x

Sebanyak 675 santri asal Sumatera Selatan kembali ke pondok untuk mengikuti kegaiatan belajar dengan protokol kesehatan yang ketat guna mencegah penyebaran wabah Covid-19. Antara Foto/Nova Wahyudi

Iklan

Yadi Fauzan

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 20 Agustus 2021

Senin, 23 Agustus 2021 06:35 WIB

Pertimbangan-pertimbangan Memilih Pesantren untuk Ananda

Pilihan pesantren sangat beragam. Dari sisi model pembelajaran, misalanya, ada yang menerapkan sistem Mulazamah, yakni tidak menggunakan kelas seperti umumnya sekolah. Ada juga yang menggabungkan sistem kelas sekolah umum dengan kegiatan pembelajaran khas pesantren. Begitu juga dari fokus pembelajaran, dan sebagainya. Bagaimana memilih pesantren dengan melihat pola pendidikan dan jenjangnya?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

aplikasi sekolah

Pendidikan di pesantren atau islamic boarding school saat ini bagi sebagian masyarakat sudah tidak lagi menjadi pilihan terakhir ketika seorang anak sudah tidak di terima di sekolah lain, atau di keluarkan dari sekolah umum, kemudian di masukan ke pondok pesantren. Banyak para orang tua sekarang menjadikan pondok pesantren atau islamic boarding school sebagai pilihan pertama mendaftarkan anak mereka untuk mendapatkan pendidikan. Pilihan pesantren pun semakin beragam dari sisi fokus pembelajaran, model pembelajaran, fasilitas, biaya dan lainnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tentu banyak faktor yang menjadikan orang tua memasukan anaknya ke lembaga pendidikan pesantren. Ada yang memang sedari awal sudah menginginkan atau merencanakan untuk me-mondokan anaknya, ada juga yang khawatir melihat perkembangan dan pergaulan remaja sehingga orang tua menginginkan lingkungan yang di rasa lebih baik yaitu di pesantren. Mungkin juga ada di antara orang tua yang keduanya bekerja dari pagi hingga petang, sehingga tidak memungkinkan bagi orang tua untuk memperhatikan perkembangan anaknya secara penuh. Apapun latar belakangnya, yang jelas orang tua menginginkan kebaikan bagi putra-putri mereka, baik dari sisi pendidikan, lingkungan, akhlaq dan terbiasa beribadah dengan tertib.

Pilihan pesantren juga beragam, dari sisi model pembelajaran, ada pesantren yang menerapkan sistem Mulazamah yang tidak menggunakan sistem kelas seperti umumnya sekolah. Ada juga yang menggabungkan sistem kelas seperti sekolah umum dengan waktu KBM pada umumnya (pagi-siang) dan waktu lainnya di gunakan untuk kegiatan pembelajaran khas pesantren tersebut. Dari sisi fokus pembelajaran, ada pesantren yang memang meng-khususkan pembelajaran untuk menghafal al-qur’an saja, ada juga yang memfokuskan kepada pelajaran bahasa arab, Fikih, dan lain sebagainya.

Dari sisi fasilitas dan biaya juga akan kita dapatkan hal yang beragam, mulai dari pesantren yang sederhana dari sisi fasilitas bangunan asrama dan kelas, sampai pesantren atau boarding school yang memiliki fasilitas yang memadai seperti Lab komputer, ruang belajar atau asrama ber-AC. Ada juga pesantren yang tidak memungut biaya sama sekali alias gratis. Umumnya gratis ini diperuntukan bagi anak yang yatim, tidak mampu ataupun santri yang berprestasi.

Sebagian pesantren juga sudah banyak yang memiliki fasilitas aplikasi ataupun sistem informasi yang memudahkan mereka mengelola data dan informasi administrasi pesantren, dan aplikasi ini juga yang akan menjadi media bagi orang tua untuk mengetahui perkembangan anak-anaknya. Apakah dari sisi administrasi keuangan seperti SPP, uang jajan, juga perkembangan Hafalan al-Qur’an, Prestasi, Absensi dan lainnya. Contoh aplikasi ini bisa di lihat di halaman aplikasi-pesantren.id ataupun sipond.com

Dari sisi legalitas, biasanya pesantren terdaftar di Kementrian Agama, baik yang sifatnya pendidikan formal ataupun pendidikan non-formal. Sebagian pesantren atau islamic boarding school juga ada yang meng-induk ke Dinas Pendidikan Nasional untuk jenjang pendidikannya yang ijasahnya adalah ijasah SLTP dan juga SLTA. Ijasah ini tentu akan memudahkan siswa untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Sehingga walaupun putra-putri kita di pesantren selama bertahun-tahun (anggaplah 3 tahun setingkat SLTP dan 3 tahun SLTA) mereka tetap bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya sesuai dengan minat dan bakat mereka.

Ikuti tulisan menarik Yadi Fauzan lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler