x

Ayu Utami. Foto: Tempo/Dian Triyuli Handoko

Iklan

Rachel Camila Rachim

Mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Bergabung Sejak: 24 Mei 2022

Selasa, 7 Juni 2022 14:00 WIB

Sastrawan Perempuan Periode Reformasi, Ayu Utami.

Terdapat beberapa tokoh kesusastraan pada periode ini, salah satu diantaranya merupakan sastrawan perempuan yang banyak menarik perhatian para pembaca kritikus sebab karya-karya tulisnya yang dianggap membawa pembaharuan dalam dunia sastra di Indonesia, Ayu Utami.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pendahuluan

Perkembangan kesustraan Indonesia tidak bisa dipisahkan dengan fenomena kebahasaan di Indonesia. Sebab, bahasa lah yang menjadi medium dalam sastra. Bahasa juga dapat menunjukan sebuah identitas budaya dan ideologi yang ada dalam sastra tersebut.

Perkembangan sastra di Indonesia terbagi menjadi beberapa angkatan, periode, salah satunya merupakan periode Reformasi. Periode ini ditandai dengan munculnya berbagai karya sastra seperti novel, puisi, cerpen yang bertema sosial politik, khususnya seputar reformasi. Pada periode ini pula, banyak bermunculan sastrawan perempuan. Di era ini, sastrawan perempuan mulai dilihat, bahkan banyak yang mengagumi karya-karyanya, terbukti dari banyaknya karya para sastrawan yang diminati banyak kalangan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ayu Utami, sastrawan perempuan pada periode Reformasi. Ia memiliki karya yang dianggap oleh para kritikus sastra sebagai pembaharuan dalam dunia sastra di Indonesia.

Alasan penulis membahas topik ini, untuk mengajak para pembaca untuk sama-sama mengenal salah satu tokoh kesusastraan perempuan Indonesia di era Reformasi.

Sejalan dengan alasan diatas, penulisan artikel ini juga bertujuan untuk memberi manfaat untuk menambah wawasan para pembaca, agar nantinya penulis maupun pembaca artikel ini dapat mengenal Ayu Utami.

Pembahasan

Justina Ayu Utami atau biasa disebut Ayu Utami, juga biasa dikenal sebagai novelis pendobrak kemapanan, khususnya masalah seks dan agama. lahir di Bogor, Jawa Barat pada 21 November 1968. Beliau merupakan aktivis, jurnalis, dan sastrawan berkebangsaan Indonesia. Ayahnya bernama Johanes Hadi Sutaryo dan ibunya bernama Bernadeta Suhartina. Ia berasal dari keluarga Katolik.

Ayu menempuh pendidikan sekolah dasar di SD Regina Pacis, Bogor dan lulus pada tahun 1981. Lalu melanjutkan ke sekolah menengah pertama di SMP Tarakanita 1 Jakarta dan lulus di tahun 1984. Kemudian melanjutkan pendidikan menengah akhirnya di SMA Tarakanita 1 Jakarta dan lulus pada tahun 1987. 

Setelah itu, Ayu melanjutkan studinya ke perguruan tinggi di Jurusan Sastra Rusia Fakultas Sastra, Universitas Indonesia dan berhasil lulus pada tahun 1994. Pada tahun 1995, ia juga pernah sekolah Advanced Journalism, Thomson Foundation, Cardiff, UK dan Asian Leadership Fellow Program, Tokyo, Japan, pada tahun 1999. Pada masa menjadi mahasiswa, Ayu terpilih menjadi finalis gadis sampul majalah Femina, urutan kesepuluh. Namun, ia tidak menekuni dunia model.

Karier awal Ayu yaitu menjadi sekretaris di perusahaan pemasok senjata. Ayu juga pernah menjadi guest public relation di Hotel Arya Duta. Karier selanjutnya yang ia tekuni adalah menjadi jurnalistik. Ia bekerja sebagai wartawan Matra, Forum Keadilan, dan D & R.

Fakta menarik tentang Ayu, ia pernah mendapat juara pada perlombaan yang diadakan majalah Humor. Dan itu membuatnya sempat menjadi wartawan paruh waktu di majalah tersebut. Saat bekerja sebagai wartawan, ia mendapat banyak kesempatan untuk menulis. Dan mulai dari sana, Ayu mulai aktif menulis kolom mingguan “Sketsa” di harian Berita Buana. Ayu ikut serta dalam mendirikan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dan ikut membangun Komunitas Utan Kayu, sebuah pusat kegiatan seni, pemikiran, dan kebebasan informasi, sebagai kurator.  Ia merupakan anggota redaktur Jurnal Kalam dan peneliti di Institut Studi Arus Informasi

Setelah tidak aktif lagi sebagai jurnalistik, Ayu memulai kariernya pada bidang kepenulisan. Tulisan yang ia tekuni berupa novel dan essai. Pada tahun 1998, Ayu menerbitkan novel yang berjudul Saman. Dari karyanya tersebutlah Ayu mendapat banyak tanggapan baik dari para pembaca dan kritikus sastra  karena novelnya dianggap sebagai novel pembaru dalam dunia sastra Indonesia. Walaupun sebenarnya novel tersebut merupakan karya yang diajukan untuk sayembara penulisan novel Dewan Kesenian Jakarta di tahun 1998. Namun, dalam kurun waktu   tiga tahun, Saman sudah terjual 55 ribu eksemplar dan mengalami cetak ulang lima kali dalam setahun. Karya lainnya yang ia terbitkan berjudul Larung, yang merupakan dwilogi novelnya, Saman dan Larung, juga mendapat banyak perhatian dari pembaca.

Selain Saman dan Larung, Ayu Utami juga menerbitkan karya lainnya, diantaranya:

Novel:

Saman (1998), Larung (2001), Bilangan Fu (2008), Menjali dan Cakrabirawa (2010).

Esai:

Si Parasit Lajang (2003).

Biografi:

Cerita Cinta Enrico (2012) dan Soegija: 100% Indonesia (2012).

Selain memiliki banyak karya, Ayu juga sempat beberapa kali mendapat penghargaan. Ia pernah memenangkan Sayembara Penulisan Roman Terbaik Dewan Kesenian Jakarta tahun 1998 untuk novelnya Saman, ia juga memenangkan Prince Claus Award dari Prince Claus Fund, sebuah yayasan yang bermarkas di Den Haag, tahun 2000, terakhir, ia memenangkan Penghargaan Khatulistiwa Literary Award tahun 2008 untuk novelnya Bilangan Fu.

 

Kesimpulan

Ayu Utami merupakan aktivis, jurnalis, dan sastrawan berkebangsaan Indonesia. Ayu Utami merupakan sastrawan perempuan di Indonesia angkatan 2000, pada periode Reformasi. Namanya mulai dikenal banyak kalangan terutama para kritikus sastra sebab karya novelnya yang berjudul Saman. Novel tersebut dianggap sebagai novel pembaru dalam dunia sastra Indonesia. Selain novel Saman, Ayu juga menerbitkan karya sastra lain yang berbentuk novel, esai, dan biografi. Ayu juga mendapat beberapa penghargaan karena kegigihannya dalam berkarya.

Ikuti tulisan menarik Rachel Camila Rachim lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB