x

Iklan

Syarifudin

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 29 April 2019

Rabu, 29 Juni 2022 13:07 WIB

Hanya 17% Koleksi Buku Taman Bacaan di Indonesia yang Memadai, Apa Artinya?

Memprihatinkan, 61% koleksi buku taman bacaan di Indonesia tidak memadai, 22% mungkin memadai dan hanya 17% yang sudah memadai. Itulah hasil survei tata kelola taman bacaan 2022

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Apakah koleksi buku di taman bacaan sudah memadai?

Faktanya, 61persen jumlah koleksi buku taman bacaan di Indonesia belum memadai dan 22 persen menganggap mungkin memadai. Hanya 17 persen taman bacaan yang koleksi bukunya sudah memadai. Itu berarti, koleksi buku yang ada di taman bacaan tergolong masih minim. Itulah hasil Survei Tata Kelola Taman Bacaan tahun 2022 yang dilakukan TBM Lentera Pustaka (Juni 2022).

 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bila dibandingkan survei yang sama pada tahun 2019, koleksi buku taman bacaan yang memadai mengalami peningkatan 11%, dari sebelumnya 6% menjadi 17%. Karena itu, perhatian terhadap penambahan jumlah dan jenis buku di taman bacaan patut ditingkatkan. Karena pada dasarnya, buku adalah “nafas” taman bacaan. Sebagai indikator utama untuk meningkatkan kegemaran membaca di berbagai daerah.

 

Ada tantangan besar yang dihadapi taman bacaan di Indonesia, khususnya dalam hal koleksi buku bacaan. Survei Tata Kelola Taman Bacaan tahun 2022 ini diikuti 109 pegiat literasi dari 79 kabupaten/kota di 24 provinsi di Indonesia, seperti: DKI Jakarta, Jatim, Jabar, NTT, NTB, Jambi, Jateng, Sumut, Maluku, Papua Barat, Sulsel, Sumbar, Kalbar, Sulbar, Sultra, Aceh, Banten, Lampung, Sumsel, Riau, Sulteng, Maluku Utara, Bengkulu, dan Kalteng. Survei ini menyiratkan pentingnya membangun kepedulian masyarakat dan korporasi untuk ikut mendonasikan buku-buku bacaan. Karena buku adalah modal penting taman bacaan untuk mengundang daya tarik masyarakat, terutama anak-anak untuk membaca.

 

“TBM Lentera Pustaka melakukan survei tata kelola taman bacaan ini setiap tiga tahunan. Untuk mendapatkan potret objektif dari pegiat literasi di taman bacaan. Data survei ini diperoleh dari 109 pegiat literasi di 79 kabupaten/kota di 24 provinsi. Ke depan, menurut saya, aktivitas taman bacaan harus berbasis data sebagai masukan dan memetakan kondisi konkret di lapangan” ujar Syarifudin Yunus, Pendiri dan Kepala Program TBM Lentera Pustaka sekaligus pelaksana Survei Tata Kelola Taman Bacaan tahun 2022 ini.

 

Survei ini kian mempertegas, bahwa tradisi baca di Indonesia bukan hanya soal minat yang rendah. Tapi sangat bergantung pada ketersediaan buku bacaan yang masih tergolong minim. Akses bacaan sangat dipengaruhi oleh jumlah koleksi buku. Maka di era digital sekarang, sangat wajar bila perilaku membaca kian terpinggirkan. Bila dibandingkan aktivitas gawai dan menonton TV.

 

Animo membaca yang kian rendah, tentu berkonsekuseni terhadap kualitas manusia. Pada tahun 2021 lalu, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia menduduki peringkat 107 dari 189 negara. Karena itu, harus ada upaya konkret untuk membumikan gerakan membaca secara lebih masif dan berkelanjutan. Salah satunya dengan meningkatkan koleksi buku di taman bacaan yang ada di masyarakat.

 

Melalui survei ini, pemerintah dan korporasi diharapkan ikut aktif membina taman bacaan dan memberikan kontribusi dalam bentuk penyediaan buku bacaan. Agar koleksi buku bacaan menjadi lebih banyak dan variatif sehingga taman bacaan diminati anak-anak dan pembaca. Salam literasi. Salam literasi #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka #BacaBukanMaen

Ikuti tulisan menarik Syarifudin lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler