x

Iklan

Andrie Hidayat

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 Juni 2022

Selasa, 28 Juni 2022 17:43 WIB

Socrates: Gadfly of Athena

Layaknya lalat, setiap saat berkeliling, dan mengganggu orang-orang yang ditemuinya dengan pertanyaan-pertanyaan kritis tentang kebijaksanaan...

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Socrates merupakan salah satu dari tiga filosof besar dalam sejarah filsafat, selain Plato dan Aristoteles. Dia tinggal di Athena dan merupakan filosof pertama yang orientasi filsafatnya adalah manusia, setelah filosof-filosof pra-socratik, atau yang lebih dikenal dengan filosof alam. Di Athena, dia berperawakan seperti orang gila: jidat lebar, mata melotot, daging bibir lebar, berpenampilan sederhana, dan tidak memakai alas kaki atau sandal. Kegiatan sehari-harinya adalah berkeliling alun-alun kota Athena.

Tidak hanya sekedar berkeliling, Socrates melakukan tanya jawab dengan penduduk kota, meskipun pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan kerap kali membuat mereka kesal. Layaknya lalat, setiap saat berkeliling, dan mengganggu orang-orang yang ditemuinya dengan pertanyaan-pertanyaan kritis tentang kebijaksanaan kepada mereka, hingga Socrates mendapat julukan Gadfly of Athena.

Tanya jawab, atau dalam hal ini diskusi, yang dilakukan Socrates tidak semata tanpa tujuan atau tanpa maksud tertentu. Dia bertanya bukan karena dia mengetahui terhadap suatu hal, tetapi dia bertanya sebab dia tidak mengetahui apa-apa. Karena dia tidak tahu, maka dia mencari pengetahuan dengan mengajak orang-orang bicara.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Socrates selalu mengajukan pertanyaan-pertanyaan kritis hingga memojokkan lawan bicaranya. Tujuannya adalah membuat mereka berpikir dan menggunakan akalnya, karena Socrates percaya bahwa kebenaran sejati terletak pada akal manusia. Artinya Socrates mengungkapkan kebenaran dengan cara diskusi.

Namun, sayangnya upaya Socrates tidak berakhir baik. Diskusi yang telah dia lakukan mendapat pandangan buruk dari orang-orang Athena. Dia dituduh telah melakukan tiga hal yang telah mengancam adat dan kepercayaan yang telah melekat di Athena. Socrates dianggap telah merusak kaum muda dengan diskusi-diskusi yang dilakukannya.

Selain itu, Socrates juga dituduh telah memperkenalkan dewa-dewa baru dan kepercayaan yang berbeda dengan yang dianut masyarakat setempat, hingga akhirnya dia diadili dalam sebuah peradilan, dengan 220 orang memihaknya dan 280 sisanya memilih untuk dikenakan hukuman. Socrates dihukum meminum racun, dan meninggal setelahnya.

Di sisi lain, hal tersebut tidak mengurangi sumbangan besar yang telah diberikan oleh Socrates kepada para filosof-filosof mendatang. Dengan terapannya yang berorientasi kepada manusia (humanis) menjadi dobrakan besar dalam dunia filsafat.

Ikuti tulisan menarik Andrie Hidayat lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler