x

Guru memperkenalkan media \x22TuSi\x22 Jurnalis dalam pembelajaran fisika tingkat SMA khususnya untuk penguasaan konsep Momentum dan Impuls

Iklan

Agnes Yuni Pujiastuti

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 2 Desember 2021

Minggu, 5 Desember 2021 05:45 WIB

Media Tusi Jurnalis untuk Mendongkrak Kemampuan Pemblejaran Fisika SMA Konsep Momentum dan Impuls

TuSi akronim dari Kartu Asistensi dan Jurnalis adalah pencari berita yang dikemas sebagai media sederhana dan didesain sesuai kreasi siswa. Berita yang dicari siswa berupa fenomena alam yang berhubungan dengan konsep momentum dan impuls. Siswa mengulas maupun mendeskripsikan berita tersebut yang didapat dari berbagai sumber. Adapun ulasan yang ditulis oleh siswa di media TuSi Jurnalis berdasarkan konsep momentum dan impuls. Media ini bertujuan untuk membantu siswa dalam penguasaan konsep momentum dan impuls, disamping itu siswa menjadi lebih percaya diri dalam mengeksplore pengetahuan dan keterampilan. Kemampuan siswa dalam berpikir kritis, kreatif, dan literasi sains mengalami perubahan lebih baik selama pembelajaran masa pandemi baik secara tatap muka terbatas dan jarak jauh. Media ini juga mampu membentuk karakter siswa untuk mandiri, berkolaborasi, dan bersosialisasi dalam menyelesaikan masalah pembelajaran momentum dan impuls.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pembelajaran fisika bagi siswa bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan secara konsisten. Masalah yang sering dihadapi siswa saat belajar fisika adalah penguasaan konsep dan penggunaan rumus (matematika) yang diterapkan dalam suatu masalah (soal). Siswa masih sering menggunakan cara menghafalkan rumus lebih cepat daripada menguasai konsep terlebih dahulu setiap mempelajari konsep fisika. Latar belakang ini yang membuat saya sebagai guru mata pelajaran fisika tingkat SMA untuk melakukan tindakan dalam mengatasi masalah yang dihadapi para siswa.

Artikel ini fokus pada solusi menyelesaikan masalah yang dihadapi para siswa di SMA Negeri 1 Malang dalam mempelajari konsep fisika khususnya materi Momentum dan Impuls. Selama menerapkan pembelajaran tatap muka terbatas dan jarak jauh, para siswa mengalami learning loss. Learning loss adalah istilah yang digunakan untuk menyebut hilangnya pengetahuan dan keterampilan, baik itu secara umum atau spesifik, atau terjadinya kemunduran proses akademik karena faktor tertentu. Hasil Observasi saya sebagai guru bahwa siswa kurang percaya diri, sifat kritis dan daya nalar mengalamai kemunduran saat belajar fisika. Masalah lain adalah rendahnya literasi sains, siswa mudah putus asa sehingga berdampak pada prestasi yang ingin dicapai. Untuk materi Momentum dan Impuls, saya menginginkan belajar dengan cara beda, yaitu menghadirkan media yang bernama "TuSi" Jurnalis.

Media "TuSi" Jurnalis  ini difokuskan untuk kegiatan para siswa dalam mendeskripsikan, mengulas, mengaitkan, menghubungkan, dan menyimpulka secara ilmiah dari berbagai fenomena yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Guru memberikan arahan dan bimbingan secara teknis pembuatan media "TuSi" Jurnalis kepada para siswa. Selanjutnya siswa dengan daya kreasi masing-masing membuat media tersebut. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Media "TuSi" Jurnalis berisi berita-berita yang terkait konsep momentum dan impuls yang diperoleh siswa dari berbagai sumber, kemudian siswa mengulas secara deskriptif dan matematika. Berikut bentuk contoh media "TuSi" Jurnalis karya siswa.

Jumlah fenomena/ berita yang didapat siswa  seseuai petunjuk adalah minimal 25 yang dilengkapi dengan gambar yang sesuai dengan konsep momentum dna impuls.

Manfaat media "TuSi" Jurnalis  bagi siswa adalah dapat mempelajari konsep momentum dan impuls menjadi lebih mudah, siswa menjadi lebih percaya diri, terbentuk karakter kritis, mampu mengkomunikasikan, dan mampu berkolaborasi. Selama pembelajaran materi momentum dan impuls, media ini selalu menjadi bahan literasi siswa yang menarik. Siswa merasa senang karena dapat meluangkan daya kreasi membeuat media yang diintegrasikan dalam konsep momentum dan impuls.

Media "TuSi" Jurnalis dalam pembelajaran secara tatap muka terbatas konsep momentum dan impuls dengan tahapan sebagai berikut.

  • Kegiatan pendahuluan, guru menampilkan video peluncuran roket dan  bertanya. Siswa merespon dengan baik tentunya dikaitkan dengan fenomena yang ada di media "TuSi" Jurnalis. Hal ini bertujuan untuk mendongkrak pengetahuan prasyarat yang pernah dipelajari oleh siswa. Kegiatan pembelajaran terbagi menjadi 4 kelompok dengan menerapkan prokes.
  • Kegiatan "turing" (tutor keliling). Siswa secara bergantian berkeliling menuju ke kelompok lain untuk menyampaikan temuan/berita/fenomena kepada kelompok lain. Kegiatan ini bertujuan mendongkrak rasa percaya diri dan berpikir kritis.
  • Kegiatan galery walk. Siswa memamerkan media "TuSi" Jurnalis dan siswa lain secara bergantian bertanya dan bertukar gagasan. Kegiatan ini bertujuan mendongkrak berpikir kreatif dan kritis setelah melihat hasil karya yang lain.
  • Kegiatan pratikum, siswa memperoleh data secara kuantitatif dan dikaitkan dengan data secara kualitatif dari media "TuSi" Jurnalis. Siswa relatif dapat  menyelesaikan dengan baik. Karakter saling menghargai, berkolaborasi dengan baik antar siswa ditiap kelompok. 
  • Kegiatan selanjutnya adalah presentasi hasil diskusi pratikum dan menyampaikan kembali hubungan antara data hasil pratikum dengan berita/fenomena dari media "TuSi" Jurnalis. Siswa menjadi lebih percaya diri dan senang dengan media ini yang sederhana namun menarik untuk dibaca. Adapun foto kegiatan-kegiatan tampak sebagai berikut.

Hasil yang diperoleh siswa dalam mempelajari konsep Momentum dan Impuls dengan bantuan media "TuSi" Jurnalis sebagai berikut.

  • Prestasi mendongkrak kemampuan berpikir kreatif yang meningkat dari 18 siswa menjadi 29 setelah menggunakan media "TuSi" Jurnalis. Hal ini ditunjukkan dari kreasi media yang dibuat oleh siswa mulai dari pengaturan warna, susunan kalimat, susunan gambar dan ulasan, bahan-bahan yang digunakan dan desain kartu asistensinya. Berikut diagram dari sampling satu kelas.
  • Prestasi mendongkrak kemampuan literasi sains meningkat dari 17 siswa menjadi 30 setelah menggunakan media "TuSi" Jurnalis . Hal ini ditunjukkan dengan kemampuan siswa mengulas berita/fenomena dari berbagai sumber yang dilengkapi dengan gambar/foto. Berikut diagram dari sampling satu kelas.
  • Prestasi mendongkrak berpikir kritis mengalamami peningkatan dari 15 siswa menjadi 30 setelah menggunakan media "TuSi" Jurnalis. Hal ini tampak saat kegiatan "turing" dan Galery walk. Berikut diagram dari sampling satu kelas.
  • Mampu mendongkrak karakter percaya diri. Hal ini tampak saat menyampaikan pendapat/ide, presentasi maupun diskusi setelah menggunakan media "TuSi" Jurnalis mengalami peningkatan dari 14 siswa menjadi 28. Berikut diagram yang dihasilkan dari sampling satu kelas.Dapat disimpulkan bahwa media "TuSi" Jurnalis yang digunakan dalam pembelajaran fisika untuk konsep Momentum dan Impuls mampu mendongkrak siswa dari sisi berpikir kreatif, literasi sains, berpikir kritis, dan karakter siswa terbentuk lebih baik terutama selama pandemi yang sering menemui kendala. 

    Berdasarkan pengalaman dari pembelajaran yang telah dilaksanakan, maka untuk mencapai hasil yang lebih optimal dan meminimalkan kendala-kendala yang dihadapi guru, maka tindak lanjut dapat dilakukan sebagai alternatif terhadap strategi yang telah diterapkan sebagai berikut.

    • Dilakukan pendekatan dan bimbingan secara lebih intensif terhadap siswa yang memiliki kelemahan dalam berpikir kreatif, kritis, literasi sains, dan kurang percaya diri akan kemampuan yang dimiliki, seperti misalnya menyediakan waktu diluar jadwal pembelajaran untuk bimbingan.
    • Dilakukan kerjasama dengan guru mata pelajaran lain yang juga menerapkan  sehingga pembimbingan yang dilakukan pada peserta didik lebih terpadu dan optimal.
    • Media “TuSi Jurnalis” dapat dikembangkan untuk materi fisika lain selain momentum dan impuls maupun untuk mata pelajaran lain.
    • Ucapan terima kasih kepada media TEMPO yang memberikan kesempatan bagi guru untuk menulis artikel merdeka belajar . Semoga artikel ini bermanfaat bagi insan pendidik dan saya mohon maaf bila ada hal yang tidak berkenan. Saran dan masukan sangat diharapkan.

Ikuti tulisan menarik Agnes Yuni Pujiastuti lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler