x

Pembentukan Kesepakatan Kelas antara Guru dan Peserta Didik

Iklan

Nevi Nurzaman

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 27 November 2021

Minggu, 28 November 2021 15:02 WIB

Merdeka Belajar melalui Kesepakatan Kelas Berbasis Pendekatan Pembelajaran Deukeut, Deudeuh, Imeut (Dekat, Sayang, Perhatian) untuk Membentuk Budaya Positif di Sekolah

Penerapan merdeka belajar oleh penulis melalui kesepakatan kelas yang dibuat antara peserta didik dan guru berbasis pendekatan deukeut, deudeuh, imeut untuk membentuk budaya positif di sekolah

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pendidikan merupakan cara atau sebuah upaya yang dapat digunakan seseorang dalam meraih sesuatu yang diharapkan, pendidikan sendiri mempunyai peran yang sangat besar dan strategis dalam proses kemajuan peradaban yang terjadi di dunia ini. Salah satu tujuan penting pendidikan dalam membangun peradaban yang baik adalah pembentukan disiplin atau budaya positif yang diterapkan dalam aktivitas di lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat. Budaya positif sendiri merupakan sebuah model disiplin yang difokuskan pada perilaku positif murid agar menjadi pribadi penuh hormat dan bertanggung jawab (Nelsen, Lott & Glenn, 2000). Budaya positif mengajarkan keterampilan sosial, emosional serta keterampilan kehidupan yang penting seperti karakter sopan, santun  dan rendah hati untuk dilakukan oleh peserta didik maupun orang dewasa (termasuk orang tua, guru, staf administrasi dan lainnya). Dalam menerapkan budaya ini di sekolah, pendidik memiliki peran penting untuk membimbing, memfasilitasi, menjadi panutan dan mensosialisasikan kepada  murid mengenai perilaku yang sesuai. Agar perubahan berhasil, diperlukan pendekatan terkoordinasi yang melibatkan semua peran di komunitas praktisi. Sekolah dan pendidik harus bekerjasama dengan orang tua untuk memastikan konsistensi perilaku positif peserta didik ketika berada di rumah dan lingkungan sekolah.

Seringkali terjadi permasalahan yang ada di kelas yaitu masalah komunikasi antara guru dengan murid, terutama ketika peserta didik melanggar suatu aturan dengan alasan tidak mengetahui adanya tata tertib tersebut. Kurangnya komunikasi ini menyebabkan relasi murid dan guru menjadi tidak baik. Salah satu strategi yang dapat menyelesaikan permasalahan ini adalah dengan membentuk suatu kesepakatan kelas yang berisi beberapa aturan untuk membantu guru dan murid bekerja bersama membentuk kegiatan belajar mengajar yang efektif, nyaman, menyenangkan dan adanya kemerdekaan dalam belajar. Kesepakatan kelas tidak hanya berisi harapan guru terhadap murid, tetapi juga harapan murid terhadap guru. Kesepakatan disusun dan dikembangkan bersama-sama antara guru dan murid.

Di sekolah-sekolah yang berada di Daerah Provinsi Jawa Barat, sebenarnya sudah menerapkan budaya positif dengan menjungjung tinggi adat ketimuran. Untuk melestarikan budaya tersebut, di SMA Mekar Arum Cileunyi tempat saya mendidik menerapkan suatu konsep pendekatan secara kekeluargaan dalam membuat dan menjalankan kesepakatan kelas berdasarkan kearifan lokal khas Jawa Barat yaitu metode Deukeut, Deudeuh, Imeut. Metode ini terinspirasi dari filosofi silih asah, silih asuh dan silih asih yang mempunyai makna saling mengingatkan, saling mengasihi dan saling membimbing. Deukeut (Dekat) merupakan metode pendekatan secara personal terhadap peserta didik agar terjalin hubungan yang baik dan harmonis antara staff pengajar dengan peserta didik, maupun peserta didik dengan temannya, tujuannya siswa mempunyai karakter hormat kepada guru, sopan kepada siswa yang lebih tua dan santun kepada siswa yang lebih muda. Deudeuh (Sayang) adalah memberikan rasa kasih sayang, aman dan nyaman terhadap setiap peserta didik, sehingga guru memiliki peran sebagai orang Tta ketika berada di sekolah. Dengan adanya rasa sayang ini membuat guru dan siswa saling mengerti satu sama lainnya. Imeut (Perhatian) yaitu setiap guru harus teliti dan memberikan perhatian lebih terhadap setiap murid sehingga setiap masalah siswa sekecil apapun dapat diketahui dan memberikan solusi yang bermanfaat. Bahkan ketika ada permasalahan yang dialami oleh peserta didik mereka tidak ada rasa canggung untuk menceritakannya dan guru memberikan solusi dari masalah yang dihadapi oleh siswanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pembentukan budaya positif yang saya lakukan di kelas diawali dengan membuat kesepakatan kelas yang telah di setujui oleh guru dan murid. Kelas yang penulis pakai sebagai subjek kegiatan adalah peserta didik XII MIPA. Adapun urutan kegiatan aksi nyata dalam mewujudkan pembentukan budaya positif melalui kesepakatan kelas berbasis pendekatan pembelajaran deukeut, deudeuh, imeut (dekat, sayang, perhatian) ini adalah sebagai berikut :

  1. Mengadakan diskusi tentang pembuatan kesepakatan kelas dalam menerapkan budaya positif di kelas bersama peserta didik yang dilakukan secara virtual
  2. Setiap pendapat peserta didik ditampung terlebih dahulu oleh guru yang nantinya akan dibuat kesimpulan menjadi sebuah kesepakatan dalam kelas
  3. Setelah terdapat kesepakatan kelas, guru dan peserta didik menepati serta menjalankan peraturan tersebut dengan penuh tanggung jawab
  4. Guru dan peserta didik memantau kesepakatan tersebut dan melakukan refleksi
  5. Hasil kesepakatan kelas yang telah sepakati bersama dilaporkan kepada kepala sekolah sebagai bahan umpan balik untuk perbaikan kedepannya.

Budaya Positif

Kesepakatan Kelas

Adapun Indikator keberhasilan pelaksanaan kegiatan yang telah saya lakukan ini adalah sebagai berikut :

  1. Peserta didik mulai terbiasa menerapkan budaya positif yang dikolaborasikan dengan budaya lokal khas jawa barat silih asih, silih asah dan silih asuh
  2. Peserta didik berperilaku sopan dan satun dalam kesehariannya di sekolah
  3. Kenyamanan dalam proses pembelajaran dan terjadinya kemerdekaan belajar di kelas
  4. Perilaku peserta didik mulai berubah ketika pembelajaran daring yaitu adanya rasa tanggung jawab terhadap tugas yang harus dikumpulkan, disiplin waktu dalam melakukan proses pembelajaran.
  5. Peserta didik dengan sopan dan santun menghubungi guru melalui whats app apabila menanyakan tugas yang belum dikerjakannya.

Pembiasaan positif dari kegiatan yang telah dilakukan ini yaitu adanya kesepakatan kelas yang telah dibuat antara guru dan murid, kelas impian yang di cita-citakan akan terwujud dengan adanya komunikasi positif di kelas melalui kesepakatan yang dibuat bersama-sama dan semua kegiatan yang disusun berdasarkan peraturan bersama akan dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan diakhiri dengan evaluasi serta umpan balik dari siswa maupun guru untuk perbaikan kedepan, demi terciptanya budaya positif yang diharapkan di kelas maupun sekolah.

Ikuti tulisan menarik Nevi Nurzaman lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Taman Pecinta

Oleh: Wahyu Kurniawan

Senin, 29 April 2024 12:26 WIB

Terkini

Terpopuler

Taman Pecinta

Oleh: Wahyu Kurniawan

Senin, 29 April 2024 12:26 WIB