
Sumber Foto: Pexels/ Buku
Minggu, 22 Mei 2022 05:54 WIB
Malas Membaca Lemah Bahasa
Mayoritas orang Indonesia malas membaca. Paling mereka membaca bacaan ringan saja. Akibatnya kecakapan berbahasa mereka rendah. Saya menduga hal ini ada hubungannya dengan pola asuh. Bagaimana membuat anak anak Anda gemar membaca? Ikuti terus arikel ini.
Dibaca : 744 kali
Oleh: Bambang Udoyono, penulis buku
Ada empat kemampuan bahasa. Pertama membaca. Kedua menyimak. Ketiga berbicara. Keempat menulis. Selanjutnya gabungan dari semua itu. Mana kemampuan tertinggi anda? Berbicara ? Yakin?
Kebanyakan orang mengatakan kemampuan berbahasa yang paling dikuasainya adalah berbicara. Okelah meskipun kalau dikejar lagi belum tentu cara bicaranya baik. Strukturnya, artikulasinya, ontowecono (cara mengatur intonasi) nya belum tentu baik. Tapi paling tidak kebanyakan orang fasih berbicara dalam bahasa ibunya, alias bahasa pertamanya.
Kebanyakan orang menjawab menyimak adalah kecakapan kedua terbaiknya. Sekali lagi oke saja meskipun kalau dikejar dengan uji serius belum tentu nilainya tinggi. Tapi paling tidak sudah mencukupi untuk percakapan sehari hari. Ketika ngobrol ngalor ngidul misalnya, sudah tidak terbentur masalah bahasa.
Nah tapi kalau ditanya kemampuan membaca apalagi menulis kebanyakan orang akan nyengir. Mereka mengakui bahwa membaca itu berat apalagi menulis. Seorang petinggi mengatakan sebenarnya minat baca orang Indonesia tinggi tapi sayang daya bacanya rendah. Mereka hanya membaca wa, itupun paling yang dibacanya hanya yang ringan saja. Mereka yang membaca buku hanya sedikit persentasenya. Akibatnya score PISA Indonesia sangat rendah, bahkan termasuk yang terendah di dunia. Kalau tidak salah nomor tiga dari bawah dari tujuhpuluh dua negara. Ini sebuah fakta yang membuat kita mengelus dada.
Kecakapan berbahasa sangat ditentukan oleh kebiasaan membaca. Maka kalau seseorang jarang membaca bisa dipastikan kemampuan berbahasanya hanya sampai tingkat dasar saja. Mereka tidak akan pernah mencapai tingkat tinggi. Bahkan dalam bahasa mereka sendiri. Coba siapa tahu arti kata pengacu prayojana, mangkus, sangkil, pasal barai, meniangi, mengagihkan, tamadun, penyintas, campiang, tulat, tubin, selumbari, ketedasan. Itu adalah kosa kata bahasa Indonesia. Tapi saya yakin mayoritas orang Indonesia tidak paham artinya.
Apalagi bahasa Inggris. Bisa dipastikan mayoritas orang Indonesia tidak belajar dengan serius. Akibatnya tidak susah ditebak. Satu lagi keanehan orang Indonesia. Ketika ditawari program belajar bahasa Inggris mereka maunya belajar TOEFL, TOEIC, atau semacamnya sedangkan tingkat dasar saja belum mereka kuasai dengan baik. Benar kata Muhtar Lubis bahwa kita bermentalitas jalan pintas. Sayangnya tidak ada jalan pintas dalam belajar bahasa. Kita harus melalui jalan mendaki. Dibutuhkan ketelatènan, ketelitian, kecermatan, kecerdasan dan waktu yang tidak sebentar.
Kebanyakan orang juga ingin program percakapan alias conversation tanpa menyadari bahwa kecakapan ini juga dipengaruhi oleh kebiasaan membaca. Semangkin banyak dan dalam membaca akan semangkin lancar juga percakapan kita.
Menjadi jelas bahwa kecakapan berbahasa dipengaruhi oleh sikap mental. Mereka yang malas membaca akan lemah kecakapan berbahasanya. Mari kita kaitkan dengan peran kita sebagai orang tua. Timbul pertanyaan bagaimana membuat anak keturunan kita rajin membaca agar kecakapan PISA nya tinggi?
Sikap mental dipengaruhi oleh pola asuh orang tuanya. Maka Anda harus memiliki pola asuh yang baik. Masalahnya kita tidak belajar parenting ketika sekolah. Lantas bagaimana solusinya? Paling tidak pelajari buku parenting yang baik. Ikuti seminar parenting. Gabung dengan kelompok yang belajar parenting.
Semoga kita bisa memiliki pola asuh yang baik sehingga generasi muda Indonesia memiliki kemampuan literasi yang tinggi dan score PISA yang tinggi.
Ikuti tulisan menarik Bambang Udoyono lainnya di sini.
Suka dengan apa yang Anda baca?
Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.
22 jam lalu

Pendidikan Islam Sangat Berpengaruh Terhadap Karakter Siswa
Dibaca : 134 kali
19 jam lalu

Trias Politika, antara Kedaulatan Rakyat dan Kedaulatan Tuhan
Dibaca : 181 kali
22 jam lalu

Dualisme Penerbitan Sertifikasi Wartawan antara Dewan Pers dengan LSP Pres Indonesia
Dibaca : 141 kali
1 hari lalu

Pidato Kebudayaan Profesor Salim Said pada Hari Sastra Indonesia 2022
Dibaca : 230 kali
3 hari lalu

Novela Seno Gumira Ajidarma: Suara Hati Seorang Pelacur
Dibaca : 2.280 kali
4 hari lalu

Apresiasi juga Dengki Iringi Kunjungan Jokowi ke Ukraina dan Rusia
Dibaca : 1.054 kali
5 hari lalu

Pendidikan Jarak Jauh Ketlisut dan Raib dari Draft RUU Sisdiknas?
Dibaca : 772 kali
2 hari lalu

Penguatan Profil Pelajar Pancasila melalui Projek dalam Kurikulum Merdeka
Dibaca : 557 kali
3 hari lalu
