x

Ilustrasi Menghidupi Tempat Ibadah: Pixabay

Iklan

Zaini Syahrurromdhoni

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 29 Desember 2021

Kamis, 30 Desember 2021 05:58 WIB

Urgensi Ilmu At-Tashif Wa At-Tahrif Sebagai Cabang Ilmu Hadits


Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sebagaimana yang telah kita ketahui, hadits adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wasallam, baik itu berupa perbuatan, perkataan, ketetapan, maupun sifatnya yang kemudian dalam perkembanganya dijadikan naskah. Sebagai naskah, hadits telah berusia 13 abad, yang pada awalnya hadits ada pada ingatan para sahabat saja. Tentunya dalam proses periwayatannya terjadi perbedaan bacaan, tidak jarang naskah hadits tersebut ada yang mengalami penambahan dan pengurangan.

Selain itu, pada awal mula perkembangan Islam, al-Qur’an menjadi prioritas utama dalam pengembangan dan pelestarian, sedangkan hadits menjadi prioritas nomer dua. Tidak cukup disitu, huruf Arab yang dipakai untuk menulis hadits pada mulanya tidak memiliki syakl dan I’jam.

Dengan pertimbangan diatas maka hadirlah ilmu at-tashif wa at-tahrif dalam meneliti dan menelaah ulang hadits-hadits Nabi. Sebab at-tashif wa at-tahrif adalah cabang ilmu hadits yang sangat penting untuk menganalisis dan mengungkap kesalahan-kesalahan di dalam proses periwayatan sebuah hadits, baik dalam sanad maupun matannya. Mekanisme kerjanya hampir seperti pekerjaan seorang editor atau proof-reader di dalam sebuah penerbitan buku. Harapan setelah menganalisis dengan ilmu at-at-tashif wa at-tahrif adalah diperolehnya naskah hadits yang benar-benar sesuai dengan perkataan, perbuatan, ketetapan dan sifat Nabi atau paling tidak mendekati.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lalu apa sih pengertian at-at-tashif wa at-tahrif itu sendiri? Mari kita bahas

Ilmu al-tashif wa al-tahrif merupakan ilmu yang berusaha menerangkan perihal hadis-hadis yang terubah atau diubah titik atau syakalnya (mushahhaf) dan bentuknya (muharraf).

Arti at-tashif secara etimologi berarti kesalahan sedangkan secara terminologi at-tashif berarti mengubah atau berubahnya suatu kalimat sehingga makna yang dikehendaki semula menjadi berbeda. At-tashif dapat dibagi dalam empat tinjaun yaitu:

  1. Ditinjau dari tempatnya, tashif dapat dibagi menjadi dua bagian.
  2. Tashif dalam sanad
  3. Tashif dalam matan
  4. Ditinjau dari pancaindra yang menimbulkannya, tashif dapat dibagi menjadi dua macam.
  5. Tashif karena mata (salah lihat), seperti ini paling banyak.Modusnya biasanya antara lain karena bentuk tulisan (khathth) yang serupa, atau karena kondisi teks yang sudah sangat buruk, atau karena tidak ada tanda baca (adam an-nuthq).
  6. Tashif karena salah dengar, seperti dalam hadis yang diriwayatkan dari Ashim al-Ahwal. Sebagian periwayatannya men-tashif-nya menjadi Washil al-Ahdab. Perkara ini menurut al-Daraquthni termasuk tashif karena salah dengar, bukan karena salah lihat Mengingat dalam tulisan kedua nama itu sangat berbeda tetapi dlam pengucapan berdekatan. Jenis at-tashif yang muncul karena buruknya pendengaran atau karena jauhnya jaak sang pendengar dari pusat informasi atau semacamnya, sehingga beberapa kalimat terdengar sama karena terbentuk dari wazan sharf yang satu.
  7. Ditinjau dari lafal atau makn akalimat, tashif dibagi menjadi dua:
  8. Tashif dalam Tulisan, yakni jelas-jelas terjadi perubahan dalam tulisannya. Seperti contoh-contoh di atas.
  9. Tashif yang berkaitan dengan makna, yakni dari segi tulisan atau bacaan tidak ada perubahan tetapi diucapkan bukan untuk maksud yang seharusnya.
  10. Al-Hafizh Ibn Hajar membagi hadis yang mengalami tashif dengan tinjauan ke-empat menjadi dua macam:
  11. Hadis mushahhaf, yaitu hadis yang padanya terjadi perubahan titik atau tanda bacaan lainnya.
  12. Hadis muharraf, yaitu hadis yang padanya terjadi perubahan syakal, sedangkan hurufnya masih tetap.

Sedangkan tahrif adalah ism mashdar (kata benda) dari kata kerja harrafa-yuharrfu-tahrifan, yang artinya memalingkan, mengubah, atau mengganti. Sedangkan secara istilah at-tahrif berarti sesuatu yang menjadi berbeda makna karena berubahnya syakl di dalam suatu kalimat dengan bentuk tulisannya yang tetap. Hadits yang didalamnya terdapat tahrif disebut hadits mufarraf.  Dalam pendapat yang lain, disebutkan bahwa tahrif lebih umum cakupannya daripada at-tashif, karena tahrif adalah apa saja yang berubah dari bentuk awalnya baik itu karena adanya tambahan di dalam satu kalimat, pengungaran, atau penggantian sebagian kalimat.

Ilmu at-tashif wa at-tahrif adalah suatu kajian yang tinggi karena menuntut ketelitian, pemahaman, dan kewaspadaan. Para hafiz yang cerdik saja yang menekuninya. Begitu juga para muhaditsin telah memberi perhatian cukup besar terhadapnya dengan menetapkan pedoman-pedoman yang berkaitan dengannya dan membaginya menjadi beberapa bagian. Hal ini mereka maksudkan agar para pencari hadits mengenalnya dan bersikap tanggap.

 

 

 

Ikuti tulisan menarik Zaini Syahrurromdhoni lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB