarikan oleh generasi berikutnya.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Izzul Mustofa

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler