Oleh Bambang Udoyono, penulis buku
Hal terpenting dalam hidup ini sejatinya bukan hanya harta tapi jalan hidup yang lurus atau benar. Dalam pengertian ini sudah terkandung kecukupan rejeki. Bukan hanya harta. Pekerjaan kitapun adalah pekerjaan yang sah secara hukum agama dan negara. Pekerjaan yang membawa manfaat buat kita sendiri, keluarga dan masyarakat. Selain itu masih ada lagi nikmat Allah yang lain yang banyak sekali.
Sebenarnya banyak budaya dan tradisi sudah mengajarkannya. Mari kita tengok kalimat mutiara dari seorang filsuf Romawi bernama Marcus Tullius Cicero yang hidup di jaman kekaisaran Romawi antara tahun 106 SM – 43 SM.
“What is morally wrong can never be advantageous, even when it enables you to make some gain that you believe to be to your advantage. The mere act of believing that some wrongful course of action constitutes an advantage is pernicious.” (Marcus Tullius Cicero)
Apa yang secara moral salah tidak pernah bisa menguntungkan, bahkan ketika ia membuatmu mendapat capaian yang kamu kira menguntungkanmu. Tindakan meyakini bahwa rangkaian tindakan salah itu menguntungkan adalah jahat.
Jadi Cicero sudah mengingatkan agar kita jangan melewati jalan bengkok. Mungkin bisa saja jalan itu membawa kita ke keuntungan materi dan kemakmuran. Tapi itu semua akan membawa akibat yang merugikan.
Jadi jalan terbaik adalah jalan yang lurus alias jalan yang benar. Apakah jalan lurus itu? Sudah dijelaskan di dalam Al Qur’an.
Di dalam surah Al Fatihah ayat 5 dan 6 disebutkan:
“tunjukkanlah jalan yang benar (lurus)”
“(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat”
Di manakah jalan lurus itu? Bagaimana caranya melewati jalan lurus itu? Tergantung niatmu dan bimbinganNya. Kalau kamu berniat dan memohon insya Allah akan ada panduan dari Allah ke arah itu. Pertama niatkan saja. Tentu saja sembari berupaya mencari keterangan kepada orang yang sudah melewatinya. Nanti kamu akan dipertemukan dengan orang yang tepat itu.
Jika kamu terlanjur melewati jalan yang salah, awalnya tidak mudah. Tapi tidak perlu kuatir, sebab kamu masih bisa pindah jalur. Kamu hanya butuh waktu dan upaya untuk melewati transisi, jadi niatmu harus kuat agar mampu melewatinya. Kadang ada kendala jadi harus sabar dan ulet, pantang menyerah.
Kalau kamu sudah berada di jalur yang benar situasi akan lebih baik. Tentu di jalan itu masih ada liku likunya. Kadang kamu bertemu sedikit gerimis atau bahkan hujan lebat. Kadang ada kepadatan. Tapi percayalah semuanya akan teratasi karena ada panduanNya.
So, sekali lagi. Awalnya niatkan saja kamu akan melewati jalan kehidpan yang lurus atau yang benar. Jangan lupa memohon petunjuk Allah swt. Nanti kamu akan mendapat bimbinganNya ke arah jalan yang lurus tersebut.
Ikuti tulisan menarik Bambang Udoyono lainnya di sini.