Dengan keterbatasan, Adul tak pernah lelah merangkak sejauh tiga kilometer dari rumahnya menuju kelas tempat dirinya menimba ilmu. Betul, dilahirkan dengan ketidaksempurnaan seperti bocah pada umumnya, tak membuat Adul patah arang. Justru, keterbatasan itu menjadi motivasi untuk adul tetap menuntut ilmu. Soal medan yang dilintasi adul menuju sekolah bukanlah mudah. Adul harus turun – naik jalan setapak bahkan hingga melintasi jembatan bambu. Tak pelak, kisah Adul menarik perhatian public.
"Ingin salaman sama pak presiden, Presiden Jokowi," kata Adul di hadapan teman dan guru-gurunya di SDN 10 Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat, tepatnya 2018 lalu. Selain memiliki keterbatasan fisik, Adul juga kesulitan ketika berbicara. Nada suaranya sedikit sengau, namun secara keseluruhan orang yang mengajaknya bicara akan mengerti apa yang Adul ucapkan. "Ingin jadi pemadam kebakaran, makanya latihan dari sekarang lari-lari, manjat-manjat, lompat-lompat," begitu kata Adul saat ditanya soal cita-cita.
Adul memang aktif tanpa khawatir terjatuh. Kursi, tembok hingga dinding menjadi sarana Adul untuk bergerak. Sewaktu berlari dengan dibantu tangannya, kecepatan Adul menyamai kecepatan teman-teman seusianya. Tidak hanya di jalanan lurus, di tanah berbukit dan terjal dia cukup lincah. Adul merupakan anak keempat dari empat bersaudara dari pasangan Dadan Hamdani (52) dan Pipin (48).
Semangatnya untuk mengenyam pendidikan ini disampaikan kepada Jokowi. Saat bertemu Jokowi di acara peringatan Hari Disabilitas Internasional 2018, Adul menyampaikan dirinya ingin bersekolah hingga jenjang perguruan tinggi. “Adul ingin jadi apa?” tanya Jokowi saat itu. “Ingin sekolah sampai kuliah,” jawab Adul. Jokowi lantas menanyakan cita-cita Adul. Pertanyaan itu lantas dijawab Adul yang mengaku ingin menjadi seorang pemadam kebakaran. ”Untuk menolong orang," kata Adul, polos.
Perjuangan Adul dalam bersekolah menjadi contoh nyata bahwa keterbatasan fisik bukan hambatan dalam mengejar cita-cita. Seorang bocah penyandang disabilitas, yang harus menempuh tiga kilometer saat ke sekolah, menaiki bukit dan turunan terjal hingga jembatan bambu menjadi ‘tamparan’ keras kepada kita yang memiliki fisik sempurna namun malas untuk belajar. Sehat terus Adul, lekas besar dan bisa meraih cita-cita muliamu.
Ikuti tulisan menarik sangpemikir lainnya di sini.