Guru Menjelaskan Cara Bermain Ular Tangga
Keterampilan menulis yang tidak diimbangi dengan praktik menjadi salah satu faktor kurang terampilnya siswa dalam menulis. Siswa pada sekolah menengah atas seharusnya sudah lebih dapat untuk mengekspresikan gagasan, pikiran, dan perasaannya secara tertulis. Namun pada kenyataannya, kegiatan menulis belum sepenuhnya terlaksana. Menyusun suatu gagasan, pendapat, dan pengalaman menjadi suatu rangkaian berbahasa tulis yang teratur, sistematis, dan logis bukan merupakan pekerjaan mudah, melainkan pekerjaan yang memerlukan latihan terus-menerus.
Kondisi yang ditemui di SMA Negeri 1 Tanah Luas di masa PTM terbatas ini, siswa tidak mempunyai motivasi dalam belajar keterampilan menulis cerpen. Siswa malas setiap mengikuti pelajaran menulis cerpen, dan menganggap menulis itu sesuatu yang tidak penting. Selama ini siswa hanya mendengarkan materi cerpen melaui metode ceramah, siswa mendengarkan guru menyampaikan materi setelah itu guru menyuruh siswa untuk membuat cerpen. Hal-hal yang telah disampaikan di atas membuat siswa menjadi malas untuk mengikuti pelajaran menulis cerpen. Untuk mengatasi hal itu, guru dapat menggunakan media yang mampu menyajikan gambar gerak yang hidup diiringi oleh sebuah informasi yang dapat mereka peroleh dari apa yang mereka lihat sebagai jalan cerita dalam menulis cerpen sehingga dapat dikemas menjadi hasil karya yang menarik.
Salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition-CIRC (Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis). Metode CIRC yang merupakan salah satu teknik dalam pembelajaran cooperative learning, diharapkan siswa akan memperoleh pengalaman belajar membaca yang baru.
Media pembelajaran merupakan salah satu hal yang penting dalam kegiatan pembelajaran. Media pembelajaran berfungsi untuk membantu guru menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Sebuah media pembelajaran yang menarik akan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Pemilihan media pembelajaran harus disesuaikan dengan materi pelajaran (Sari, 2016).
Untuk mendukung model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition-CIRC digunakan Ular Tangga Cerpen. Melalui media Ular Tangga Cerpen ini, guru dapat menciptakan pembelajaran yang lebih menarik, kreatif, inovatif, dan menyenangkan. Diharapkan melalui media ini siswa juga bisa lebih bersemangat dan memahami materi pembelajaran yang akan disampaikan dengan baik sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya.
Siswa Menulis Cerpen Melalui Permainan Ular Tangga
Penggunaan media yang tepat merupakan salah satu indikator keberhasilan guru dalam mengajar agar tercipta pembelajaran yang menarik, menyenangkan, efektif, serta efisien. Media juga dapat memberikan pengalaman langsung yang bermanfaat bagi siswa. Media merupakan perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Arsyad (2006: 3) mengatakan bahwa media adalah suatu alat yang dipakai sebagai saluran (channel) untuk menyampaikan suatu pesan (message) atau informasi dari satu sumber (resource) kepada penerimanya (receiver). Media merupakan alat bantu pembelajaran yang digunakan untuk memudahkan guru dalam menyampaikan materi pelajaran.
Lagacer adalah sebuah media ular tangga yang didalamnya terdapat kotak-kotak yang berisi pertanyaan tentang unsur-unsur pembangun sebuah cerpen. Menurut Melsi (2015:10) ular tangga adalah permainan papan untuk anak-anak yang dimainkan oleh 2 orang atau lebih. Papan permainan dibagi dalam kotak-kotak kecil dan di beberapa kotak digambar sejumlah “tangga” atau “ular” yang menghubungkan dengan kotak lainnya. Ratnaningsih (2014:5) ular tangga adalah permainan yang menggunakan dadu untuk menentukan berapa langkah yang harus dijalani bidak. Permainan ini masuk dalam kategori “board game” atau permainan papan sejenis dengan permainan monopoli, halma, ludo, dan sebagainya.
Langkah – Langkah Media Permainan Ular Tangga
Menurut Ratnaningsih (2014: 66) langkah – langkah media permainan ular tangga dibagi dalam beberapa bagian yaitu :
- Semua pemain memulai permainan dari petak nomor 1 dan berakhir pada petak nomor 42.
- Terdapat beberapa jumlah ular dan tangga pada papan permainan, terletak pada petak tertentu.
- Terdapat 1 buah dadu.
- Bidak yang digunakan dapat bermacam-macam. Biasanya menggunakan warna yang berbeda untuk setiap pemain, tidak ada aturan tertentu untuk bidak yang harus digunakan.
- Panjang ular dan tangga bermacam-macam, ular dapat memindahkan bidak pemain mundur beberapa petak, sedangkan tangga dapat memindahkan bidak pemain maju beberapa petak.
- Sebagian dari ular dan tangga adalah pendek, dan hanya sedikit tangga yang panjang.
- Pada beberapa papan bermain terdapat ular pada petak nomor 49 yang akan memindahkan bidak pemain jauh ke bawah.
- Untuk menentukan siapa yang mendapat giliran pertama, biasanya dilakukan pelemparan dadu oleh setiap pemain, yang mendapat nilai tertinggi ialah yang mendapat giliran pertama.
- Semua pemain memulai dari petak nomor 1.
- Pada saat gilirannya, pemain melempar dadu dan dapat memajukan dadunya beberapa petak sesuai dengan angka hasil lemparan dadu.
- Boleh terdapat lebih dari 1 bidak pada suatu petak.
- Jika bidak pemain berakhir pada petak yang mengandung kaki tangga, maka bidak tersebut berhak maju sampai pada petak yang ditunjuk oleh puncak dari tangga tersebut.
- Jika bidak pemain berakhir pada petak yang mengandung ekor ular, maka bidak tersebut harus turun sampai pada petak yang ditunjuk oleh kepala dari ular tersebut.
- Pemenang dari permainan ini adalah pemain yang pertama kali berhasil mencapai petak 50.
Referensi
Arifin, Zainal. 2013. Evaluasi pembelajaran. Bandung: Pt Remaja Rosdakarya.
Suwardi. 2013. Membaca, Menulis, Mengajarkan Sastra, Sastra Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: Kota Kembang.
Arofah, A.A. dkk. 2015. “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Together (LT) Menggunakan Media Ular Tangga untuk Meningkatkan Hasil Belajar Akuntansi”. Jurnal “Tata Arta” UNS. Volume 1 No. 1 Hal 125-134.
Daryanto. Dkk. 2012. Konsep pembelajaran kreatif. Yogyakarta : Gava Media.
Jihad dan Haris. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Persindo.
Melsi, A . 2015. “Efektivitas Penggunaan Media Permainan Ular Tangga Terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa pada Materi Virus di Kelas X Sekolah Menengah Atas Nusantara Indah Sintang Tahun Pelajaran 2015/2016”. Skripsi STKIP Persada Khatulistiwa Sintang.
Mulyani. 2014. “ Penggunaan Media Ular Tangga untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Tema Hiburan”. Jurnal PGSD Volume 02, No. 01 Hal 1 – 10
Ratnaningsih. N. N. 2014. “Penggunaan Permainan Ular Tangga untuk Meningkatkan Motivasi Belajar IPS Kelas III A SDN Nogoporo”. Skripsi. Sleman : Universitas Negeri Yogyakarta.
Said, A. dkk. 2015. Strategi Mengajar. Multiple Intelligences. Jakarta : Prenadamedia group.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Sutikno, S. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Upaya Kreatif dalam Mewujudkan Pembekajaran yang Berhasil. Bandung: Prospect.
Yanto, M. 2013. Jadi Guru yang Jago. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: ANDI.
Ikuti tulisan menarik Hafnidar lainnya di sini.