Dalam upaya membangkitkan perekonomian setelah pandemi, ada banyak hal telah dilakukan oleh pemerintah. Kementerian BUMN misalnya, terus memberikan stimulus pada pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Pada awal-awal pandemi, berbagai stimulus keuangan itu telah dilakukan. Namun itu memang belum cukup untuk kembali menggairahkan iklim perekonomian menjadi seperti sedia kala.
Erick Thohir melihat adanya peluang untuk lebih meningkatkan lagi porsi pinjaman bagi UMKM. Oleh sebab itu Erick meminta Bank Rakyat Indonesia (BRI) untuk menambah porsi pinjaman untuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Perintah Erick ini tentu sangat tepat, guna menunjang pertumbuhan ekonomi akar rumput yang lebih stabil.
Saat ini, porsi kredit UMKM BRI mencapai 82,67 persen per September 2021, naik dari porsi periode sebelumnya di September 2020 tercatat sebesar 80,65 persen. Menurut Erick, nanti pinjaman ke UMKM minimal 85 persen, bahkan bisa lebih. Sisanya baru diberikan ke sektor korporasi, tapi yang memiliki hubungan dengan UMKM.
Erick menyatakan, porsi pemberian kredit bagi UMKM di perbankan secara nasional masih sangat rendah dibandingkan negara-negara lain. Saat ini, perbankan nasional hanya bisa menyanggupi pemberian kredit sebanyak 20 persen. Jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga, seperti Thailand dan Malaysia, posisi Indonesia masih sangat jauh. Porsi kredit yang diberikan kedua negara itu mencapai 50 persen.
Fakta mengejutkan itu tentu harus menjadi catatan, sebab kondisi perekonomian Indonesia di tengah gempuran pandemi ini telah mendapatkan pukulan keras. Indonesia memang masih lebih baik saat ini, karena menunjukkan tanda-tanda kemampuan untuk bertahan. Padahal di dunia global saat ini sedang terjadi pertarungan yang sengit melawan varian terbaru Omicron.
Jika melihat negara lain, Korea misalnya, negara itu mengucurkan kredit sebanyak 80 persen, Jepang 65 persen. Sementara Indonesia tercatat hanya memberikan kucuruan 20 persen. Kritik Erick itu menjadi target baru bagi BRI untuk segera merealisasikan porsi kredit yang lebih besar.
Erick berharap, setidaknya perbankan dalam negeri bisa menyamakan atau paling tidak mendekati porsi kredit yang diberikan Negeri Jiran. Apa yang ditegaskan Erick itu sesuai dengan keinginan Presiden Jokowi yang menargetkan porsi pinjaman ke UMKM mencapai 30 persen pada 2024.
Menurut BRI, hingga penghujung kuartal III-2021, penyaluran kredit UMKM BRI tumbuh 12,50 persen secara tahunan, dengan nilai kredit UMKM BRI mencapai Rp 848,60 triliun. Capaian itu mendorong porsi kredit BRI ke UMKM mencapai 82,67 persen per September 2021.
Ini adalah kabar baik. Sebab dengan semakin besarnya penyaluran pinjaman pada UMKM, hal itu menunjukkan adanya percepatan pergerakan ekonomi di akar rumput. Erick selama ini dikenal sebagai pengusaha yang telah mampu menembus dunia internasional. Dengan pengalaman yang cukup banyak itu, Erick memahami persoalan mendasar dari sebuah usaha yang baru merintis adalah dalam hal permodalan.
UMKM sudah mulai menggeliat dengan adanya pelonggara PPKM. Meskipun ancaman Omicron terus menghantui, namun optimisme harus terus didorong. Karena rasa takut dan gentar hanya akan memperburuk keadaan. Kebar baik untuk teus asling mengingatkan dan menguatkan merupakan modal bersama dalam melewati masa-masa buruk di bawah bayang-bayang Corona.
Puji Handoko
Ikuti tulisan menarik Puji Handoko lainnya di sini.