x

peran guru menerapkan merdeka belajar melalui kegiatan ecoliterasi

Iklan

Rahmatulloh Rahmatulloh

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 1 Desember 2021

Kamis, 2 Desember 2021 17:30 WIB

Peran Guru Menerapkan Merdeka Belajar di Sekolah Dasar Melalui Kegiatan Ecoliterasi

Ekoliterasi adalah suatu proses peningkatan pemahaman, pengetahuan, sikap dan perilaku berlandaskan ekologi. Ekoliterasi bertujuan agar kita melek dan peduli terhadap lingkungan. Terdapat empat kompetensi ekoliterasi yang dikembangkan di sekolah dasar yaitu, the head, the hands, the heart, dan the spirit.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Dewasa ini, kita sudah dikenalkan dan sering mendengar istilah baru dalam dunia pendidikan yaitu Merdeka Belajar. Istilah ini dicetuskan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, Mas Menteri Nadiem Makarim.  Hal ini bertujuan agar peserta didik belajar dalam nuansa yang bahagia.

Merdeka belajar disini bermakna bahwa seluruh warga sekolah, baik kepala sekolah, guru, dan peserta didik memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan. Peserta didik mempunyai hak berupa kebebasan mencari sumber belajar sedangkan guru bebas berinovasi dalam merancang pembelajaran di sekolah. Tentunya hal ini menimbulkan komitmen bahwa guru harus beradaptasi dengan perkembangan zaman dan terus mengembangkan diri sebagai bekal berinovasi dalam dunia pendidikan.

Lalu bagaimana peran guru dalam menerapkan konsep merdeka belajar di sekolah dasar terutama di masa pandemi covid-19, pertanyaan ini sering muncul dalam benak guru. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Indonesia merupakan salah satu negara yang terkena dampak dari wabah virus Covid-19, dampak yang besar pada seluruh aspek kehidupan salah satunya dunia pendidikan. Dalam hal ini, mas Menteri Nadiem Makarim Bersama jajarannya terus berinovasi dengan mengeluarkan kebijakan pembelajaran di masa Pandemi Covid-19 terlaksana dengan baik dan lancar.

Di awal terjadinya wabah covid-19, semua sekolah diliburkan dengan tujuan untuk menghindar penyebaran covid-19 klaster sekolah. Kebijakan yang dikeluarkan yaitu pembelajaran dengan melaksanakan pembelajaran daring (dalam jaringan) Pembelajaran daring adalah salah satu metode pembelajaran yang dipandang tepat dilakukan dalam situasi pandemi covid-19. Pembelajaran daring dilaksanakan dengan menggunakan model interaktif berbasis internet dan Learning Manajemen System (LMS), seperti menggunakan Whatsapp, Google Meet, Zoom, dan media lainnya.

Sekurang-kurangnya pembelajaran daring memiliki dua dampak, yaitu dampak positifnya adalah guru dan peserta didik mampu menggunakan berbagai aplikasi pembelajaran yang dapat digunakan kapan saja dan dimana saja. Sedangkan dampak negatifnya, sering terjadi gangguan koneksi internet yang menyebabkan kesalahpahaman, karena komunikasi yang dilakukan tanpa tatap muka kurang maksimal, maka hal tersebut memunculkan dilema.

Ada tiga dilema yang dihadapi guru dalam pembelajaran daring. Pertama, guru sulit menggunakan teknologi aplikasi pembelajaran dan sulit mengukur ketercapaian pembelajaran karena terkadang sebagian peserta didik ada yang belum tuntas mengerjakan tugasnya atau tidak memberikan laporan belajaranya. Kedua, peserta didik sering mengeluhkan benyaknya tugas yang diberikan oleh guru dan sulit menggunakan aplikasi pembelajaran atau media internet lainnya karena tidak biasa, sehingga peserta didik memilih tidak menuntaskan tugasnya. Ketiga,  dilema yang dihadapi oleh orangtua yang ikut mendapingi pembelajaran daring, orangtua sering mengeluhkan pembelajaran daring kurang efektif dan membuat orangtua kewalahan dalam mendampingi anaknya, bahkan ada candaan di masyarakat, “Habis Daring, Terbitlah Darting” darting di sini bermakna darah tinggi.  Demikian diagnosis yang ditemukan sebelum penerapan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT).

Dari pemaparan di atas, sebagai guru tentu harus mencari solusi dalam menjawab tantangan yang dihadapi berupa inovasi pembelajaran yang berorientasi pada konsep merdeka belajar pada saat Pembelajaran Tatap Muka Terbatas diberlakukan. Dalam hal ini, yang saya lakukan dalam menerapkan konsep merdeka belajar di sekolah dasar yaitu dengan melaksanakan pembelajaran berbasis proyek seperti membuat prakarya ecobrick dan pembelajaran berbasis masalah lingkungan sekitar seperti pembiasaan membawa tempat makan dan minum sendiri sebagai upaya mengurangi sampah di sekolah. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap lingkungan yang berkelanjutan, istilah lainnya yaitu ekoliterasi. 

Ekoliterasi adalah suatu proses peningkatan pemahaman, pengetahuan, sikap dan perilaku berlandaskan ekologi. Ekoliterasi bertujuan agar kita melek dan peduli terhadap lingkungan. Terdapat empat kompetensi ekoliterasi yang dikembangkan di sekolah dasar yaitu, the head, the hands, the heart, dan the spirit. 

The head, ini bermakna bahwa peserta didik memahami permasalah isu lingkungan di sekitarnya dengan menerapkan 4R (reduce, reuse, recycle dan replace), kegiatan yang dilakukan di sekolah seperti membuat prakarya ecobrik yaitu menabung sampah plastik kering yang dimasukkan ke dalam plastik botol plastik bekas dan jika sudah terkumpul banyak bisa dijadikan benda bermanfaat dan bernilai ekonomis seperti kursi. Kegiatan ini tidak hanya dilakukan di sekolah, namun berlanjut di rumah masing-masing peserta didik. Hal ini bertujuan agar menjadi kebiasaan

The hand, hal ini bermakna mengajari peserta didik sadar menggunakan alat atau benda yang ramah lingkungan atau yang tidak berpotensi pencemaran lingkungan. Kegiatan yang bisa dilakukan di sekolah yaitu, peserta didik membawa tempat makan dan minum sendiri, hal ini bertujuan dapat mengurangi sampah di sekolah. 

Selanjutnya, the heart bermakna bahwa peserta didik memiliki rasa empati, hormat, dan peduli pada lingkungan sekitar baik manusia ataupun alamnya. Sedangkan the spirit, bermakna peserta didik memiliki pemahaman bahwa dirinya menyatu dengan alam sehingga selalu ingin menjaganya.

Demikianlah pandangan saya tentang peran guru dalam menerapkan konsep merdeka belajar melalui kegiatan ekoliterasi di sekolah dasar di masa pandemi covid-19

Ikuti tulisan menarik Rahmatulloh Rahmatulloh lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Taman Pecinta

Oleh: Wahyu Kurniawan

Senin, 29 April 2024 12:26 WIB

Terkini

Terpopuler

Taman Pecinta

Oleh: Wahyu Kurniawan

Senin, 29 April 2024 12:26 WIB