x

Iklan

Triana Rahma Wulandari

Mahasiswa semester 3 Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Bergabung Sejak: 9 April 2022

Selasa, 12 April 2022 19:31 WIB

Pendekatan Pragmatik Novel Atheis Karya Achdiat K. Mihardja

Novel Atheis Karya Achdiat K. Mihardja merupakan salah satu karya sastra yang menarik dan memiliki magnet tersendiri bagi para pecintanya atau bahkan siapa pun. Dalam novel ini bisa dilakukan Pendekatan Pragmatik, lantas bagaimana isi dari pendekatan Pragmatik dari novel tersebut? Silakan Simak sampai habis, ya!

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Menurut Teeuw, (1984: 22-23) Sastra  Indonesia berasal dari bahasa Sansekerta. Sansekerta  merupakan gabungan dari kata Sas, yang berarti petunjuk, pendidikan. Sedangkan diakhiri dengan tra, biasanya digunakan untuk menunjukkan alat atau sarana. Oleh karena itu, pengertian sastra adalah alat, pedoman, atau pengajaran untuk mengajar.

Secara umum, sastra adalah suatu bentuk  seni yang mengandung nilai-nilai dan unsur-unsur pemikiran, baik tertulis maupun lisan, pengalaman untuk bentuk-bentuk emosi yang imajinatif.  Karya sastra atau karya sastra biasa disebut dengan karya sastra.

Karya sastra adalah cara pandang seorang pengarang atau penulis sastra terhadap berbagai persoalan yang diamati di lingkungannya, antara lain: Penjelasan tentang realitas sosial, berbagai fenomena sosial dan budaya yang  terjadi di masyarakat, disajikan kepada pembaca melalui teks, dan disajikan kembali oleh penulis dalam berbagai bentuk dan cara. Selain itu, tulisan-tulisannya yang ditulis dalam bentuk naratif dapat menghibur, memperluas pengetahuan dan memperkaya  pikiran pembaca dengan cara yang unik.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Karya sastra dapat menjadi media untuk menyampaikan suatu nilai tertentu kepada pembacanya. Fitur ini sekarang dikenal sebagai pendekatan praktis. Pendekatan pragmatik adalah pendekatan yang memandang karya sastra sebagai sarana mengkomunikasikan kepada pembaca tujuan tertentu tertentu, seperti: Tujuan pendidikan, akhlak agama atau tujuan  lainnya. Pendekatan pragmatik mengkaji karya sastra  untuk ciri-ciri yang memberikan tujuan tertentu kepada pembaca. Semakin banyak nilai dan pelajaran yang disampaikan kepada pembaca, semakin baik karya sastra tersebut.

Untuk itu, saya  melakukan proses  pendekatan praktis terhadap novel Atheis setebal 250 halaman karya Achdiat K. Mihardja, terbitan edisi ke-33 (2009). Proses pendekatan pragmatik ini dimaksudkan untuk mengolah data berupa bukti kata, kalimat dan paragraf. Data ini menarik kesimpulan berupa nilai-nilai yang  secara eksplisit atau implisit berguna dalam sebuah cerita atheis.

Sedangkan nilai-nilai ateistik antara lain agama, toleransi, ketekunan, kasih sayang sosial, rasa ingin tahu, komunikasi, tanggung jawab, kemandirian, cinta damai, disiplin, serta membaca dan menulis (Saktiono et al,).2018, hal.154). Karena statistik di atas dapat  diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, statistik tersebut dapat diklasifikasikan sebagai statistik yang berguna yang diberikan penulis kepada pembaca. Secara garis besar nilai-nilai tersebut dapat dibedakan menjadi nilai agama, nilai moral, dan nilai pendidikan.

Pertama, penulis  membahas dari segi nilai-nilai agama yang menjadi landasan cerita ateis itu dibangun. Nilai agama diturunkan dari ajaran untuk mencapai kebaikan di masa depan (kultus Rifa'i, 2016, hlm. 11). Berikut ini adalah bukti dari proposisi ateistik yang dapat dianggap sebagai nilai-nilai agama.

“Tiba-tiba terkilatlah pula pertanyaan dalam hatiku, “Tidak mungkinkah ini suatu kemurahan hati Tuhan jua?” Rahmat-Nya berkat kerajinan beribadat? Suatu bukti yang harus meyakinkan aku akan keluhuran ilmu tarekat yang kuanut itu?”

Ayah dan ibu pun sangat bangga. Diceritakan tentang diriku kepada tiap kenalan. “Sekarang ia sudah bisa sembahyang, kata Ayah. Aku masih ingat ketika aku mulai belajar sembahyang. Aku berdiri di belakang Ayah, di samping ibu. Dan kalau Ayah dan Ibu berzikir, maka aku pun turut berzikir pula.”

Kedua pembuktian teorema di atas merupakan dialog batin Hasan ketika Hasan masih beriman kepada Tuhan. Hal ini dibuktikan dengan bukti pada kalimat pertama, yang  menunjukkan bahwa Hasan mengakui bahwa karunia yang diterimanya selama ini adalah karunia dan rahmat Allah yang dihasilkan dari ketekunannya dalam beribadah. Sebagai bukti, kalimat kedua ingin menunjukkan bahwa Hasan adalah orang yang taat pada perintah Allah sejak dini. Melalui pembuktian kedua teorema tersebut, mungkin penulis ingin menyampaikan bahwa sifat orang yang beriman adalah orang yang mencintai Tuhan dan mengamalkan ajaran Tuhan.

Selanjutnya, penulis  membahas nilai-nilai moral sejarah atheis. Nilai moral mengacu pada kemampuan untuk menilai perilaku yang  benar dan salah, atau perilaku yang baik dan buruk (Wantah, 2005). Pembuktian teorema berikut juga menunjukkan nilai moral yang dapat digunakan pembaca dalam menjalani kehidupan.

“Nafkah dicarinya dengan jalan bekerja sebagai buruh pelabuhan atau sebagai sopir taksi, tempo-tempo berdagang kecil-kecilan.”

“Tapi lama-lama insaflah aku, bahwa dengan marah-marah aku tidak akan bisa mencapai maksudku… pertempuran antara pikiran dan nafsu amarah itu rupanya terbayang pada mukaku dan kelihatan oleh Rusli, sehingga berkatalah Rusli dengan suara yang mengandung sesal…”

“Kartini bergegas ke kamarnya, mengambil sebuah botol eau de cologne yang kemudian diciprat-cipratkannya ke atas sehelai saputangan. Lalu saputangan itu diletakkan di atas hidungku.”

Ketiga pembuktian teorema di atas dapat menunjukkan beberapa nilai moral yang terkandung dalam ateisme. Bukti pada kalimat pertama menunjukkan bahwa karakter sahabat kecil Hasan, Rusli, kesulitan memenuhi kebutuhan hidupnya. Ini juga menunjukkan nilai kerja keras. Sebagai bukti, kalimat kedua menjelaskan toleransi dalam hubungan Rusli dan Hasan, meskipun ada perbedaan prinsip hidup  antara Rusli dan Hasan. Terakhir, bukti pada kalimat ketiga menjelaskan nilai kepedulian sosial dalam karakter Kartini, yang kemudian menjadi istri Hasan ketika Hasan  sakit. Melalui tiga pembuktian kalimat ini,  penulis sangat mungkin ingin memberikan contoh  tidak langsung kepada  pembaca tentang hidup bermoral melalui karakter: ketekunan, pengampunan, dan kepedulian sosial.

Nilai terakhir, nilai pendidikan, merupakan salah satu nilai yang terkandung dalam sebuah novel ateistik. Nilai pendidikan adalah batas dari pembinaan kedewasaan dan diperoleh melalui proses pendidikan (Al Arafat, 2018, h.10). “Empat tahun Rusli hidup di Singapura. Dan selama empat tahun itu ia banyak belajar tentang soal-soal politik… Macam-macam aliran dan stelsel, serta ideologi-ideologi politik dipelajarinya dengan sungguh-sungguh, terutama sekali ideologi Marxisme.” merupakan salah bukti kalimat yang tercatat yang menggambarkan nilai gemar beraliterasi dalam diri Rusli.

Melalui ungkapan ini sendiri, penulis  ingin menyampaikan bahwa dengan membaca banyak  buku, ia bisa menjadi orang yang mahir dalam bidang tertentu dan merangkul pengetahuan baru. Analisis saya terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam novel karya Achdiat K. Mihardja, Atheis, jika dianalisis dengan pendekatan praktis, mengungkap karya sastra relevan yang kaya akan nilai kehidupan. Meskipun ada beberapa dari sekian banyak frasa yang tersedia yang digunakan dalam menulis kritik sastra, nilai agama, moral, dan pendidikan  mudah ditemukan di seluruh isi  novel. Selain itu, buku ini cocok digunakan oleh sekolah dan  pendidik sebagai bahan literasi bagi siswa, khususnya siswa SMA dan sederajat. Selain menggunakan bahasa yang lugas dan  cerita yang menghibur, yang terpenting karena kaya akan nilai-nilai kehidupan yang  membantu membentuk karakter siswa dengan baik dalam proses pembelajaran di kelas.

Tinjauan Pustaka:

Mihardja, Achdiat Karta. (2009). Atheis. Balai Pustaka.

Saktiono, Haryo Seto, Waluyo, Herman J., & Hastuti, Sri Sri Hastuti. (2018). NOVEL ATHEIS KARYA ACHDIAT KARTA MIHARDJA SEBAGAI MATERI PEMBELAJARAN SASTRA : ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN, 6(1). https://jurnal.uns.ac.id/Basastra/article/view/37710

Ikuti tulisan menarik Triana Rahma Wulandari lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu