
Sebuah keluarga yang tangguh, memiliki komitmen yang kuat, saling menghargai dan memberi perhatian, dan berbagi peran sesuai tugas fungsionalnya masing-masing
Kamis, 23 Juni 2022 11:32 WIB
Membangun Keluarga Sebagai Pilar Bangsa dan Negara
Keluarga yang kokoh adalah pilar negara. Kalau keluarga kokoh maka negara akan kuat juga. Bagaimana memnabgun keluarga yang kokoh ? Sila baca terus.
Dibaca : 443 kali
Membangun Keluarga Sebagai Pilar Bangsa dan Negara
Bambang udoyono, penulis buku
Indonesia yang maju, modern, kuat, adil dan makmur adalah cita cita kita semua. Sudah banyak teori pembangunan yang dikembangkan para pakar. Tapi tidak banyak yang membahas soal keluarga. Sedangkan keluarga sejatinya bisa menjadi pilar bangsa. Semangkin banyak keluarga yang kokoh maka akan semangkin kuat juga suatu bangsa. Mari kita cermati pendapat seorang politisi berikut ini,
Keluarga sebagai pilar bangsa
If a country is to be corruption free and become a nation of beautiful minds, I strongly feel there are three key societal members who can make a difference. They are the father, the mother and the teacher. (A.P. J. Abdul Kalam)
Jika sebuah negara mau bebas korupsi dan menjadi bangsa yang memiliki pikiran cerdas, saya yakin ada tiga anggota kunci masyarakat yang bisa membuat perbedaan. Mereka adalah ayah, ibu dan guru demikian kata mutiara dari Abdul Kalam, mantan presiden India dari 2002-2007.
Abdul Kalam memiliki pandangan unik terhadap pencegahan dan pembrantasan korupsi. Pandangannya menekankan pada pentingnya peranan keluarga. Di sinilah keunikannya. Biasanya orang memakai pendekatan struktural, legal formal, atau kultural. Tapi Abdul Kalam menekankan peranan orang tua dan guru. Ini sangat menarik buat saya sebagai pengamat parenting. Mengapa orang tua berperan penting dalam hal pencegahan korupsi? Mari kita otak atik.
Parenting membentuk karakter
Parenting sangat penting karena membentuk karakter seseorang. Pola asuh orang tua, terutama di masa awal kehidupan anak sangat menentukan karakternya. Apakah akan menjadi Lesmono Mondrokumoro (Saya sudah pernah menulis artikel tentang ini. Intinya perlakuan memanjakan sehingga anak menjadi malas, manja, dan demanding) ataukah akan menjadi Gatotkoco (Satria perkasa yang melindungi rakyatnya), ataukah akan menjadi Sengkuni (Tokoh licik yang menghalalkan segala cara).
Dalam teori kompetensi sekarang dikenal ada unsur skill (ketrampilan), knowledge (pengetahuan) dan attitude (sikap mental, perilaku). Ketiganya didapatkan dalam pendidikan keluarga dan sekolah. Sikap mental (attitude) terutama dibentuk di dalam keluarga. Sekolah punya peranan juga tapi lebih utama di dalam keluarga. Sedangkan skill dan knowledge (pengetahuan) didapat di sekolah dan di keluarga juga.
Setelah anak anak sekian lama mendapatkan pendidikan di keluarga dan di sekolah lalu berkarya di bisnis atau pemerintahan maka sebagian orang akan sampai pada posisi yang menggoda. Di sinilah peranan karakter sangat menentukan. Mereka yang memiliki karakter kuat seperti Gatotkoco akan tetap bertahan di tengah godaan. Sedangkan yang memiliki karakter seperti Sengkuni justru akan menganggap itu semua sebagai sebuah peluang.
Jadi values menentukan sikapnya menghadapi hal itu. Values atau nilai yang dianut seseorang juga ditentukan di dalam keluarga. Maka sekali lagi peran orang tua sangat menentukan values seperti apa yang dianut anak anaknya. Dan values ini sangat menentukan pada saat mereka menghadapi situasi yang menggoda itu.
Oleh karena itu orang tua harus menanamkan karakter, sikap yang kuat , values yang positif, kepada anak anaknya. Pertanyaan berikutnya, bagaimana cara melakukannya? Paling tidak ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
cara membentuk karakter anak
Paling tidak ada bberapa cara untuk membentuk karakter anak.
Teladan
Teladan atau contoh adalah salah satu hal paling pokok. Jika orang tua menghendaki anak anaknya tidak korup maka dia sendiri juga jangan korupsi. Dan jelaskan kepada anak anaknya mengapa dia tidak korupsi. Sampaikan alasannya. Misalnya karena dia bertekad membangun negara yang bebas korupsi. Dia ingin memberikan amal terbaiknya kepada bangsa dan negara dengan tidak korupsi. Teladan ini jauh lebih penting daripada nasehat.
Wacana
Selain contoh, kata kata, wacana juga harus baik dan harus sama dengan perbuatan atau contoh perilaku. Wacana, nasehat, omongan sebaik apapun akan sia sia saja kalau contohnya berlawanan. Menasehati anak agar jangan korupsi akan sia sia kalau dia sendiri korupsi. Wacana atau dialog dua arah dalam keluarga juga sangat penting karena akan membentuk ketiga unsur pokok tadi yaitu attitude, skill dan knowledge. Bangun kebiasaan berwacana dua arah. Orang tua harus mampu menciptakan kebiasaan membahas dan berdiskusi tentang banyak hal. Perlu ditekankan bahwa diskusi bukan eyel eyelan, bukan asal beda pendapat. Diskusi adalah mencari keterangan lengkap, menyusun argumen berdasar fakta dan data akurat dan lengkap, bukan parsial saja.
Tontonan
You are what you watch, kata wong londo. Anda dibentuk oleh apa yang anda lihat. Maka segala macam tontonan yang masuk ke keluarga harus dipastikan tidak berlawanan dengan ajaran Islam. Artinya cerita horor, klenik, mistik, kriminal dan gosip harus tidak ditonton. Jangan sampai nonton acara seperti itu menjadi rutin. Itu berpengauh buruk pada pikiran, sikap mental. Pilih hiburan yang sehat masih banyak kok.
Bacaan
You are what you read, kata wong londo lagi. Anda dibentuk oleh bacaan anda. Maka pastikan segaa lacam bacaan yang masuk harsyang baik. Dan tidak ada bacaan yang lebih baik daripada Al Qur’an. Inilah yang akan membentuk sikap mental ang sangat baik. Jadi pastikan keluarga anda membacanya setiap hari. Jangan lupa baca terjemahannya kalau anda belum menguasai bahasa Arab.
Makanan
You are what you eat. Anda dibentuk oleh makanan. Bukan hanya fisik saja yang dibentuk oleh makanan tapi juga mental. Maka ada dua syarat untuk makanan yaitu halal dan toyib. Legal secara agama dan baik. Makanan yang tidak halal bisa saja baik, tapi kalau rutin memakan makanan haram maka mata hati akan tertutup sehingga tidak melihat kebenaran yang sejati, yang diajarkan oleh Allah swt. Jadi pastikan keluarga anda mendapatan makanan yang halal dan toyib. Tidak perlu makanan mewah.
Ringkasan
Keluarga adalah pilar bangsa. Itulah kesadaran yang harus ditanamkan kuat di setiap keluarga Indonesia. Bentuk karakter anak anak Anda dengan teladan baik. Bangun kebiasaan berwacana dua arah. Beri anak anak Anda bacaan berkualitas. Beri mereka tontonan berkualitas. Suguhkan kepada mereka makanan halal dan toyib. Insya Allah anak anak Anda akan memiliki karakter baik. Keluarga Anda akan menjadi sakinah ma waddah wa rahmah. Keluarga Anda aan menjadi pilar buat bangsa dan negara.
Ikuti tulisan menarik Bambang Udoyono lainnya di sini.
Suka dengan apa yang Anda baca?
Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.
21 jam lalu

Pendidikan Islam Sangat Berpengaruh Terhadap Karakter Siswa
Dibaca : 133 kali
18 jam lalu

Trias Politika, antara Kedaulatan Rakyat dan Kedaulatan Tuhan
Dibaca : 180 kali
21 jam lalu

Dualisme Penerbitan Sertifikasi Wartawan antara Dewan Pers dengan LSP Pres Indonesia
Dibaca : 140 kali
1 hari lalu

Pidato Kebudayaan Profesor Salim Said pada Hari Sastra Indonesia 2022
Dibaca : 229 kali
3 hari lalu

Novela Seno Gumira Ajidarma: Suara Hati Seorang Pelacur
Dibaca : 2.279 kali
4 hari lalu

Apresiasi juga Dengki Iringi Kunjungan Jokowi ke Ukraina dan Rusia
Dibaca : 1.053 kali
5 hari lalu

Pendidikan Jarak Jauh Ketlisut dan Raib dari Draft RUU Sisdiknas?
Dibaca : 771 kali
2 hari lalu

Penguatan Profil Pelajar Pancasila melalui Projek dalam Kurikulum Merdeka
Dibaca : 556 kali
Kamis, 30 Juni 2022 13:49 WIB
