x

Ilustrasi Kaum Milenial. Gerd Altmann dari Pixabay.com

Iklan

Johanes Sutanto

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Rabu, 22 September 2021 14:23 WIB

Tiga Tip Investasi Saham untuk Pemula

Investasi saham cukup menarik di masa pandemi Covid-19. Tak heran, banyak pemula dari kalangan milenial ramai-ramai mencoba keberuntungan dengan mulai investasi saham. Kemudahan dan keterjangkauan yang lantas dibarengi potensi cuan yang menggiurkan menjadi pemikat bagi milenial untuk masuk dan menikmati saham. Namun jangan kalap, ada baiknya memperhatikan 3 tip dasar berikut ini agar investasinya benar-benar mendatangkan cuan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Investasi saham cukup menarik di masa pandemi Covid-19. Tak heran, banyak pemula dari kalangan milenial ramai-ramai mencoba keberuntungan dengan mulai investasi saham. Kemudahan dan keterjangkauan yang lantas dibarengi potensi cuan yang menggiurkan menjadi pemikat bagi milenial untuk masuk dan menikmati saham.

Kemudahan itu terwujud dengan transaksinya yang sudah serba online yakni cukup dengan smartphone karena saat ini sudah barbasis aplikasi, semisal dengan aplikasi IPOT milik Indo Premier Sekuritas. Sementara itu dari keterjangkauannya pun sangat affordable karena mulai dengan Rp100 ribu saja sudah bisa masuk dan menikmati saham. Alhasil, potensi cuannya pun untuk jangka panjang lebih tinggi dibandingkan uangnya hanya diparkir di tabungan biasa.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun di tengah geliat milenial dalam menikmati saham, ada baiknya memperhatikan 3 tip dasar berikut ini agar investasinya benar-benar mendatangkan cuan.

1. Jangan hanya ikut-ikutan

Prinsip pertama dalam investasi saham yakni jangan transaksi saham tertentu karena opini atau rekomendasi pihak lain. Kendati pandangan pihak lain itu tidak bisa diabaikan begitu saja, ada baiknya sebagai investor pemula jangan membeli kucing dalam karung. Saham yang akan dibeli wajib dianalisis, agar saham yang dibeli benar-benar saham yang berpotensi mendatangkan cuan dan bukannya saham pompom. Langkah untuk menganalisis yakni dengan mempelajari perusahaan dan manajemennya. Lebih lanjut bisa ditelisik jenis bisnisnya, laba perusahaan, pertumbuhan perusahaan dan tentu saja cek apakah valuasinya tergolong mahal atau murah.

2. Beli di saat yang tepat

Membeli saham yang tepat itu salah satu penandanya adalah saat saham-saham yang diincar memang sedang turun harga atau diskon gede-gedean. Selama yang turun bukan kinerja perusahaan, tentu sahamnya layak untuk dikoleksi. Pun dalam masa pandemi Covid-19, banyak saham yang murah. Bahkan, untuk saham-saham blue chip dengan likuiditas yang tinggi. Saham-saham yang sedang turun harganya ini tepat untuk dikoleksi, toh yang kondisi juga sudah makin membaik terkait dengan penanganan Covid-19. Apalagi ini kan investasi yang sifatnya jangka panjang. So, potensi cuan tinggi sudah di depan mata tatkala saham-saham unggulan sedang murah di masa pandemi Covid-19 ini.

3. Sabar

Yang namanya investasi itu selalu butuh waktu untuk mengunduh cuannya. Investasi itu untuk jangka panjang, bukannya supaya bisa mendapatkan cuan dalam waktu dekat. Kalau yang terakhir ini namanya trader yang biasa mencari cuan harian. So, begitu saham sudah dipilih, tentu wajib bersabar dan nggak ikut terombang-ambing dengan berbagai isu market dan opini yang justru makin membuat kondisi berinvestasi yang tidak tenang. Kesabaran akan membuahkan cuan yang maksimal dan hanya mereka yang mau bersabar akan mendapatkan cuannya.

Ikuti tulisan menarik Johanes Sutanto lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler