x

ilustr: ACR

Iklan

Cak Bangau

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 1 Desember 2021

Jumat, 10 Desember 2021 13:10 WIB

Pencuri Waktu itu Bernama Kala

waktu akan tetap bergerak, walau akhirnya waktu juga akan hilang. benar, kata pak sapardi :waktu itu fanna kita yang abadi. bagaimana kita menggunakan waktu, seperti itulah waktu menjadikan kita abadi.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

PENCURI WAKTU ITU BERNAMA KALA

Satu jam sebelum pencurian

Senja baru saja berlalu di sebuah tempat yang dijadikan ibu kota. Awan hitam mulai menutupi Sebagian langit kota itu. bulan dan bintang tidak terlihat, beberapa dari mereka memilih bersembunyi. Seorang perempuan yang masih muda duduk disebuah warung kopi dengan seorang lelaki yang kini akan ia wawancarai.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Belum ada perbincangan yang serius ketika dia duduk di warung kopi  tersebut bersama dengan seorang lelaki. Lelaki yang usianya sekitar 40 Tahun. Usia mereka mungkin terpaut Jauh, lebih tua lelaki yang memakai kemeja dan celana serba rapih itu. Lelaki yang dari tadi berkali-kali menghisap rokok Filter  kesukaannya.

“Sudah selesai merokoknya?” Ambar bersuara setelah menghentikan kegiatan menulisnya. Sorot matanya tajam menatap lelaki dihadapannya. Ya,dialah Ambar, wartawan muda yang namannya mulai melejit di Negara itu.

Lelaki itu menghisap hisapan terakhirnya, sebelum akhirnya ia mematikan rokoknya di asbak berbentuk bulat dari kaca di hadapannya.

“Jadi apa yang ingin kau tanyakan?” tanya lelaki itu, dari mulutnya masih mengeluarkan asap sedikit demi sedikit ketika ia bicara. “Nona Ambar.” lelaki itu tersenyum melanjutkan ucapannya.

            “Tuan Kala, orang-orang menyebut anda demikian. Benar?” Sorot mata Ambar begitu tajam, seperti seorang polisi yang mengintrogasi para tersangka, namun bagi lelaki Bernama Kala itu sama sekali tidak merasa takut. Tidak sama sekali. Ia mengangguk membenarkan pertanyaan Ambar. “Anda adalah seorang lelaki yang mempunyai banyak anak, dan banyak istri. anda adalah salah satu orang terkenal di Negeri ini, orang tua anda masuk di daftar orang terkaya didunia. Kawan-kawan anda juga orang yang sama seperti anda, terkenal dan berasal dari keluarga kaya raya. Meski dilihat dari Pendidikan nya orang tua anda tidak begitu mencolok.”

“Dan kali ini anda  dinyatakan sebagai seorang tersangka, atas pencurian beberapa waktu milik orang-orang. Bahkan itu adalah orang-orang terdekat anda.” Kembali Ambar melanjutkan.

“Sebagai seorang wartawan muda, berbakat, kritis, dan tentunya cantik. Anda begitu mengenal diri saya. Anda adalah orang yang hebat.” Lelaki Bernama Kala itu terkekeh. “Mengapa anda melakukan hal ini, mencuri beberapa waktu milik beberapa orang. Padahal jika dilihat dari latar belakang keluarga anda, tentu semua itu bertolak belakang.” “Nona yang manis, tidak ada tolak ukur bagi seseorang untuk berbuat kejahatan. Termasuk saya sendiri.”

“Bagi saya, mencuri waktu adalah hal yang wajar, mencuri waktu adalah hal yang menyenangkan.sepertinya Negeri ini terlalu berlebihan menghukum orang yang hanya mencuri waktu.”

Wanita Bernama ambar itu terdiam sejenak, sambil melihat alat rekam yang berada di sampingnya. “Lalu anda tidak merasa keberatan jika pada akhirnya anda di vonis bersalah dan dijatuhi hukuman.”

“Saya tegaskan sekali lagi, saya tidak keberatan. Bagaimanapun ini Negara hukum. Saya harus menghormati segala sesuatu yang di jatuhkan oleh pemerintah.”

“Jadi anda mengakui kalau anda bersalah?” Ambaar melanjutkan pertanyaannya.

“Tidak, saya tidak merasa bersalah.”

“Jika anda tidak merasa bersalah, seharusnya anda berhak membela diri anda sendiri bukan?”

“Tidak ada yang perlu dibela untuk diri saya sendiri, Saya lebih baik meneruskan mencuri waktu beberapa orang sebelum saya benar-benar di vonis dan di penjara.”

“banyak yang bilang penjara adalah tempat yang tidak menyenangkan, mengapa anda begitu bersedia jika nantinya anda di penjara?”

“Itukan baru kata orang, anda sendiri belum pernah dipenjara kan? buktinya setiap hari banyak orang yang masuk penjara. Bukan kah itu suatu tanda bahwa penjara adalah hal menyenangkan?”

Ambar menepuk jidatnya, sesekali menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

“Untuk anak-anak anda dan banyak istri, jika nantinya anda di penjara bagaimana nasib mereka?”

“Sebenarnya itu adalah privasi keluarga saya, karena nona yang bertanya saya akan tetap menjawabnya.” Ucap lelaki itu sembari mengeluarkan satu rokok lagi dari bungkusnya.

“Untuk bertahan hidup, mereka telah saya ajarkan bagaimana caranya mencuri. Tentunya mencuri waktu. mereka harus bisa, baik istri-istri saya, atau anak-anak saya.ini semacam tradisi yang harus tetap dijaga dan jangan sampai berakhir di diri saya.”

“Apakah ada tuntutan dari pihak korban karena waktunya telah anda curi?”

“Kebanyakan dari mereka tidak pernah menyadari, mereka hanya menyesali. Tapi tidak pernah ada satupun yang menuntut kerugian kepadaku."

"Tujuan yang pasti bagi anda, apakah ini hanya semacam kesenangan atau memang anda sendiri juga mencari keuntungan?” Ambar terus bertanya kepada lelaki Bernama Kala tersebut

“Jika anda berpikir saya hanya bersenang-senang, anda tidak salah. Jika anda berpikir saya mencari keuntungan juga tidak salah. Jadi anda ingin memilih yang mana?” Lelaki itu balik bertanya. Kemudian menghisap rokoknya dan di akhiri dengan tawa kecilnya yang sama sekali tidak terlihat manis.

            Ambar melihat tajam ke arah lelaki itu, “Saya akan memilih anda sebagai orang yang salah.” Jawaban Ambar tidak ada dalam pilihan yang ditawarkan lelaki Bernama Kala tersebut.

“Anda sama saja seperti orang-orang yang berada di Negeri ini, dengan mudahnya men-Judge orang lain bersalah.” Raut wajah lelaki itu berubah. Namun tidak beberapa lama setelah menghisap kembali rokoknya rona wajahnya kembali berbeda.

“Tapi tidak apa-apa, saya hargai pendapat anda walau mungkin jika waktu anda saya curi anda juga menikmatinya.”

“Dari itu, anda bisa menyimpulkan Saya atau diri anda yang memang salah?” Lelaki Bernama Kala itu tersenyum kecil.

“Oh iya, apakah masih ada yang ingin ditanyakan?”

“Tentu saja, banyak pertanyaan yang akan saya tanyakan kepada anda.” Ambar melanjutkan sembari melihat waktu rekaman yang sudah ia rekam, ternyata sudah lama, bahkan lebih lama dari apa yang dia targetkan. Padahal, ia masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Terhitung setelah ini ada banyak orang yang akan dia wawancara. Beberapa diantaranya adalah para tersangka yang saat ini sedang menghadapi proses hukum, namun masih bersedia di wawancarari. Seperti kasus pemerkosaan seorang pembantu terhadap majikannya, yang mana akhirnya sang majikan harus bunuh diri. menurut rumor yang beredar si pembantu tidak mau bertanggung jawab, malah menyuruh sang majikan menggugurkan kandungannya, atau kasus orang suci yang juga tega memperkosa beberapa calon orang suci juga, atau kisah-kisah pilu beberapa orang yang ada di Negara yang sering dijuluki Negara dongeng tersebut. tapi bagi Ambar kali ini, kasus lelaki Bernama Kala jauh lebih mengasyikan dibanding kasus-kasus lainnya. Dia bisa bebas bertanya apapun kepada lelaki itu tanpa takut intimidasi dari siapapun.

Ambar mencicipi kopi yang sudah dingin, terlalu asik bicara dengan lelaki di hadapannya.

“Kembali kepada pertanyaan” Ucapnya, setelah menyeruput kopi hitam kesukaannya.

“Kebanyakan yang mengeluh dan menyalahkan anda menurut survey yang beredar adalah orang tua yang sudah usia lanjut yang dirugikan, menurut pandangan anda bagaimana?”

“Hahahahaha….” Lelaki Bernama Kala itu tertawa sampai hampir batuk.

“Mereka ini lucu sekali, dulu mereka dengan sukarela menyerahkan waktu keluargannya kepadaku, kali ini mereka malah menyalahkanku. Lucu, pendapatku hanya itu. ini bahkan lebih lucu dari program TV yang disetting sehingga harus lucu.” Jawabnya. Kemudian melanjutkan tawanya.

“Anda adalah orang yang berasal dari keluarga terhormat, jika orang-orang sudah mulai menyalahkan anda bagaimana selanjutnya citra keluarga anda. Dari pandangan saya otomatis citra keluarga anda akan menjadi buruk.”

“Anda tau sendiri, saya berasal dari keluarga konglomerat, istri saya banyak. Anak-anak saya sudah mulai dewasa dan terkenal, selama ada uang semuanya oke oke saja. Dengan uang, mereka bisa memperbaiki saya. Kemudian mereka akan kembali percaya kepadaku.”

“Baiklah, mungkin ini pertanyaan terakhir saya. Apa target anda selanjutnya apakah anda akan tetap menjadi seorang pencuri waktu?”

“Saya akan tetap mencuri, saya akan tetap menjadi pencuri, di Negeri ini saya senang melakukannya”

“Terimakasih, atas waktu anda karena telah menemani saya. Hari sudah hampir pagi, saya rasa anda perlu istirahat. Dan berita ini akan saya muat di majalah saya.” Ambar membereskan alat tulis dan alat perekammnya.

“Tidak apa-apa nona cantik, saya lebih suka ngobrol dengan anda seperti ini, tetaplah seperti ini, jika anda butuh sahabat untuk berbicara ajaklah saya. Saya berjanji vonis hukuman kepada saya tidak akan berhasil.”

Ambar tersenyum sembari bergegas pergi dari warung kopi tersebut. hari sudah hampir pagi, udara dingin perkotaan terasa menusuk setiap pori-pori kulit Ambar.

Ia lupa, banyak yang menunggu untuk diwawancarai. Namun wawancaranya dengan lelaki Bernama Kala begitu menyenangkan. Persetan dengan pekerjaan, aku akan tidur sepuasnya siang ini. ucapnya dalam hati, sembari berjalan menyusuri trotoar jalan.

 

 

Ikuti tulisan menarik Cak Bangau lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler