x

Gambar oleh Gerd Altmann dari Pixabay

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Senin, 2 Agustus 2021 06:36 WIB

Isoman Fasilitas Hotel: Rakyat Tidak Iri, Kan Sudah Diwakili DPR

Bila pimpinan dan anggota DPR cukup bijak, ketimbang untuk menyediakan fasilitas isolasi mandiri di hotel, anggaran yang tidak terpakai dapat digunakan untuk membantu rakyat untuk membeli vitamin, obat, oksigen, alat kesehatan, hingga membangkitkan daya ekonomi rakyat.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Tidak sedikit warga yang meninggal dunia saat tengah menjalani isolasi mandiri di rumah. Keterbatasan ruang di rumah sakit maupun tempat lain menyebabkan banyak warga mengisolasi diri di tempat tinggal mereka. Mungkin banyak rumah yang tidak memadai untuk menjadi tempat isoman, misalnya dari segi ukuran, jumlah penghuni, jumlah kamar mandi, kualitas sirkulasi udara, dll.

Ketika kemudian para anggota DPR hendak diberi fasilitas untuk isoman di hotel, banyak pihak merasa bahwa ini berlebihan. Bukankah masing-masing anggota DPR memiliki rumah dinas yang memadai? Bukankah juga ada Wisma DPR yang dapat dimanfaatkan? Atau para anggota DPR yang isoman dapat bergabung dengan warga yang sedang isoman di Wisma Atlet, sehingga dapat berinteraksi langsung dengan warga.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dengan begitu, anggota DPR dapat mengetahui dan bahkan merasakan denyut nadi kehidupan rakyat ia mereka wakili. Ini kesempatan yang sangat baik untuk mengenal rakyat lebih dekat, tanpa menunggu masa reses. Mereka bisa ngobrol santai dengan rakyat, saling curhat, dan berjemur bareng di bawah matahari pagi.

Media mengabarkan, segenap kebutuhan anggota Dewan yang isoman di hotel juga akan ditanggung, seperti makan, cuci pakaian, hingga pengawasan oleh perawat dan kunjungan dokter. Warga yang isoman di rumah harus mengerjakan semua itu sendiri. Bayangkan, bila anggota DPR menjalani isoman 14 hari di hotel, berapa negara melalui anggaran DPR harus menyediakan dana untuk semua fasilitas itu? Per orang boleh jadi mencapai puluhan juta rupiah.

Apakah penyediaan fasilitas itu melanggar aturan? Barangkali tidak. Bahkan, mungkin, jika ada aturan yang dilanggar, aturan itu tinggal diubah—kan sudah ada contohnya dalam hal rangkap jabatan rektor dan komisaris. Ini lebih kepada rasa empatetik kepada warga yang menghadapi kesulitan untuk mengurus dirinya sendiri ketika terpapar Covid. Mereka yang tinggal sendirian tidak mudah menjalani isoman, sementara yang tinggal bersama keluarga pun rawan penularan satu sama lain. Di tengah situasi yang belum pasti kapan usainya, akan lebih bagus bila pimpinan dan anggota DPR mendekatkan diri kepada rakyat dengan berempati, dan bukan malah memperlebar jarak.

Kalau soal penyediaan anggaran untuk fasilitas isoman para anggota DPR itu, itu niscaya soal mudah. Anggaran DPR untuk sektor lain yang tidak terpakai, misalnya perjalanan luar negeri, karena situasi pandemi dapat dialihkan untuk penyediaan fasilitas isoman ini. Kok bisa? Lha, salah satu wewenang DPR itu kan menyusun anggaran negara, kalau cuma anggaran isoman mah mudah saja disiapkan. Tidak rumit pula persetujuannya.

Bila pimpinan dan anggota DPR cukup bijak, anggaran yang saat ini tidak terpakai dapat digunakan untuk membantu rakyat menghadapi pandemi—untuk membeli vitamin, obat, oksigen, alat kesehatan, hingga membangkitkan daya ekonomi rakyat. Kalaupun ingin tetap isolasi mandiri di hotel, para anggota DPR bisa merogoh kantong sendiri. Rakyat percaya kantong para anggota Dewan cukup tebal kalau hanya untuk menyewa kamar hotel katakanlah 14 hari.

Kalau kita berbicara mengenai hal-hal seperti itu dalam konteks melanggar aturan atau tidak, barangkali memang tidak melanggar. Namun, bila para anggota Dewan mempertimbangkan keadaan masyarakat—khususnya yang kekurangan—maka fasilitas hotel untuk isolasi mandiri yang disediakan dengan anggaran DPR, rasanya ya tidak perlu. Lebih bagus bila anggaran itu disalurkan kepada rakyat untuk membantu kehidupan sehari-hari.

Bila rencana isoman di hotel itu diteruskan, dan kabarnya sudah ada kerjasama yang diteken dengan pihak hotel, kesan yang timbul kok para pimpinan dan anggota DPR ini tidak empatetik kepada rakyat yang mengantri di rumah sakit, pusat perawatan, maupun yang terpaksa isoman sendiri di rumah dan kemudian tidak memperoleh perawatan yang semestinya. Para anggota DPR ini mestinya orang-orang yang paham bagaimana melakukan isoman yang benar, bisa melakukannya sendiri, dan punya fasilitas di rumah masing-masing untuk isolasi.

Belakangan, sebagian anggota DPR berkomentar bahwa mereka tidak tahu-menahu mengenai keputusan menyediakan fasilitas isoman di hotel; jika benar begitu, lantas inisiatif siapa rencana ini? 

Apakah rakyat iri melihat fasilitas semacam itu dikhususkan untuk para pimpinan dan anggota DPR, rasanya sih tidak. Sebab, rakyat pun niscaya berpikir: “Sebagai rakyat, kita tidak memperoleh fasilitas seperti itu tidak apa-apa, kan sudah diwakili anggota DPR. Mereka kan wakil rakyat. Lagi pula, rakyat tidak ingin menikmati fasilitas hotel justru ketika sedang terpapar penyakit, pinginnya mah menginap di hotel selagi sehat wal afiyat.” >>

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Hanya Satu

Oleh: Maesa Mae

Kamis, 25 April 2024 13:27 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Hanya Satu

Oleh: Maesa Mae

Kamis, 25 April 2024 13:27 WIB