x

Seorang yang sedang membaca

Iklan

Bambang Udoyono

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 3 Maret 2022

Senin, 21 Maret 2022 15:03 WIB

Arti Penting Sikap Mental

Sikap mental adalah sebuah faktor sangat penting dalam setiap upaya. Tidak ada sukses tanpa sikap mental yang baik. Artikel ini mengelaborasi topik tersebut.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Oleh: Bambang Udoyono, penulis buku

 

Seorang sufi dari Konya, Turki pada abad ketigabelas bernama Maulana Jalaludin Rumi memiliki sebuah quote yang sangat indah.  Moonlight floods the whole sky from horizon to horizon; how much it can fill your room depends on its windowsSinar rembulan memenuhi seluruh penjuru langit dari ufuk ke ufuk; berapa banyak yang masuk ke kamarmu tergantung jendelanya.  Demikian terjamahan quote sang sufi kondang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Luarbiasa indah kalimat mutiara dari Maulana Jalaludin Rumi di atas.  Dia memang benar benar seorang empu sastrawan yang mampu membuat metafora yang indah dan sekaligus penuh makna.  Hanya dengan sebuah kalimat dia mampu menggambarkan sebuah sikap mental yang ideal.  Sikap mental yang selayaknya dimiliki oleh seorang muslim.  Bagaimanakah sikap mental ideal gambarannya?  Mari kita bahas.

Sinar rembulan dipakai Rumi untuk menggambarkan pencerahan.  Menurut dia pencerahan ini ada di segenap penjuru alam raya.  Dia ada di mana mana. Dia gambarkan dengan memenuhi segenap penjuru langit, dari ufuk ke ufuk.    Meskipun demikian seberapa banyak yang masuk tergantung sikap mental kita, apakah terbuka lebar, atau terbuka sempit atau malah tertutup.  Kalau jendela kita lebar maka sinar rembulan akan masuk banyak.  Sebaliknya kalau terbuka kecil akan masuk sedikit.  Kalau tertutup, bagaimana sinar bisa masuk?

Saya teringat kejadian beberapa puluh tahun lalu.  Saat itu saya bertemu dalam sebuah diskusi dengan beberapa orang sesama muslim juga, tapi kami memiliki sikap yang sangat berbeda.  Mereka dengan lugas menyalahkan seorang pakar, guru saya, yang belajar di sebuah negri Barat untuk mengambil gelar Doktornya.  Menurut mereka tindakan itu salah karena belajar di negri kafir.  Jadi dalam pandangan mereka orang yang belajar di negri kafir itu tidak patut menjadi pimpinan.  Gagasannya dianggap tidak bermanfaat bahkan merugikan karena dia sudah berguru dari kaum kafirin.  Inilah gambaran dari orang yang membuka jendelanya hanya sedikit saja, bahkan mungkin ada di antara mereka yang tidak membuka jendelanya sama sekali.  Akibatnya mereka hanya menerima sedikit sinar saja, bahkan ada yang tidak menerima sinar.  Akibatnya pikirannya gelap atau paling hanya remang remang saja.  Sebagian kecil ilmu dia terima tapi lebih banyak yang gelap bagi dia.  Kasihan.

Maka marilah kita buka jendela kamar kita lebar lebar.  Bahkan kalau perlu rombak sekalian seluruh jendela.  Bikin jendela kaca sehingga bisa tembus sinar masuk banyak sekali.  Apa maksudnya?

Maksudnya rombak sikap mental kita agar bisa menerima masukan ilmu dari mana saja.  Saat ini ummat yang diberi ilmu akal paling tinggi, paling banyak masih orang Barat.  Jadi wajib kita belajar dari mereka.  Maka penguasaan bahasa Inggris menjadi penting.  Syukur kalau ditambah bahasa asing lain seperti Prancis, bahasa asing nomor dua paling banyak penganutnya setelah Inggris.  Kedua bahasa asing ini ibarat jendela. Kalau kita menguasai keduanya artinya jendela kita terbuka lebar.  Banyak ilmu bisa kita pelajari dari mereka.  baik ilmu humaniora (humanities – bahasa, filsafat), sosial (politik, ekonomi, sosiologi, komunikasi dll) maupun ilmu kealaman (fisika, kimia, biologi dll).  

Sekitar 23% dari pemenang hadiah Nobel adalah orang Yahudi.  Apakah tidak masalah?  Jangan kuatir.  Tidak ada larangan sama sekali untuk belajar dari orang Yahudi atau orang manapun.  Bukankah belajar menuntut ilmu (Tolabul Ilmi) adalah kewajiban buat muslim?  Dan kewajiban ini tidak dibatasi usia.  Jadi kita wajib belajar seumur hidup.  Belajar tidak mengenal pensiun.  Riset kekinian menunjukkan bahwa belajar sesuatu yang baru adalah bagus untuk kesehatan otak.  Jadi buat cobalah belajar bahasa Prancis, misalnya.  Tidak harus bahasa, terserah apapun minat Anda. 

Sikap mental juga dipengaruhi oleh pengalaman sosial budaya kita.  Lebih luas kontak sosial budaya kita makan akan lebih lebar jendela kita.  Bagaimana cara meluaskan kontak sosial budaya?  Salah satu cara paling praktis dan efektif adalah dengan berwisata.  Di dalam Al Qur’an ada beberapa ayat yang memerintahkan manusia untuk berwisata.  Sebaiknya jangan backpacking karena anda tidak mandapat bimbingan seorang professional tour leader.  Jadi jalanlah bersama seorang profesional tour leader  yang akan membimbing anda mendapatkan manfaat maksimal dari perjalanan manca negara.

Manfaat berwisata yang ternyata banyak sekali.  Salah satunya untuk membuka lebar jendela Anda. Kalau sudah terbuka lebar maka kamar Anda akan terang benderang.  Semoga dengan sinar itu jalan Anda jadi jelas sehingga tidak nyasar. 

Selain itu Anda harus banyak sekali membaca artikel dan buku yang berkualitas.  Tidak perlu membaca artikel dan buku yang tidak berkualitas.  Para penulis terkemuka itu memiliki ilmu tinggi yang sangat bermanfaat. Dengan membaca Anda akan mendapat luberan ilmunya paling tidak sebagian dari ilmunya.

Ikuti tulisan menarik Bambang Udoyono lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler