x

Iklan

Aisyah ami

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 5 Desember 2021

Sabtu, 25 Desember 2021 05:51 WIB

Torehkan Rasa pada Sastra dalam Proses Pembentukan Karakter

Harapan untuk mengembangkan karakter tentunya ada pada setiap bangsa dan negara yang akan menentukan perkembangan baik tidaknya generasi selanjutnya. Melalui sastra, dapat menjadi salah satu cara untuk mengoptimalkan pendidikan karakter di Indonesia. Sastra dapat menumbuhkan persepsi atau pemahaman baru yang tentunya tidak lepas dari kondisi masyarakat dan lingkungan sekitar. Konsistensi sastra diharapkan dapat menginspirasi banyak orang terutama generasi muda.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Setiap individu tentunya mempunyai harapan untuk mengembangkan karakter dan memiliki kepribadian yang baik. Pendidikan yang pada dasarnya memanusiakan manusia, justru saat ini statusnya patut dipertanyakan yang membuat kosongnya perolehan karakter. Belum lagi fakta bahwa pendidik dan peserta didik telah kehilangan nilai moral sehingga dengan mudahnya  terjadi kekerasan seksual yang berujung pada kehamilan. Sudah jelas, bahwa pelaku maupun korban telah kehilangan makna dan pentingnya dari pendidikan itu sendiri. Dari perspektif ini, sangat mengkhawatirkan betapa pentingnya pendidikan bagi proses berpikir dan kecerdasan emosional untuk dapat menghasilkan generasi muda yang berakhlakul karimah dan memiliki attitude yang baik.

Paradigma yang diperlukan salah satunya yaitu mengoptimalkan peran sastra. Dengan begitu, tulisan ini dimaksudkan untuk menumbuhkan persepsi kita bahwa melalui rasa pada sastra, dapat menyuburkan pemahaman khususnya membangun kemanusiaan dan pembentukan karakter. Mengingat kembali sastra yang selalu berkaitan dengan sejarah kelahiran manusia, tentunya pengalaman moral, perasaan, realita kehidupan, bukan hanya fantasi melainkan emosi ikut andil dalam cara sastra untuk memupuk dan mengembangkan pendidikan karakter.

Sebuah karya sastra tentunya tidak pernah lepas dari pengaruh kondisi masyarakat dan lingkungan sekitar dalam proses penciptaannya. Perasaan-perasaan yang dirasakan pengarang yang dituangkan menjadi sebuah karya yang dapat menjadi sebuah inside baru bagi pembacanya. Setiap orang pasti memiliki nilai rasa dalam setiap kata-kata. Nilai pada rasa ini adalah sebuah arti kata dan pasti ada makna tersendiri dalam kata itu. Dalam setiap situasi, rasa yang dilontarkan menjadi kata tentunya dapat sesuai dengan emosi yang sedang kita rasakan dan dapat menimbulkan perasaan kepada orang lain.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Secara sederhana bahasa rasa dapat disampaikan melalui karya berupa puisi. Tuangkan rasa secara tersusun dalam rangkaian kata atas apa yang sudah dan sedang dialami, didengat dan dirasakan, maka dari itu menulis puisi termasuk mengolah rasa. Menuangkan segala resah melalui bait sastra dapat menjadi sebuah kepuasan tersendiri. Sastra tidak bisa dipaksakan, namun sastra hadir karena konsistensi disaat memiliki waktu yang tepat untuk menuangkan ide. Konsistensi disini menjadi harapan untuk dapat menginspirasi banyak orang, dimana dalam menjalani kehidupan tentunya tidak melulu lurus dan lancar, namun juga pasti menemukan kebuntuan.  Goresan pena yang berisi makna tertata bersatu padu menjadi sebuah karya dan melahirkan rasa.

Dalam dunia pendidikan, sastra yang berkualitas perlu dimanfaatkan dalam proses membimbing dan mengarahkan peserta didik agar dapat menemukan nilai positif kemudian diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pengolahan rasa untuk sastra ini dalam menjadi cara untuk peserta didik dalam proses pengaktualisasi diri. Pengalaman-pengalaman yang diperoleh melalui membaca karya sastra dapat menumbuhkan motivasi yang menunjang penalaran peserta didik dan diharapkan meningkatkan kemampuan mengekspresikan emosi dan empati terhadap orang lain, dan memiliki harga diri saling menghargai antar sesama. Moral remaja masa kini sudah terpengaruh pada teknologi dan perkembangan zaman. Yang tentunya, moral remaja masa kini mengalami penurunan yang dapat mempengaruhi aktivitasnya dalam bergaul.

Rasa yang dituangkan dalam sastra dapat memberikan motivasi dan inspirasi agar peserta didik bangkit dan tergerak untuk memicu bakat dan minatnya. Membaca, melihat, mendengar dan menikmati karya yang didalamnya terdapat nilai pendidikan moral dapat berguna untuk pembentukan karakter. Terlebih didalam karya menganduung nilai estetika yaitu keindahan dan nilai humanis yaitu nilai kemanusiaan serta menggambarkan kondisi manusia dalam menangani suatu masalah. Maka perolehan rasa ketika membuat karya dan menikmati karya termasuk kedalam rangka internalisasi budi pekerti yang dapat membentuk watak yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

 

 

Ikuti tulisan menarik Aisyah ami lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

17 jam lalu

Terpopuler