Mempertanyakan Kelayakan Hidup

Jumat, 26 November 2021 08:12 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Mengapa saya ada didunia ini?Apa yang membuat saya spesial sehingga diberi kehidupan?kebaikan apa yang bisa saya tawarkan ke alam semesta ini?Kehidupan tanpa makna benar-benar musibah.Kita memberikan makna terhadap setiap kejadian yang terjadi dalam kehidupan agar jiwa,roh,qalbu ini tetap hidup.Bagimana jika semua terasa mati?Mungkin sudah saatnya kita mulai mempertanyakan seberapa layakkah saya hidup didunia ini?

Pertanyaan ini belum pernah terfikirkan sebelumnya.Wajar saja karena tampaknya saya begitu menikmati kehidupan saya di masa lalu.Bukankah kemampuan memanfaatkan nyawa yang Tuhan berikan merupakan bentuk kebersyukuran seorang hamba?Tentu saja yang saya maksud 'memanfaatkan' adalah sesuatu yang bernilai.Barangkali Anda merupakan salah satu orang yang sepakat bahwa semakin sering Anda bersyukur maka semakin bahagia dan nikmatlah hidup Anda.Mungkinkah layak tidaknya seseorang hidup di dunia ini diukur dari kemampuan ia dalam menikmati setiap momen dalam hidupnya?Jika demikian,mengapa pertanyaan itu justru muncul disaat saya merasa gagal?Seperti berada dipinggir tebing,jika kegagalan itu tidak bermakna maka ia mampu mendorong saya kepada lembah kematian.Mengapa sesuatu yang dibenci dan menyulitkan justru sanggup membawa kita kepada kehidupan yang lebih bermakna?

Ini akan terdengar kejam tapi mungkin saja mereka yang tidak lagi hidup di dunia ini dikarenakan hilangnya kemampuan untuk menawarkan kebajikan bagi alam semesta.Ini bukan lowongan pikiran yang menawarkan kita untuk memandang rendah mereka yang telah tiada. Waktu kita benar-benar terbatas.Manusia mengejar dan dikejar oleh sesuatu yang gaib.Semua yang bernyawa pasti akan menemui kematian.Memikirkannya (kematian) sungguh mampu menghentikan kita dari bersenang-senang.Setidaknya fakta ini mampu menahan seseorang untuk berbuat kerusakan baik bagi dirinya,orang lain,dan alam semesta.Memahami hal ini sebagai suatu keniscayaan akan membantu kita melewati masa kepedihan yang amat dalam.Tanpa sadar kita pun mempertanyakan kelayakan nyawa seseorang.”Mengapa orang yang baik selalu mati lebih cepat?” Paling tidak inilah yang ingin kita yakini dan percaya.Banyak orang yang dengan mudah mengingat kebaikan seseorang setelah ia meninggal dunia.Mengingat keburukannya untuk menghindari tetesan air mata yang melimpah tentunya cukup efektif.Pertanyaannya,sanggup dan tega kah Anda?Mereka yang bijak selalu mati lebih dulu hanyalah sebuah stereotip.Kita secara sadar dan sengaja menolak ingatan yang negative.Orang-orang membungkam mulutnya dari berbicara fitnah dan mulai menguak kebaikan di masa lalu.Mereka bertarung ketika sama-sama bernyawa dan sedikit berbelas kasih ketika lawannya tiada seolah-olah fitnah-fitnah yang sebelumnya menyeruak diantara mereka ketika hidup akan membawa kebaikan ketika terkoreksi.Sesuatu menjadi benar-benar sangat berharga setelah tiada bukan?

Manakah yang terbaik antara orang yang jujur menjadi pendusta ataukah seorang penjahat menjadi alim?Setujukah Anda jika saya mengatakan bahwa bisa jadi mereka yang jujur akan menjadi seorang pendusta yang keji bila mendapatkan tambahan usia dari Tuhan dan sebaliknya mereka yang jahat dan senantiasa melakukan kemungkaran akan kehilangan kesempatan untuk bertaubat ketika usianya dipendekkan?Jika demikian,manakah diantara mereka yang layak hidup di dunia ini?Apakah baik dan buruknya seseorang menjadi tolak ukur dari kelayakan ini?Bagaimana kita menilai kebaikan?Apakah kebaikan saat ini lebih bernilai dari kebaikan yang akan terjadi dimasa depan? $ 1000 dimasa lalu mungkin sanggup membeli banyak barang meskipun tawaran tidak banyak tersedia.Saat ini persediaan mencukupi tapi uang itu tidak sanggup membeli banyak.Di masa depan bisa jadi uang ‘sebanyak’ itu benar-benar tidak berguna.Kehidupan manakah yang Anda inginkan dengan uang $ 1000 ?

Barang yang branded dengan harga yang ‘terjangkau’ ditawarkan bagi mereka yang bermodal adalah sesuatu yang layak dengan kualitas sebagai pertimbangan.Prestige, fashionable, stylish, confidence adalah label yang terpasang dibalik kualitas suatu barang namun menjadi tujuan dari marketing itu sendiri.Jika label-label tersebut merupakan akhlak yang mulia,kewibawaan, kebijaksanaan maka se-branded apakah Anda?Seberkualitas apa sehingga pemilik modal yang menguasi alam semesta ini harus memberikan kesempatan kepada Anda dan menolak yang lainnya?Seberapa sanggup Anda dalam memasarkan setiap label tersebut sehingga orang tertarik dengan brand yang Anda bawa?Ini lebih dari sekedar merek.Jangkaun Anda menjadi penguji,Apakah Anda termasuk yang mudah dijangkau oleh kerabat,keluarga,sahabat ketika mereka mendapatkan masalah?Apakah jangkaun Anda meliputi seluruh persoalan hidup yang ada?Ataukah Anda hanya bisa ‘diakses’ oleh segelintir dari golongan tertentu?

Setiap harinya Tuhan senantiasa memberikan kesempatan kepada kita untuk berbuat baik kepada diri sendiri dan orang lain.Dan setiap detik,menit,jam,minggu,bulan bahkan tahun kita pun senantiasa mengabaikannya.Penyesalan datang setelah nyawa direnggut.Sikap menunda-nunda selalu menjadi penghalang.Sebagian dari kita terlalu fokus kepada hal yang besar,padahal yang besar itu belum tentu membawa kebaikan saat itu juga.Orang-orang berbicara mengenai climate change,kesetaraan gender,perpolitikan negeri,inflasi,dan disaat yang sama saling memaki ketika berada di persimpangan lampu merah.Kita lalai dan menganggap rendah kebaikan yang bernuansa ‘lokal’ dan hanya terpusat pada persoalan yang menyita khayalak dunia.Sekedar membahasnya saja membuat kita berpikir telah melakukan kebajikan berarti bagi dunia ini.Padahal yang ia lakukan hanya sekedar meneguk kopi dan berdialog sepanjang malam membicarakan kasus-kasus dan mengabaikan kesehatannya sendiri akibat keseringan begadang.Saya tidak mengatakan bahwa isu-isu diatas bukanlah hal yang besar dan tidak perlu perhatian.”Karya-karya mengenai landasan filosofis Marx cenderung kurang popular, agaknya hal tersebut juga disebabkan oleh tulisan Marx sendiri yang berpandangan bahwa filsafat berpotensi membebaskan manusia, akan tetapi filsuf tidak boleh hanya duduk dan merenung saja untuk membuat perubahan (Jurnal Alienasi Pekerja Pada Masyarakat Kapitalis Menurut Karl Marx oleh Datu Hendrawan)”.Praktik yang baik muncul dari teori yang positif.Dan teori-teori ini menjadi tidak berguna jika hanya sekedar deskripsi saja.Gerakan pikiran dan fisik mengakselerasi kebaikan.Tubuh ini nyatanya memang harus dipaksa.Berhentilah berbicara mengenai climate change jika tangan Anda masih terlalu kaku untuk menjangkau tempat sampah.

Setiap paginya saya selalu mempertanyakan mengapa Tuhan membiarkan saya terbangun.Masih adakah kebaikan dalam diri saya?Bagiamana jika keputusasaan ini mengarahkan saya kepada perbuatan yang menimbulkan kemudharatan?Rasa tidak bersyukur dan penuh harap saling menindih.Saya tidak ingin menjadi manusia yang melampaui batas yang menzalimi diri sendiri dan orang lain.Sampai saat ini saya pun terus berusaha menemukan jawaban meyakinkan yang akan menambah semangat dan optimisme saya dalam menjalani kehidupan. Menyaksikan seminar-seminar motivasi di youtube mampu menggugah pikiran dan menggetarkan hati tapi terkadang terlalu lemah untuk meregangkan otot-otot kita.Jika bisa memperoleh $1000 hari ini kenapa kita repot-repot menunggu pekan depan?

 

 

 

 

 

 

Bagikan Artikel Ini
img-content
ef fattah

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

img-content

Sensitif

Kamis, 27 April 2023 18:52 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler











Terpopuler di Peristiwa

img-content
img-content
Lihat semua