x

sarana teaching factory smk n 1 sumatera barat

Iklan

Nora Margaret

Penulis Indonesiana (Narasumber Berbagi Praktik Baik IKM/Guru SMK N 1 Sumatera Barat)
Bergabung Sejak: 23 November 2021

Rabu, 8 Desember 2021 21:47 WIB

Membangun Karakter Budaya Kerja Dalam Paltform Merdeka Belajar; Keunggulan Komparatif Teaching Factory SMK Negeri 1 Sumatera Barat

Mendeskripsikan upaya mewujudkan pembelajaran melalui teaching factory di SMK Negeri 1 Sumatera Barat yang bertujuan menumbuh-kembangkan karakter dan etos kerja yang dibutuhkan dunia usaha dan dunia industri (DU/DI). Dengan usaha maksimal melengkapi sarana prasarana pembelajaran teaching factory diharapkan lulusan sekolah memiliki keunggulan komparatif jika dibandingkan dengan lulusan SMK sejenis dengan tingkat keterserapan lulusan dapat terus menerus ditingkatkan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pembelajaran melalui teaching factory bertujuan untuk menumbuh-kembangkan karakter dan etos kerja (disiplin, tanggung jawab, jujur, kerjasama, kepemimpinan, dan lain-lain) yang dibutuhkan dunia usaha dan dunia industri (DU/DI). Muara akhir adalah peningkatan kualitas dari pembelajaran yang membekali kompetensi (competency based training) menuju ke pembelajaran yang membekali kemampuan memproduksi barang/jasa (production based training), sehingga diharapkan  lulusan sekolah yang menerapkan pembelajaran melalui teaching factory sesuai dengan kebutuhan DU/DI

Dalam buku serial panduan  revitalisasi tentang  Tata kelola Pelaksanaan Teaching Factory yang diterbitkan Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan tahun 2017, prinsip dasar dalam melaksanakan program teaching factory di SMK adalah: (1) Adanya integrasi pengalaman dunia kerja ke dalam kurikulum SMK; (2) Semua peralatan dan bahan serta pelaku pendidikan disusun dan dirancang untuk melakukan proses produksi dengan tujuan untuk menghasilkan produk (barang ataupun jasa); (3) Adanya perpaduan dari pembelajaran berbasis produksi dan pembelajaran kompetensi; (4) Dalam pembelajaran berbasis produksi, siswa SMK harus terlibat langsung dalam proses produksi, sehingga kompetensinya dibangun berdasarkan kebutuhan produksi. Paradigma pembelajaran teaching factory didasarkan pada tujuannya yang secara efektif mengintegrasikan kegiatan pendidikan, penelitian dan inovasi ke dalam satu konsep tunggal, yang melibatkan industri dan akademik. Pembelajaran teaching factory berfokus pada integrasi industri dan akademik melalui pendekatan terhadap kurikulum,pengajaran/pelatihan

Untuk mewujudkan pembelajaran teaching factory, SMK Negeri 1 Sumatera Barat, dibawah kepemimpinan  Drs. Risman Jondedwi, M.M terus berbenah mempersiapkan keunggulan komparatif tamatan dengan melengkapi sarana prasarana pembelajaran dalam bingkai pembelajaran teaching factory.  Melalui dana alokasi khusus (DAK) tahun 2020 sarana prasarana pembelajaran teaching factory dikhususkan untuk Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan Otomotif. Secara bertahap tahun-tahun berikutnya diupayakan kelengkapan sarana prasarana pada kompetensi keahlian lain yang ada di SMK Negeri 1 Sumatera Barat dalam lingkup Program Keahlian Teknik Pemesinan, Teknik Elektronika, Teknik Ketenagalistrikan dan Teknik Konstruksi dan Properti. Drs. Raymon,M.Pd selaku Kabid pembinaan SMK Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat menekankan dengan adanya infrastruktur (sarana/prasarana) pembelajaran teaching facory yang memenuhi standar dunia usaha dan industri, SMK Negeri 1 Sumatera Barat seharusnya lebih maksimal dalam mempersiapkan lulusan yang memiliki keunggulan komparatif jika dibandingkan dengan lulusan SMK sejenis dengan tingkat keterserapan lulusan dapat terus menerus ditingkatkan. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Adapun parameter penerapan teaching factory menjadi dasar penyusunan program pembelajaran yang akan digunakan meliputi: Manajemen, Bengkel-Lab, Pola Pembelajaran Training, Marketing Promosi, Produk-Jasa, SDM, dan Hubungan Industri.  Pembentukan karakter budaya kerja dapat tergambarkan dari deskripsi pembelajaran teaching factory meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan LKS (Jobsheet dengan materi praktik diambil dari produk atau bagian produk dan untuk tujuan pencapaian SK/KD tuntutan kurikulum (melalui sinkronisasi kurikulum. Hasil praktik merupakan produk barang/jasa yang layak jual/sesuai tuntutan pelanggan, sedangkan bahan praktik menggunakan bahan baku proses produksi untuk tujuan menghasilkan produk (produk jadi atau setengah jadi) sesuai permintaan konsumen.  Khusus Pembelajaran berbasis praktik dengan hasil praktik siswa merupakan produk/jasa (produk jadi atau setengah jadi) yang siap jual. Selain itu pelaksanaan pendidikan dan latihan berupa aktivitas pembelajaran praktik merupakan unit kerja dari teaching factory sebagai hands on experience peserta didik. Berdampak pada karakter yang harus dimiliki peserta didik/siswa terlihat pada strategi kewirausahaan yang dilakukan, Siswa melakukan setiap tahapan teaching factory dari perencanaan produksi - proses produksi - penanganan produk - pemasaran produk. Selain itu siswa dilibatkan dengan aspek target delivery, cost, quality dan efisiensi yang terkait dengan customer expectation dan satisfaction. Gambaran lain pembentukan karakter disiplin adanya kegiatan pengajar/instruktur dengan tupoksi plus menyelesaikan job order industri dan berlaku standar industri. Dengan basis corporate culture, praktik pembelajaran jelas dikemas dengan pendidikan karakter atau etos kerja industri.

Sebagaimana telah dijelaskan diawal, upaya memaksimalkan pembentukan karakter budaya kerja tentu diimbangi dengan pembelajaran praktik dengan sarana prasarana yang memadai, sehingga platform merdeka belajar dalam pembelajaran teaching factory bukan lagi sebuah bingkai tanpa makna. Sarana prasarana yang telah disiapkan berupa gedung workshop megah senilai Rp.900 juta dan sarana kelengkapan peralatan canggih senilai Rp. 2 Milyar yang terdiri dari 33 jenis seperti  TWO POST LIFT (Alat untuk mengangkat mobil dengan dua tiang atau untuk perbaikan/ memeriksa mesin maupun chasis seperti service rem, suspensi, penggantian ball joint, service berkala dan lain-lain); CONVENTIONAL DIESEL NOZZLE TEASTER (digunakan untuk melakukan pemeriksaan injector nosel meliputi pemeriksaan tekanan injektor, pemeriksaan pengkabutan injector dan pemeriksaan kebocoran injektor); ENGINE CRANE (digunakan untuk mengangkat atau memindahkan beban berat secara praktis dan efisie) dan peralatan lainnya seperti HEAVY DUTY HIDROLIK PRESS; VALVE SPRING COMPRESSOR; BATTERAY TESTER; RADIATOR PRESSURE TESTER; DIESEL COMPRESSION TESTER’ ELECTRICAL WIRING DIAGRAM SIMULATOR FOR CAR; GASOLINE EMISSION ANALYZER; DIESEL SMOKE METER dan lain sebagainya yang dapat menunjang kompetensi keahlian siswa dalam melaksanakan service kendaraan ringan otomotif di SMK Negeri 1 Sumatera Barat. 

Tentulah harapan pembentukan karakter budaya kerja dengan pembiasaan dan memaksimalkan kompetensi dalam melaksanakan service kendaraan ringan otomotif merupakan rangkaian pembentukan karakter yang tidak berdiri sendiri. Konsep pembelajaran lain yang telah diterima sebelumnya oleh siswa dalam mata pelajaran muatan nasional dan kewilayahan terintegrasi dalam menumbuh kembangkan/menguatkan karakter disiplin, tanggung jawab, jujur, kerjasama, kepemimpinan dalam lingkup karakter Profil Pelajar Pancasila. Hal ini sejalan dengan tujuan pelaksanaan pembelajaran teaching factory di SMK Negeri 1 Sumatera Barat yaitu : mempersiapkan lulusan SMK menjadi pekerja,dan wirausaha; membantu siswa memilih bidang kerja yang sesuai dengan kompetensinya; menumbuhkan kreatifitas siswa melalui learning by doing; memberikan keterampilan yang dibutuhkan dalam dunia kerja; memperluas cakupan kesempatan rekruitmen bagi lulusan SMK; membantu siswa SMK dalam mempersiapkan diri menjadi tenaga kerja serta membantu menjalin kerjasama dengan dunia kerja yang aktual; memberi kesempatan kepada siswa SMK untuk melatih keterampilannya sehingga dapat membuat keputusan tentang karier yang akan dipilih; memberi kesempatan kepada guru SMK untuk memperluas wawasan intruksional; memberi kesempatan kepada guru SMK untuk membangun jembatan intruksional antara kelas dan dunia kerja; membuat pembelajaran lebih menarik dan memotivasi siswa belajar.

Keseriusan pelaksanaan pembelajaran teaching factory juga ditandai dengan dijalin kerjasama (MoU) tentang Pelaksanaan Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan Berbasis Kompetensi yang Link And Match dengan Industri terkait. Peresmian penggunaan teaching factory TKRO SMK Negeri 1 Sumatera Barat direncanakan dan diharapkan akan dibuka secara resmi oleh Gubernur Provinsi Sumatera Barat, H. Mahyeldi Ansyarullah S.P di penghujung tahun 2021 tentu menjadi momentum keterlaksanaan keunggulan pembelajaran yang dapat memicu sinergi kebersamaan seluruh warga SMK Negeri 1 Sumatera Barat agar serius mewujudkan tamatan dengan karakter budaya kerja yang diharapkan dan sesuai dengan dunia usaha dan dunia industri. 

Ikuti tulisan menarik Nora Margaret lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler