x

Dede Suryana alias Abah, guru honorer berprestasi tingkat Nasional

Iklan

sangpemikir

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 6 Oktober 2021

Rabu, 24 November 2021 18:48 WIB

Abah Dede, Guru Honorer Berprestasi Tingkat Nasional Tetap Semangat Mengabdi

DEDE Suryana, 53 tahun, atau yang biasa dipanggil Abah merupakan seorang guru honorer yang mampu mencetak prestasi di tingkat nasional. Kini ia ditunjuk sebagai salah satu narasumber bagi para guru pegawai negeri bidang pendidikan inklusif di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sejak SMP, Dede Suryana sudah bercita-cita menjadi guru. Tapi ia hanya mampu menyelesaikan pendidikan sampai tingkat SMA.  Saat itu keluarga sedang mengalami keterbatasan ekonomi.

Dengan ijazah SMA, Dede diterima bekerja di SMP Tunas Harapan Cibatu Garut pada 1987 sebagai tenaga administrasi. Meski demikian dia juga diberi tugas mengajar. Setelah mengabdi 20 tahun pada sekolah tersebut, pada tahun 2016 ia pindah mengajar ke SDN Putraco Indah Bandung. Laku, saat ini ia telah berpindah lagi mengajar di SDS Kemala Bhayangkari.

Meski hanya berstatus menjadi guru honorer dan menerima gaji sekitar Rp1,5 juta, namun ia tetap bersemangat mengajar. Dede menganggap tugas guru sangat mulia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada tahun 2010 ia mencoba mengikuti seleksi Beasiswa S1 dari Bidang Pendidikan Luar Biasa (PLB) Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Ia berhasil lolos masuk sebagai mahasiswa kelas karyawan di Universitas Pendidikan Indonesia Bandung jurusan PLB.

Pria kelahiran Garut, Jawa Barat ini pun lulus sebagai sarjana pada tahun 2014 saat menginjak usia 45 tahun. Setelah lulus kuliah S1, ia pun mengikuti berbagai seminar, workshop, dan diklat yang berkaitan dengan pendidikan inklusif baik di tingkat kota, provinsi, nasional, dan luar negeri.

Tak hanya itu, ia juga sering diundang oleh kementerian maupun dinas pendidikan kota Bandung untuk mengikuti kegiatan terutama yang ada kaitannya dengan pendidikan inklusif. Ia juga sering menjadi narasumber untuk penguatan dan pembekalan kompetensi guru bidang pendidikan inklusif.

Seperti halnya pada tahun 2016, ia diberi kesempatan oleh Dinas Pendidikan Kota Bandung untuk mengikuti Training of Trainer (ToT) Narasumber Inklusif. Ia memberikan pembekalan kompetensi materi tentang Implementasi Pendidikan Inklusif bagi guru SD dan SMP di lingkungan Dinas Pendidikan Kota Bandung. Terlebih ketika kota Bandung sudah mendeklarasikan  menjadi kota pendidikan inklusif, Dede Suryana ditunjuk sebagai salah satu narasumber dalam penanganan Peserta Didik Berkebutuhan Khusus (PDBK) yang diadakan setiap tahun.

Ia juga sering diundang oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Ristek dan Teknologi  untuk melakukan Focus Group Discussion (FGD), baik dalam penyusunan program, pedoman ataupun panduan, melakukan kemitraan maupun monitoring ke daerah berkaitan dengan pendidikan inklusif.

Ia pernah mendampingi sekolah di Pangkal Pinang dalam program kemitraan Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus (PK-PLK) Kementerian Pendidikan,  Kebudayaan, Ristek dan Teknologi. Dengan pengalamannya tersebut,  Dede lebih bersemangat lagi untuk terus mengabdi di dunia pendidikan terutama melayani peserta didik berkebutuhan khusus

Tahun 2019 Dede mengikuti lomba yang diselenggarakan di Kementerian dan Kebudayaan yaitu lomba inovasi pembelajaran (INOBEL) bagi guru di sekolah inklusif. Ia membuat karya ilmiah  berjudul "Pemberdayaan Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar PDBK di Sekolah Layanan Pendidikan Inklusif". 

Dia berhasil menjadi juara 2 tingkat Nasional untuk kategori Inovasi Pembelajaran (INOBEL) jenjang SD penyelenggara Pendidikan Inklusif.

Di akhir tahun 2019, ia juga berhasil mendapatkan penghargaan Anugrah Widya Pratama Guru Penggiat Inklusif di Kota Bandung dari Dinas Pendidikan Kota Bandung.

Berlanjut pada tahun 2020, Abah berhasil meraih Anugrah Guru Inspiratif Tingkat Nasional dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Abah juga mendapat Penghargaan Guru Anugrah Pengabdian, Dedikasi, Loyalitas dan Prestasi Dalam Mewujudkan Pendidikan Unggul di Kota Bandung.

Ia juga turut berkontribusi buat sekolah, diantaranya sekolah mendapat Anugerah sekolah penyelenggara inklusif terbaik di kota Bandung dua tahun berturut-turut serta menjadikan sekolah Adiwiyata Tingkat kota dan Provinsi.

Selain berbagai penghargaan tersebut, ia juga menjadi narasumber dari kegiatan yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Antara lain, menjadi narasumber untuk calon Guru Pembimbing Khusus Nasional, berbagi dengan guru nasional melalui P4TK.

Ia pun menjadi narasumber di berbagai webinar yang diselenggarakan oleh komunitas guru nasional, serta menjadi Guru Pengajar Praktik untuk mendampingi Calon Guru Penggerak Nasional.

Sebagai guru honorer ia merasa bangga karena bisa mendapatkan kejuaraan tingkat nasional, penghargaan dari Dinas Pendidikan Kota Bandung dan ditunjuk sebagai salah satu narasumber Training of Trainer Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Dede Suryana pun turut menyampaikan pesan kepada pada guru di Indonesia, termasuk guru honorer untuk terus semangat dalam meningkatkan kompetensi diri dan memberikan layanan terbaik kepada negeri dan peserta didik. “Jangan patah semangat untuk mengabdi kepada negeri dengan profesi yang mulia ini," kata Abah seperti dituturkan kepada penulis.

Ia mengajak guru, baik honorer maupun ASN  untuk meningkatkan kompetensi diri demi memberikan layanan yang terbaik kepada peserta didik. Kepada para honorer, ia minta jangan  minder karena hakikatnya manusia itu sama. "Hilangkan perasaan tersebut dan ganti dengan semangat yang tinggi. Kepada sahabat guru PNS juga sama tingkatkan lagi kinerja dan pengabdian pada negeri ini karena secara finansial sudah sangat baik dan sejahtera yang diberikan oleh pemerintah, “ ujarnya kembali.

Dede pun berkata bahwa perhitungan kehidupan bukan matematika. Jumlah honor yang diterima dengan keadaan kehidupan di kota tentu saja tidak mencukupi.

Namun ia berhasil melanjutkan pendidikan S2 menggunakan biaya sendiri dan lulus tepat waktu di usia 50 tahun pada tahun 2018.

Meski ia tidak bisa mengikuti wisuda karena karena belum menyelesaikan administrasi ke kampus. Ketiga anaknya pun dibesarkan dengan kesederhanaan dan dibekali pendidikan yang sesuai dengan kemampuan mereka. Anak pertama sudah lulus S1 di STTB mengambil jurusan teknik informatika. Anak kedua sudah menyelesaikan pendidikan sampai SMA. Anak terakhir sudah menyelesaikan SMA dan mengikuti kursus bahasa inggris setara D2.

 

Perhatian Pemerintah Terhadap Honorer

Pemerintah kini memberi kesempatan kepada para honorer untuk menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Hal ini sesuai dengan Peraturan  Presiden 38 Tahun 2020 tentang Jenis Jabatan yang Dapat Diisi oleh Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja.

Guru berstatus PPPK akan memperoleh hak pendapatan berupa gaji dan tunjangan dengan besaran yang sama seperti PNS sesuai dengan level dan kelompok jabatan. Adapun tunjangan yang didapatkan yaitu berupa tunjangan keluarga, tunjangan pangan, tunjangan jabatan struktural, tunjangan jabatan fungsional dan tunjangan lainnya.

Selain itu, PPPK juga akan mendapatkan perlindungan berupa jaminan hari tua, jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian dan bantuan hukum, Pemerintah juga sedang mengupayakan adanya jaminan pensiun untuk guru honorer atau PPPK.

Akan tetapi, pada prinsipnya dengan status honorer, PPPK maupun ASN, jiwa sebagai guru tidak boleh hilang. Seperti pepatah mengatakan Guru adalah Didugu dan Ditiru, artinya orang yang dipercaya dan menjadi teladan. Selamanya.

Ikuti tulisan menarik sangpemikir lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Sabtu, 27 April 2024 14:25 WIB

Bingkai Kehidupan

Oleh: Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

Sabtu, 27 April 2024 06:23 WIB

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Sabtu, 27 April 2024 14:25 WIB

Bingkai Kehidupan

Oleh: Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

Sabtu, 27 April 2024 06:23 WIB