x

Image by Tumisu from pixabay

Iklan

Rachel Camila Rachim

Mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Bergabung Sejak: 24 Mei 2022

Sabtu, 28 Oktober 2023 10:50 WIB

Alih Wahana Naskah Komedi Menjadi Pertunjukkan Stand Up Comedy

Tuturan yang dibuat oleh komika dalam acara Stand Up Comedy adalah susunan pembicaraan berdasarkan topik yang telah ditentukan sebelumnya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pada pembahasan kali ini, penulis akan membahas terkait dua macam seni, yaitu seni sastra, yakni naskah komedi dan seni pertunjukan, yakni Stand Up Comedy, yang keduanya saling berhubungan karena dapat dialihkan wahananya. Dalam dunia sastra, hal fenomena tersebut dikenal dengan istilah  alih wahana.

Alih wahana merupakan peralihan dari satu kesenian ke kesenian lain,  atau dari satu media ke media lain.

Apakah naskah komedi yang berubah menjadi sebuah pertunjukan Stand Up Comedy merupakan salah satu contoh dari alih wahana?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ya! Betul sekali, hal tersebut karena adanya perpindahan arena dari satu seni, yakni seni sastra, ke kesenian lainnya, yakni seni pertunjukan.

Alih wahana dari naskah komedi menjadi pertunjukan Stand Up Comedy tentu saja akan mengalami perubahan dan ada perbedaan di dalamnya, karena dalam naskah komedi hanya terdapat dasar-dasar dan hanya menjadi bahan untuk pertunjukan nantinya. Dan setelahnya akan beralihwahana menjadi pertunjukan Stand Up Comedy yang berkembang dari naskah komedi yang ada, dan melalui improvisasi, seorang komika dapat menjadikan pertunjukan Stand Up Comedy spektakuler.

Stand Up Comedy atau dalam bahasa baku biasa disebut sebagai lawakan tunggal, secara garis besar merupakan sebuah pertunjukan yang mempertontonkan sebuah seni yang di dalamnya berisikan komedi, yang akan dibawakan oleh satu orang penampil yang biasa disebut komika. Stand Up Comedy adalah karya humor yang disampaikan secara terpisah di hadapan penonton secara langsung. Pada dasarnya Stand Up Comedy adalah panggung humor yang sebagian besar komikanya tetap menampilkan humor dan berbicara lugas di hadapan orang banyak. Tuturan yang dibuat oleh komika dalam acara Stand Up Comedy menyusun pembicaraan berdasarkan topik yang telah ditentukan sebelumnya. Di Indonesia, pembicaraan-pembicaraan tersebut biasanya merupakan isu-isu yang menjadi sorotan publik yang dikemas secara menarik agar dapat diiringi dan bersifat mencerahkan, selain itu juga ampuh bagi para pengamat setia Stand Up Comedy untuk memberikan jawaban atas permasalahan tersebut.  Seorang komika harus bisa menampilkan sebuah Stand Up Comedy dengan humor yang bersangkut-paut dengan tema yang telah ditentukan. Secara umum, humor adalah kegembiraan psikologis yang membuat seseorang tertawa. Kisah-kisah tentang kecerdikan, kebodohan, kesulitan, dan keberuntungan tokoh utama akan menyentuh hati sebagian besar penonton. Humor merupakan bagian utama dalam sebuah pertunjukan Stand Up Comedy, karena dengan humorlah pertunjukan akan berbeda dengan karya seni lainnya. Stand up Comedy penting untuk karya sastra lisan masa kini. Seperti karya sastra lainnya, Stand Up Comedy juga digunakan sebagai media untuk menyampaikan pemikiran  dan kekhawatiran yang ada dalam diri penciptanya. Sama seperti penulis atau penulis buku lainnya, sindiran stand-up juga memiliki genre komedinya masing-masing.

Nah! Sedari tadi, kita telah membahas terkait Stand Up Comedy, nih. Jadi,apakah pertunjukan ini dilakukan dan ditampilkan secara spontan? Atau mengikuti naluri saja? Atau seorang komika sudah memiliki serta menguasai suatu panggung dengan materi yang ada di luar kepalanya?

Tentu saja tidak! Hadirnya sebuah pertunjukan Stand Up Comedy bukan serta merta muncul secara spontan, mengikuti feeling Si komika, ataupun penguasaan panggung yang sudah sangat hebat yang dimiliki komika. Sesering apapun ia menampilkan pertunjukan demi pertunjukan, sudah dipastikan ia tetap membutuhkan sebuah naskah sebagai pegangan. Untuk memperoleh hasil yang memuaskan, persiapan yang matang pun harus dimiliki. Dalam hal ini, seorang komika harus mempersiapkan sebuah naskah komedi yang hendak ditampilkan.

Membuat naskah komedi tidak harus menjadi sebuah karya tersendiri. Karena pendekatan teknologi yang meluas, sindiran saat ini lebih kooperatif dibandingkan sebelumnya. Dengan meluasnya informasi yang dibagikan dalam sosial media, memudahkan seorang komika dalam mencari hal apa yang ingin dibawakan pada saat di atas panggung. Permasalahan-permasalahan yang ada dan tersebar dimana-mana dapat dijadikan sebagai bahan untuk seorang komika menemukan topik sesuai tema yang telah ditentukan atau sebagai bahan dalam menentukan tema apa yang ingin ditampilkan. Naskah komedi memiliki perbedaan dari naskah drama/naskah-naskah lainnya. Terdapat tiga elemen wajib yang ada di dalam naskah komedi, yaitu:

  1. Premis

Premis merupakan menentukan pokok bahasan yang menjadi dasar dari pembuatan sebuah naskah komedi, pokok bahasan dibuat guna memfokuskan jalur dari pembahasan yang akan disampaikan saat pertunjukkan nanti, agar tidak terjadi perpindahan/belok ke bahasan lainnya.

  1. Set up

Pada suatu persiapan pertunjukan, sebelum menemukan jokes yang tepat, seorang komika akan membuat pengantar terlebih dahulu, hal ini bertujuan untuk membuat penonton penasaran dan menggiring opini penonton.

  1. Punch line

Jika bit hanya lawakan dasar, punch line sudah berada di puncak karena apabila komika dapat menyampaikan jokes yang membuat penonton tertawa lepas, itu artinya komika mencapai punch line tersebut.

Apabila suatu naskah komedi memuat ketiga elemen di atas, maka bisa menjadi peluang kesuksesan pada pertunjukan Stand Up Comedy. Selain ketiga elemen penting tadi, pada naskah komedi, kita akan menemukan istilah-istilah baru yang tidak ada dalam naskah lainnya. Istilah-istilah baru tersebutlah yang kemudian menjadi unsur penting yang ada di dalam naskah komedi.

Apa saja ya istilah-istilahnya? Yuk simak!

Beberapa istilah yang terkenal pada naskah komedi dan pertunjukan Stand Up Comedy, yakni:

  1. Bit

Biasanya merupakan lawakan dasar yang sering disebut sebagai jokes. Bit bisa mengacu bahkan seringkali menggunakan kata kasar dalam pengungkapannya, hal ini bertujuan untuk membuat penonton tertawa.

  1. Act out

Act out merupakan kesan lucu yang diberikan oleh komika dengan cara bergerak. Pergerakan tiba-tiba yang dilakukan pasti tidak ada dipikiran penonton, sehingga penonton tidak akan menduganya. Penonton juga akan mengerti dengan maksud yang ingin disampaikan komika dengan aktivitas fisik tersebut.

  1. Heckler

Heckler merupakan gangguan yang terjadi pada saat komika sedang beraksi di atas panggung. Gangguannya berupa orang berteriak yang berpotensi mengganggu jalannya stand up comedy.

  1. Riffing

Riffing adalah suatu bentuk ajakan komika pada penonton untuk masuk ke dalam jokes yang sedang ditampilkan.

  1. Impersonation

Adalah bentuk tiruan gaya ucap atau gerakan tubuh suatu tokoh/komika lain.

Istilah lainnya adalah call back, self bullying, kill, roasting, dan bomb.

Naskah dan pertunjukan Stand Up Comedy akan selalu menyenangkan untuk di bahas. Sebab Stand Up Comedy lekat dengan hal lucu, mengundang tawa, dan mengandung lawakan. Tentu saja hal ini mengesankan bagi banyak orang, karena banyak dari kita tentu sangat senang dengan hal-hal yang menyenangkan dan menghibur. Maka dari itu, jika ada pembahasan terkait Stand Up Comedy, pasti akan banyak peminatnya, apalagi membahas teknis pembuatan naskah komedi dan tips untuk pelatihan mandiri menjadi seorang komika. Nah, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi salah satu titik dari hadirnya acara Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) 2023. Dalam acara tersebut terdapat pertemuan yang membahas terkait Stand Up Comedy oleh Sakdiyah Ma’ruf, S.S., M.A. yang memberi judul pertemuan tersebut Lokakarya Stand-Up Comedy dan Humor Sufi.

Dalam pembahasannya, Sakdiyah memperkenalkan genre-genre yang ada pada Stand Up Comedy, diantaranya sebagai berikut:

One-Liners

One-Liner adalah genre kalimat-kalimat pendek dan cepat dengan gabungan topik-topik berbeda dalam satu penampilan.

Story Telling

Genre yang menggunakan satu ide dasar dan mengembangkan menjadi cerita yang logis.

Observational Humor

Genre yang mengandalkan pengamatan hal-hal sehari-hari. Membuat hal-hal ringan sehari-hari menjadi seolah-olah amat penting dan mendesak.

Dark Comedy

Genre yang membahas topik seperti kematian, kekerasan, kekerasan seksual, dan perang.

Character Comedy

Genre yang menggunakan karakter berdasarkan stereotip.

Topical Comedy/Satire

Genre yang memparodikan berita-berita, dan kritik sosial berdasarkan topik-topik terkini.

Wit/Word Play Comedy

Genre yang mengandalkan permainan kata, bahasa, dan konsep.

Selain genre, Sakdiyah juga memberikan pemahaman baru yaitu tentang prinsip utama penulisan naskah komedi, yaitu:

  1. Don’t try to be funny
  2. Peka dengan memahami peristiwa yang akan dibahas.
  3. Mulai dari diri dan identitas sendiri
  4. Kemauan menulis sebanyak mungkin, bahkan Komika professional disebut baru mencapai titik mahir setelah menulis paling tidak 1000 lawakan (jokes).

Sakdiyah memaparkannya pada pertemuan di Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) dengan pembawaan yang ringan dan mudah dimengerti.

Menarik sekali, bukan? Dalam menampilkan Stand Up Comedy ternyata tidak hanya dengan melucu saja, melainkan perlu adanya kemampuan dalam menulis naskah, pemikiran yang luas dalam membuat tiap bahannya, menguasai panggung, menguasai penonton, dan masih banyak lagi

 

DAFTAR PUSTAKA

Firmansyah, M. B. (2016). Representasi bahasa humor dalam acara stand up comedy di Metro TV. KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya2(2), 195-202.

Nurhamidah, I., Pahriyono, P., & Sumarlam, S. (2020). Analisis Wacana Kritis Pada Stand Up Comedy Indonesia. Haluan Sastra Budaya4(2), 199-218.

Ikuti tulisan menarik Rachel Camila Rachim lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB