x

Iklan

dezan news

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 3 Januari 2022

Senin, 24 Januari 2022 06:22 WIB

Efek Instan CR7 dan Baliho 240 Miliar Airlangga

Sejumlah hasil survei menunjukan kalau elektabilitas Airlangga masih dibawah satu persen.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Partai Golkar dihadapkan pada situasi yang cuku pelik jelang Pemilihan Presiden 2024 mendatang. Sang Ketua Umum, Airlangga Hartarto hingga kini masih belum menunjukan tanda-tanda yang menggembirakan perihal tingkat keterpilihanya di mata publik.

 

Sejumlah hasil survei menunjukan kalau elektabilitas Airlangga masih dibawah satu persen. Masih jauh panggang dari api.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Jangankan bersaing dengan para tokoh-tokoh populer seperti Anies Baswedan, Ridwan Kamil, hingga Ganjar Pranowo. Untuk bersaing dengan kader internalnya seperti Bambang Soesatyo dan Dedi Mulyadi, namanya masih kalah.

 

Di sisi lain, baliho Airlangga tersebar di mana-mana sejak tahun lalu. Surat Sakti arahan Perintah Wakil Ketua Umum dan Sekjen atas nama Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar Nomor: Sprin-23 /DPP/GOLKAR/VII/2021, tanggal 3 Juli 2021 kepada Ketua FPG DPR, Ketua DPD Provinsi dan Kabupaten/Kota se Indonesia, Ketua Umum Organisasi Sayap, dan Ketua Umum Ormas Hasta Karya, untuk memasang foto Ketua Umum DPP Partai Golkar pada Billboard/videotron di wilayah masing-masing, tak CUKUP AMPUH.

 

Jika ditotal sejak Juli hingga Desember 2021, merujuk keterangan Gerakan Muda Partai Golkar (GMPG), jumlah anggaran baliho maupun videotron Airlangga mencapai Rp.243.150.000.000. Setengah gaji Cristiano Ronaldo saat membela klub Juventus.

 

Bedanya, kedatangan Ronaldo ke Juventus langsung berefek instan. Cristiano Ronaldo berhasil menjadi topskor Liga Italia sekaligus mempersembahkan gelar Liga Italia. Kedatangannya ke Juventus juga menambah pundi-pundi bisnis klub yang bermarkas di Turin tersebut.

 

Di sisi lain, program Baliho dan Videotron Airlangga sendiri belum berefek signifikan. Semestinya hal ini menjadi evaluasi partai Golkar untuk tidak memaksanakan kehendak mencalonkan Airlangga. Dua tahun menghadapi Pilpres rasanya sudah cukup bagi partai Golkar berbenah.

 

Golkar butuh figur yang 'fresh'. Figur yang diterima masyarakat. Pola kampanye yang dilakukan juga semestinya lebih kreatif dalam 'menjual' figur. (*)

Ikuti tulisan menarik dezan news lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler