x

Sastra

Iklan

Syifa Aulia Rahma

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 23 Desember 2021

Selasa, 28 Desember 2021 15:42 WIB

Mengetahui Postmodernisme Sastra dalam Kesusastraan

Postmodernisme adalah meleburnya batas wilayah dan pembedaan antar budaya tinggi dengan budaya rendah, antara penampilan dan kenyataan, dan segala oposisi biner lainnya yang selama ini dijunjung tinggi oleh teori sosial dan filsafat konvensional.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pada umumnya, postmodernisme adalah meleburnya batas wilayah dan pembedaan antar budaya tinggi dengan budaya rendah, antara penampilan dan kenyataan, dan segala oposisi biner lainnya yang selama ini dijunjung tinggi oleh teori sosial dan filsafat konvensional. Dengan demikian, posmodern secara umum adalah proses dediferensiasi dan munculnya peleburan di segala bidang (Jean Baudrillard dalam Munir Fuady, 2005: 98).

Postmodernisme menyiratkan diseminasi budaya serta paradigma tentang keterpusatan, termasuk bagaimana sastra mendefinisikan serta mengklasifikasi diri. Postmodernisme erat kaitannya dengan sosiologi sastra, pendekatan sosiologis sangat dipertimbangkan pada era postmodernisme. Dasar filosofis pendekatan sosiologis adalah adanya hubungan hakiki antara karya sastra dengan masyarakat.

Hubungan apa yang dimaksud? Hubungan karya sastra dihasilkan oleh pengarang, pengarang adalah anggota masyarakat itu sendiri, pengarang memanfaatkan kekayaan yang ada dalam masyarakat, dan hasil karya sastra itu dimanfatkan kembali oleh masyarakat. Sehingga semangat yang dibangun postmodernisme dan sosiologi dalam dunia sastra saling berkaitan karena memiliki objek penelitian yang sama, yaitu masyarakat dan segala sesuatu yang dihasilkan masyarakat itu sendiri.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kapan istilah postmodernisme muncul? Muncul pertama kali di wilayah seni dan kritikus di New York pada 1960 (Sarup, 2011: 205; Lane, 2000: 103). Menurut Hasan dan Jencks, seperti yang dikutip Suguharto, istilah postmodern muncul pertama kali dalam karya Antologia de la Poesia Espanola a Hispanoamericana milik Federico de Onis di tahun 1930-an. Dari seni, terwakilkan peleburan batas-batas dari seni dan kehidupan sehari-hari, budaya popular dan elit. Dari hal itu, dapat dikelompokkan tiga kecenderungan-kecenderungan yang beroperasi dalam bendera postmodernisme, seperti yang dikatakan oleh Callinicos, “Postmodern art (including literature, architecture, cinema), poststructuralist philosophy, and theories of postmodernity/postindustrial society.” (Seni postmodern (termasuk sastra, arsitektur, perfilman), filsafatpascastrukturalisme, dan teori-teori postmodernitas/masyarakat posinsdusrial) (Callinicos, 1989:2—3).

Perbedaan apa yang terdapat di dalam postmodernisme kesusastraan? Sastra modernisme mengatakan bahwa semua masyarakat dan kebudayaan mempunyai struktur yang sama sehingga teks hasil sastra dapat dibaca dan dipahami secara universal. Dalam hal ini terdapat perbedaan dengan postmodernisme yang menganggap bahwa makna tidaklah terdapat dalam teks, melainkan muncul dari masing-masing pribadi yang membaca teks.

Secara tidak langsung, hal ini menyatakan bahwa seorang penulis tidak dapat menuntut haknya atas pemaknaan teks yang ditulisnya karena semua orang boleh membaca teks tersebut dan memaknainya sesuai dengan penafsiran masing-masing.

Ikuti tulisan menarik Syifa Aulia Rahma lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler